Motherhood Monday: Megarini Puspasari, "Setiap Anak Harus Punya Mimpi"

Self

adiesty・02 Mar 2015

detail-thumb

Saya selalu bersemangat ketika bertemu dengan peremuan hebat yang bisa memberikan inspirasi hidup. Salah satunya adalah Megarini Puspasari. Begitu bertemu, berkenalan, dan menghabiskan waktu selama satu jam lebih untuk berbincang dengannya, saya bisa merasakan aura postif perempuan kelahiran Bantul ini. Pantas saja jika akhirnya ia terpilih  menjadi salah satu pemenang L’Oreal Women of Worth yang diadakan tahun 2014 lalu.

mega

Betapa tidak, dirinya rela meninggalkan  karir cemerlang di Kumon Group, Jepang, untuk lebih fokus pada HoshiZora Foundation. Sebuah yayasan yang fokus untuk membantu anak-anak Indonesia mendapatkan mendidikan yang lebih layar di Indonesia. Hebat, ya.

Waktu itu saya pun sempat bertanya, hal apa yang memberanikan dirinya untuk melepas karir dan kembali ke Indonesia. “Sebenarnya  dua alasan kenapa saya akhirnya memutuskan untuk pulang ke Indonesia. Pertama, karena saya waktu itu akhirnya menikah dan suami tinggal di Indinesia. Saya berpikir, untuk jadi istri yang lebih baik, saya lebih baik berada di dekat dan menemani suami. Kedua, waktu itu saya dan beberapa teman yang mendirikan komunitas HoshiZora ini berada dalam satu titik di mana kami berpikir mau diapakan komunitas ini. Setelah kami lulus, mau dilanjutkan atau seperti apa? Dan akhirnya, sayalah yang medapat ‘kehormatan’ untuk mengurus yayasan ini.”

HoshiZora Foundation memang bermula sebagai komunitas pada tahun 2002. Waktu itu, Mega tengah menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Mega bercerita, ketika dirinya bisa mendapatkan pendikan yang baik, fasilitas lengkap dan gratis karena mendapat beasiswa, ternyata masih banyak sekali anak-anak yang tidak bisa bersekolah dengan layak.

“Ketika pulang ke Indonesia, masih banyak anak-anak yang nggak bisa sekolah, bahkan mereka juga berada di lingkungan rumah saya. Dari sanalah akhirnya ada keprihatinan dan saya bilang ke Ibu kalau saya ingin membantu mereka dengan menyisihkan uang beasiswa. Saya juga sebelumnya sempat riset, dan hasilnya sangat mengagetkan. Ternyata uang pendidikan yang dibutuhkan anak-anak, nilainya sama dengan uang sekali makan di Jepang. Tandanya, sebenarnya sangat mudah bagi kami untuk menbantu.”

Lambat laun, anak-anak yang datang untuk mendapatkan bantuan darinya pun semakin banyak. Sadar kalau dirinya tidak mampu melakukannya seorang diri, Mega pun tergerak untuk mengajak teman-temannya di Jepang untuk menyisihkan uang makannya guna membiayai pendidikan anak-anak tidak mampu. “Hingga akhirnya di tahun 2005 saya mulai ajak teman-teman di Jepang. Nggak hanya teman dari Indonesia, tapi teman-teman dari negera yang berbeda juga ikut membantu.”

Kegiatan sosial yang digagas Mega ini pun akhirnya berkembang menjadi  sebuah komunitas yang diberi nama HoshiZora yang diambil dari Bahasa Jepang dan memiliki arti lagit yang berbintang. Ia mengungkapkan, HoshiZora juga melambangkan harapan bahwa setiap anak Indonesia harus berani memiliki impian, menggali potensinya, dan berani untuk mewujudkannya.

HoshiZora Foundation ini sendiri akhirnya resmi didirikan 2 Mei 2006. Tujuannya tentu tidak terlepas agar setiap donatur bisa terhubung langsung dengan anak-anak yang ingin dibantu. Hingga saat ini, sudah lebih sudah sekitar 1,500 Adik Bintang yang dibantu oleh 600 Kakak Bintang.

Oh ya, mungkin yang menjadi salah satu keunikan yayasan ini, para donatur yang disebut sebagai Kakak Bintang bisa memilih langsung Adik Bintangnya dan mendapatkan laporan perkembangan setiap enam bulan. Dengan begitu, hubungan kedekatan yang terjadi di antara Kakak Bintang dan Adik Bintang jauh lebih erat.

Ketika saya bertanya siapakah orang yang paling banyak mengispirasi hidupnya, ia menjawab bahwa ibunyalah yang memiliki peran paling besar. “Ibuku selalu mendukung dan percaya akan mimpi-mimpiku. Di saat aku gagal pun, dia masih merasa aku yang terbaik.”

Walaupun usia Bumi masih balita, saya pun selalu belajar untuk membangun kepercayaan dirinya untuk menumbuhkan impiannya kelak. Kenapa, tentu saja karena saya sendiri sangat percaya dengan kekuatan impian dan mimpi-mimpi. Seperti ungkapan Eleanor Roosevelt, "The future belogs to those who believe in the beauty of their dreams."