What is Elephant in Bahasa Indonesia?

Behavior & Development

Mommies Daily・04 Nov 2015

detail-thumb

Ditulis oleh: Anna Urbinas

Hi Mommies, pernah punya dilema ketika anak lebih fasih berbahasa asing (dalam hal ini Bahasa Inggris) ketimbang bahasa ibu? Well it happened to me!

Apabila anak Anda mempunya keturunan non Indonesia dan memang secara sengaja dan sadar diajarkan regular, maka saya anggap hal itu wajar dan acceptable, tetapi hal ini berbeda dengan saya. Anak saya yang saat ini berusia 5 tahun merupakan keturunan Indonesia and she is totally not interested to speak in Bahasa Indonesia. Awalnya teman-teman saya mengganggap hal ini keren dan patut dipertahankan, saya pun merasa demikian, tetapi hati kecil saya menyayangkan hal tersebut, saya ingin anak saya memahami dan dapat berbicara Bahasa Indonesia.

Dua bahasa pada anak

Hal ini diawali ketika saya sibuk bekerja, well as a single parent raising a toddler is challenging. Untuk hal merawat anak akhirnya saya serahkan kepada Oma sitter, yes, my late lovely mom helping me raising my baby. Faktor usia Oma sitter yang sudah tidak muda lagi memengaruhi pola didik terhadap si kecil. Akhirnya untuk memudahkan proses menjaga serta merawat anak maka televisi dengan channel khusus baby TV menjadi menu regular saban hari di rumah. Dikarenakan cucu pertama dan satu-satunya juga, seringnya anak saya berinteraksi dengan si kotak ajaib alias televisi maka dengan mudahlah anak saya menyerap semua yang dia lihat melalui layar kaca tersebut. Alhasil anak saya yang terbiasa melihat serta mendengar percakapan kartun-kartun di Baby TV meresap semuanya dengan cepat. Bahkan suatu hari ketika kami berdua pergi ke kebun binatang dengan lantangnya dia berteriak “Mommy looks an Elephant! What is elephant in Bahasa Indonesia?” and I just look at her for a minute and thinking ok, it’s time for me to start speaking Bahasa Indonesia even though she is always speaks English to me.

Saya mulai membaca dan mencari tahu bagaimana dapat memperkenalkan dan membiasakan anak yang terbiasa dengan dua bahasa, dan ternyata hal ini adalah problema umum yang dihadapi dis aat sekarang ini oleh para orang tua, setidaknya saya tidak sendirian J. Bahkan sudah ada beberapa study mengenai bilingual education for toddler. Suatu study menyatakan akan lebih baik  apabila toddler diajarkan lebih dari dua bahasa di mana hal ini umum dilakukan di Eropa, bahkan toddler mampu berbicara hingga empat bahasa! Wow. Well, saya tidak akan mengikuti apa yang disampaikan oleh hasil study tersebut, tapi setidaknya ada beberapa hal yang bias saya petik, bahwa adalah hal yang wajar ketika toddler Anda dapat berbicara dua atau bahkan lebih bahasa.

Yang menjadi penting adalah bagaimana kita sebagai orang tua dapat memaksimalkan apa yang telah dimiliki oleh anak kita tanpa bermaksud mengeliminasi kemampuan anak kita berbahasa. Saya pun memulai dari rumah, ketika sedang libur kerja atau di luar jam kerja maka saya akan berbicara menggunakan bahasa Indonesia. Walaupun anak saya bertanya menggunakan bahasa Inggris maka saya akan menyampaikan jawaban saya menggunakan bahasa Inggris dilanjutkan dengan bahasa Indonesia. Saya pun mulai sering melibatkan anak saya dengan teman-teman usia sebayanya yang berinteraksi menggunakan bahasa Indonesia, dan kunci yang paling penting adalah selalu tanamkan bahwa learning is fun! Keep it natural and not like a chore.

Bagaimana dengan mommies yang lain apakah memiliki pengalaman yang sama? Pasti banyak sekali cerita menarik di balik mengajarkan bahasa ibu pada anak-anak kita. Raising a kids is a full time job, then enjoy while it last. Tetap Semangat!