banner-detik
YUMMY MOMMIES

Evi Andarini, "Ibu Bekerja Itu Nggak Boleh Melupakan Kodratnya"

author

adiesty12 Dec 2016

Evi Andarini, "Ibu Bekerja Itu Nggak Boleh Melupakan Kodratnya"

"Sebagai istri yang juga bekerja, saya juga tidak boleh melupakan kodrat saya untuk mendedikasikan diri kepada keluarga," ungkap Evi Andarini, Public Relations Manager Buka Lapak.

Saya percaya, perempuan dan lelaki punya persamaan hak. Sudah nggak zamannya lagi, deh, menganggap dan membatasi gerak langkah perempuan. Toh, sebagai perempuan juga sangat sadar bahwa tetap saja ada kodrat yang tidak boleh dilupakan dan ditinggalkan. Hal ini jugalah yang diyakini Evi Andarini, sebagai perempuan bekerja sekaligus istri dan calon ibu.

Perkenalan saya dengan Public Relations Manager Buka Lapak ini sebenarnya tidak terlepas karena masalah pekerjaan. Beberapa waktu lalu, Mommies Daily dan Buka Lapak memang sempat bekerjasama dengan membuat talkshow seputar kesehatan janin. Ndilalahnya, ternayata PR Manager Buka Lapak ini ternyata juga memang sedang hamil pertama. Jelas, dong, ya, kalau talkshow semacam ini memang bisa jadi 'nutrisi' buat ibu baru.

Evi Andarini juga mengakui sebagai calon ibu, dirinya bersama sang suami, Ilwan Pradipta memang membutuhkan banyak informasi yang berkaitan dengan parenting. "Kami banyak membaca buku-buku parenting karena sekarang kan pola asuh sudah berbeda dengan jaman dulu, ya. Jadi kami juga perlu tahu bagaimana mengasuh anak dengan baik. Apalagi kami berdua kan bekerja. Tapi kami percaya bahwa apa yang dituliskan dalam buku parenting itu tidak bisa semuanya ditelan mentah-metah, tentunya kita perlu melihat apakah pola asuh seperti apa yang cocok diterapkan untuk anak kami nantinya. Perlu ada adjustment disesuaikan dengan karakter sang anak juga," paparnya.

Evi Andarini

Iya, untuk menjadi orangtua itu kan memang nggak ada sekolahnya, padahal menjadi orangtua merupakan sebuah proses yang nggak akan pernah selesai dan perlu dipelajari. Benarkan?

Mbak, ceritain sedikit dong, mengenai kehamilan pertamanya ini. Ada keluhan apa lebih banyak rasa bahagianya?

Kami menikah di Bulan September 2015, dan baru dikasih momongan sekitar bulan maret 2016.  Proses menuju kehamilan sih Alhamdulillah tidak memerlukan treatment khusus, ya waktu itu setelah menikah kami memang nggak langsung dikasih momongan. Tapi, ya kami pasrah aja dan berdoa. Kebetulan waktu itu suami saya masih dinas di Bandung. Tapi memang setiap weekend kita ketemu, suami saya selalu menyempatkan untuk pulang ke rumah. Meskipun long distance, kami berdua selalu berkomitmen untuk menjaga komunikasi. Setiap malam pulang kerja kami selalu menyempatkan untuk whatsapp call atau skype.

Begitupula saat sudah hamil pun kita masih long distance, nah Alhamdulillah saya nggak mengalami yang namanya mual, pusing, dan syndrom orang hamil lainnya. Jadi hari-hari berjalan lancar aja, makan pun gak ada pilih-pilih. Tapi dokter mnganjurkan untuk menghindari segala makanan yang dibakar, asap, dan mentah. Untung banget dedek bayi nya kayanya pengertian banget, tahu banget kalau mamanya sendirian di rumah, papa nya jauh di Bandung, hahaha. Bahkan ketika saya ditanya ngidam apa, saya juga bingung ngidam apa, karena kan katanya kalau orang ngidam itu pingin sesuatu dan harus saat itu juga dituruti kan, nah kebetulan saya nggak pernah ngerasain kaya gitu. Ya ada sih waktu itu pingin buah lontar, tapi itu juga nggak harus saat itu juga minta dibeliin. Ya besok-besok juga nggak apa-apa. Pengertian banget, ya, dedek nya hehehe. Tapi syukurlah pada bulan ke-7 kehamilan, suami saya dipindahtugaskan ke Jakarta, dan saya saat ini juga ditemani oleh orang tua menjelang persalinan.

