Sorry, we couldn't find any article matching ''
Menjadi Bapak, Pekerjaan Tersulit & Penting Dalam Hidup
Ditulis oleh: Doni Wahyudi
Jujur saja, saya binggung saat diminta Fia, Managing Editor Mommies Daily untuk berbagi cerita tentang milestone sebagai seorang bapak. Begini, buat saya, menjadi bapak saja sudah merupakan pencapaian terbesar seorang laki-laki. Dan semua periode setelah itu adalah proses belajar yang tidak akan pernah selesai.
Menjadi bapak adalah sebuah pengalaman yang mengubah hidup. Bukan cuma saya, semua laki-laki di seluruh dunia saya yakin merasakan hal yang sama. Dan saya sangat beruntung diberi kesempatan itu, untuk memiliki anak yang sangat saya cintai.
Lalu apa milestone saya setelah menjadi seorang bapak?
Saya pribadi tidak mau menyebutnya sebagai sebuah milestone, tapi sebagai keberuntungan. Atau lebih tepatnya berkah. Berkah tersebut adalah kesempatan yang saya punya untuk memiliki keterlibatan yang sangat besar dalam (nyaris) seluruh kehidupan anak saya. Kenapa nyaris? Karena seberapa besarpun keinginan saya untuk selalu terlibat dalam momen penting masa pertumbuhannya, tak seluruhnya bisa terlaksana.
Dua pekan setelah Bumi lahir saya harus meninggalkan dia lebih dari satu bulan. Saya juga tidak mengantar dia di hari pertama masuk playgroup. Atau saat pentas seni di TK besar. Pekerjaan sering membuat saya meninggalkan keluarga selama beberapa hari atau bahkan beberapa pekan. Sedih? Saya, sih, tidak. Kecewa? Sangat.
Kata kuncinya adalah melibatkan diri. Bahkan sebelum si anak lahir. Saya ingat sekali kalau sepanjang periode istri mengandung, hanya sekali saya absen mengantar kontrol ke dokter. Sembilan bulan yang menghebohkan itu saya pikir adalah pemanasan sebelum kita, kaum laki-laki, resmi menjadi bapak. Bersabar pada istri yang mengandung adalah sebaik-baik latihan kita bersabar setelah memiliki anak.
Ketika istri saya sedang berjuang untuk memenuhi hak Bumi dengan memberikan ASI, saya pun berusaha untuk terus mendukungnya. Saya cukup paham kalau menyusui tidak hanya melelahkan secara fisik, tapi secara emosional. Saya juga ingat, di masa awal menyusui, istri saya cukup banyak menghadapi banyak kendala, ASI sempat mampet tidak keluar sehingga perlu booster. Untung saja waktu itu istri saya tidak sampai mengalami baby blues atau post partum depression.
Selanjutnya, setelah anak kami, Bumi, masuk playgroup, di hari pertamanya atau saat ia pentas seni, saya memang tidak bisa hadir. Walaupun begitu, saya mewajibkan diri saya sendiri untuk punya keterlibatan besar dalam proses perkembangan anak. Terutama perkembangan mentalnya. Saya percaya anak laki-laki harus dilatih dan dididik sejak dini untuk menjadi seorang 'gentleman'. Dan seorang bapak punya peran besar dalam pembentukannya.
Di usianya yang keenam sekarang, Bumi memang masih sering berargumen jika diminta melakukan satu, dua hal. Tapi saya dan istri tahu saya sudah menanamkan hal yang benar dan dia melangkah ke arah yang benar saat pada suatu hari tiba-tiba dia bilang, “Nanti kalau bapak dan ibu sudah tua, aku aja yang nyetir mobil ya. Nanti bapak sama ibu aku beliin mobil satu-satu biar gak capek kalau pergi ke mana-mana.” Atau ketika dia tiba-tiba menawari mentraktir kami makan di luar setelah mendapat uang dari kakeknya.
Pernah dengar ungakapan 'lead by example', dong? Memberi contoh pada anak adalah hal terbaik lain yang bisa dilakukan seorang bapak – terlebih pada anak laki-laki. Anak laki-laki butuh role model, sosok yang bisa mereka tiru dan belajar darinya. Saya tentu saja tidak sempurna, tapi saya pastikan saya memberikan usaha yang sempurna untuk menjadi contoh yang baik. Dari hal-hal yang kecil dan sederhana saja, misalnya bersyukur, sopan, dan menatap mata saat berbicara.
Karena alasan itulah seorang bapak sebenarnya punya tanggung jawab yang sama besar dengan ibu dalam hal membesarkan dan mendidik anak. Sebenarnya bahkan lebih besar dari tanggung jawab. Itu adalah sebuah panggilan hidup.
Menjadi bapak adalah pekerjaan paling sulit, paling penting, namun juga paling indah yang bisa didapatkan seorang laki-laki. Saya bersyukur sudah menjalaninya enam tahun ini. Dan saya bersyukur akan menjalaninya di sisa hidup saya.
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS