Wahai Ibu Bekerja, Berhenti Memikirkan 5 Hal Ini!

#MommiesWorkingIt

Mommies Daily・02 Jun 2016

detail-thumb

Ditulis oleh: Nina Samidi

Selalu merasa bersalah karena meninggalkan anak-anak untuk bekerja adalah salah satu hal yang TIDAK BOLEH dilakukan oleh ibu bekerja. Apa lagi yang tidak boleh?

Yang tidak boleh dilakukan ibu bekerja

*Image dari www.businessnewsdaily.com

Bekerja melebihi jam kerja

Mommies Daily pernah menulis bahwa saat ini sudah tidak zamannya lagi bekerja lembur terus menerus makanya ada tips menjadi pekerja anti lembur. Sesekali okelah, tapi kalau itu menjadi kebiasaan, berarti ada yang salah dengan time management kita. So, pastikan bahwa kita menggunakan jam kerja dengan efektif. Jangan sampai kita membawa pekerjaan ke rumah. Dengan begitu, kita bisa total memusatkan pikiran dan tenaga untuk keluarga di rumah. Nikmati waktu bersama mereka, letakkan dulu handphone, bersantailah!

Segan minta naik gaji

Karena Anda seorang perempuan, seorang ibu yang sesekali minta izin pulang cepat kalau anak sakit, atau mendapat tiga bulan untuk cuti melahirkan lalu Anda berpikir bahwa Anda tidak pantas mendapat gaji yang bagus? Ayolah, gaji adalah juga ukuran bagaimana pekerjaan Anda dihargai. Kalau Anda menunjukkan kinerja yang bagus setara dengan siapapun yang ada di perusahaan Anda yang bergaji bagus, kenapa ragu untuk meminta kenaikan gaji? Si bos mungkin akan setuju, bisa juga juga tidak setuju. Tapi yang penting, Anda sudah tahu bagaimana menghargai diri sendiri.

Mengacuhkan me time

Kapan terakhir kali Anda ke salon atau nonton di bioskop? Lupa? Oke, begini ya, Moms, bekerja keras untuk keluarga adalah hal penting, tetapi penting juga untuk tetap memiliki waktu bagi diri sendiri. Sisipkan me time di antara jadwal keseharian seperti juga Anda menyiapkan family time. Paksakan ada! Sangat penting bagi ibu bekerja untuk tetap memiliki me time karena ini juga akan mempengaruhi kinerja Anda sebagai profesional dan begitu pula di rumah. Ibu yang tidak ‘merawat’ dirinya sendiri akan cenderung stres dan pemarah, dan ini akan membuat anak-anak Anda sengsara. Ayo, pergi ke salon sekarang!

‘Aku pasti bisa seperti mereka’

Ini adalah tagline saya dulu sebelumnya akhirnya saya sadar bahwa saya harus realistis. Dulu, saya tidak mau kalah dengan teman kerja yang belum menikah atau belum punya anak. Maka saya bekerja sangat keras. Namun ketika anak-anak mulai membutuhkan lebih banyak perhatian dan rumah harus lebih diurus, saya mulai mengubah cara pandang. Saya berusaha lebih fleksibel agar urusan pekerjaan dan rumah tetap bisa tertangani keduanya. Ini tentu saja diperlukan pengertian teman kerja yang mungkin tidak bisa dimengerti oleh mereka yang belum punya anak atau berkeluarga. Tapi itulah kenyataannya!

Menjelek-jelekkan pekerjaan sendiri

Beruntunglah buat Anda yang mencintai pekerjaannya. Tapi bagaimana kalau Anda membencinya? Oke, Anda boleh membencinya, tapi jangan bawa kebencian itu ke rumah. Jangan biarkan anak Anda mendengar betapa buruknya pekerjaanya Anda. Anak-anak Anda belum butuh semua itu, mereka hanya tahu bahwa ibunya bekerja untuk mereka dan ibunya menyukainya. Saat mereka tahu bahwa ibunya tak menyukai pekerjaannya, anak-anak justru mempertanyakan keputusan Anda meninggalkan mereka untuk pekerjaan yang buruk. Selain itu, mereka juga akan melihat bahwa bekerja adalah hal yang buruk (ini pelajaran yang benar-benar salah ya, Moms!) padahal mereka harus melihat bahwa manusia memang harus bekerja untuk melanjutkan hidupnya. Ceritakan saja yang baik-baik. Tapi bagaimana kalau tidak ada satu pun yang baik, ya tinggalkan saja pekerjaan itu!

So, Happy working Mommies :*