Ada cerita seru nggak saat hamil?

Alhamdulillah juga di kehamilan pertama ini janin nya cukup kuat, karena waktu itu sebetulnya saya dan suami sudah merencanakan untuk liburan ke Jepang sejak bulan Januari 2016. Nah ternyata di bulan Maret 2016, saya positif hamil. Nah sebetulnya kan di trimester awal atau sebelum week ke-14 ibu hamil tidak dianjurkan untuk naik pesawat apalagi kalau jarak jauh karena katanya janin belum menempel sempurna. Nah, penerbangan ke Jepang waktu itu ditempuh kalau nggak salah sekitar 7 jam. Waktu saya konsultasi ke dokter kandungan bahwa saya akan merencanakan liburan ke Jepang, dokter hanya ketawa aja, karena mungkin melihat kondisi saya cukup kuat kali ya, lalu saya diberi obat penguat kandungan yang harus diminum sebelum berangkat. Tapi ya Alhamdulillah, meskipun perjalanan jauh dan selama di Jepang kita banyak jalan kaki, dan sempet waktu pulang dari Jepang ke Indonesia saya sempet agak masuk angin, tapi si dedek baik-baik saja dan masih sehat. Kayanya dia pun seneng menghirup udara segar di Jepang hehehehe…

Selama hamil ada perubahan yang cukup signifikan nggak? Misalnya pola hidup atau kebiasaan lainnya.

Kebetulan dari sebelum hamil saya selalu menjaga pola hidup sehat, saya sudah tidak minum soda dan makan mie instan sejak kuliah. Makan junk food juga bisa dihitung jari dalam setahun. Saya dan suami juga tidak merokok. Cuma memang frekuensi olahraga yang masih kurang. Jadi semenjak hamil ya kami jadi lebih sering olahraga ringan seperti jalan kaki dan berenang.

Selama ini ada nggak, sih, persiapan khusus Mbak dan suami menjadi orangtua baru? Mengikuti kelas laktasi, parenting atau membeli beragam buku misalnya….

Kami banyak membaca buku-buku parenting karena sekarang kan pola asuh sudah berbeda dengan zaman dulu ya. Jadi kami juga perlu tahu bagaimana mengasuh anak dengan baik. Apalagi kami berdua kan bekerja. Tapi kami percaya bahwa apa yang dituliskan dalam buku parenting itu tidak bisa semuanya ditelan mentah-metah, tentunya kita perlu melihat apakah pola asuh seperti apa yang cocok diterapkan untuk anak kami nantinya. Perlu ada adjustment disesuaikan dengan karakter sang anak juga

Bumil itu kan dipercaya nggak boleh stress, supaya janin juga bisa bahagia. Sayangnya saat hamil pertama ada saja rasa khawatir yang dirasakan, bagaimana dengan Mbak Evi?

Ya, kalau baper-baper sedikit selama hamil sih pasti ada aja lah yaaa... namanya juga ibu hamil pasti lebih sensitive, lau ada masalah biasanya saya akan komunikasikan dengan suami supaya dia juga mengerti sehingga tidak perlu sedih atau jadi bertengkar berlarut-larut.

Sebagai perempuan bekerja, bagaimana sih cara-cara Mbak supaya bisa tetap menikmati bekerja di tengah kehamilan.

Alhamdulilah di Bukalapak jam kerja fleksibel, namun kami tetap harus bertanggung jawab dengan result yang ingin dicapai, rekan kerja maupun atasan sangat supportive sehingga bekerja di tengah kehamilan tetap menyenangkan. Meskipun demikian, saya menerapkan kedisiplinan dalam bekerja kepada tim, sehingga pekerjaan tetap terencana, terkordinasi dengan baik, dan tidak overload.

Sebelum cuti, apa saja persiapan yang mbak lalukan lebih dulu supaya nanti saat kembali bekerja bisa lebih dengan maksimal lagi?

Komunikasi pekerjaan di kantor kami lakukan melalui banyak cara baik melalui email, telegram group, dll. Sehingga meskipun cuti saya tetap terupdate perihal pekerjaan atau campaign yang sedang berjalan.

Sebelum cuti saya juga telah mengkordinasikan dengan tim terkait handover pekerjaan selama saya cuti, maupun saya telah menyiapkan timeline pekerjaan untuk 1 tahun ke depan, sehingga memudahkan tim dalam mengimplementasikan nya meskipun saya sedang cuti melahirkan yang cukup lama.

Saat ini kan style parenting sangat banyak, kebayang nggak bagaimana style parenting Mbak dan suami yang akan diterapkan di rumah?

Yang jelas kita harus berusaha untuk menjadi teman sekligus orang tua bagi anak kita. Karena ketika kita bisa memposisikan sebagai teman bagi anak, maka dia juga akan nyaman berkomunikasi dengan kita. Sebagai orang tua kita juga harus selalu update dengan perkembangan anak-anak saat ini, kita harus melek teknologi juga dan harus tau trend di jaman anak kita itu seperti apa, sehingga kita bisa memberikan pendampingan yang baik kepada sang anak. Jadi alih-alih memarahi, kita harus bisa memberikan arahan yang baik kepada anak, apa yang baik untuk dia dan apa yang tidak. Bagaimana kita tahu mana yang baik dan yang tidak, tentunya kita harus mengetahui dong trend-nya. Sehingga anak juga harapan nya bisa mendengarkan saran dari ortunya. Tapi dengan menjadi teman bagi anak, kita juga harus menerapkan kedisiplinan dan budi pekerti yang baik kepada anak, karena kami berdua percaya bahwa kedisiplinan dan budi pekerti adalah bekal yang baik untuk masa depan anak.

Menurut Mbak, menjadi orangtua dan istri di zaman sekarang, apa saja tantangan terbesarnya?

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, tren yang berkembang di anak-anak sekarang sudah berbeda dengan jaman dulu, jadi kita sebagai ortu juga harus mengerti trend tersebut. Itu tantangan buat ortu, karena banyak ortu yang merasa bahwa buat apa kita ngikut tren anak jaman sekarang karena nggak sesuai umur, sebetulnya yang terpenting adalah kita tahu aja juga sudah cukup bukan berarti harus mendalamikan.

Sebagai istri yang juga bekerja, saya juga tidak boleh melupakan kodrat saya untuk mendedikasikan diri kepada keluarga. Saya bahkan telah mempersiapkan diri dengan beberapa keahlian jika suatu saat nanti saya harus meninggalkan karier demi keluarga. Bahkan sebelum saya menikah, saya sudah mengambil kelas S2 karena waktu itu saya berpikir saya harus mempersiapkan diri kalau seandainya suami saya tidak mengijinkan saya untuk berkarir, maka saya bisa alih profesi ke pekerjaan yang lebih fleksibel seperti menjadi dosen atau entrepreneur.

Sebagai orangtua, ada nggak sih, kekhawatiran terbesar apa yang sering Mbak rasakan?

Tidak perlu khawatir, yang terpenting adalah direncanakan dengan baik, dikomunikasikan dengan pasangan, serta menerapkan prinsip keterbukaan di dalam keluarga. Karena yang terpenting adalah bukan kekhawatiran, namun bagaimana solusi yang terbaik untuk mengatasi apa yang kita khawatirkan tersebut.

Jika diminta untuk menilai diri sendiri, kira-kira Mbak tipe orangtua seperti apa, sih?

Demokratis kali ya ahahaha

Orangtua sukses menurut Mbak orangtua seperti apa sih?

Semua orang tua menurut saya memiliki gaya parenting sendiri-sendiri, dan kita tidak bisa menilai bahwa gaya tersebut sukses atau tidak sukses. Ukurannya adalah bagaimana menciptakan sebuah keluarga yang bahagia dan berkualitas. Artinya kita telah berhasil mengatasi berbagai tantangan dalam rumah tangga serta melakukan pembenahan-pembenahan yang baik.

 

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan