Sorry, we couldn't find any article matching ''
7 Hal Yang Harus Dilakukan Ketika Cuti Hamil Berakhir
Time really flies! Tiga kata itu sering sekali terngiang saat detik-detik cuti hamil akan berakhir. Sedih? Pastinya ya Mommies, but show must go on! Segudang pekerjaan kantor yang kurang lebih tiga bulan lamanya saya limpahkan kepada orang lain sudah menunggu untuk dituntaskan! Dalam kondisi ini saya memilih fokus kepada apa saja yang wajib dipersiapkan menjelang kembali aktif di kantor ketimbang larut karena sedih meninggalkan Jordy (nama anak saya :) ) di rumah bersama Nenek dan Kakeknya. Karena saya percaya jika ibu bahagia begitu juga dengan si baby :)
Jadi, apa saja yang harus disiapkan?
Kurang lebih tiga bulan lamanya mengasuh buah hati tersayang di rumah menjadi momen menakjubkan, setidaknya itu yang saya rasakan bersama Jordy. Kualitas bonding terbangun ketika menyusui, memandikan, sesekali memijat atau mengajaknya bercanda. Situasi seperti ini harus rela saya bagi dengan Mama saya untuk beberapa jam dalam setiap harinya. Tahap setting mind set yang saya akui lumayan sulit – menyugesti alam bawah sadar untuk siap kembali beaktivitas di kantor. Cara yang saya tempuh adalah lebih intens berkomunikasi dengan teman kantor untuk update informasi apapun sebulan menjelang masuk kantor, dengan begitu Mommies akan merasa seperti “hadir” di kantor tapi secara virtual.
Selain itu, untuk menghindari “jetlag”, saya beberapa kali pergi belanja sendiri, jadi saya sudah terbiasa dengan suasana ramai. Kebayang gak sih kalau tiga bulan lamanya jarang banget keluar rumah dan tiba-tiba harus bertemu dengan banyak orang di kantor,hihihiii. Satu lagi Mommies, yakinkan diri kita adalah pribadi yang hebat dan bisa menempuh proses berliku sebagai ibu pekerja.
O ya, saya juga rajin berkomunikasi dengan si kecil, bahwa keputusan sebagai ibu pekerja semata-mata demi kebaikan anak, niat yang tulus dan ikhlas untuk membangun mimpi besar bersama pasangan (tsaaahhh....)
-Alat Pumping
Untuk yang satu ini, saya rajin bertanya kepada teman-teman yang sudah lebih dahulu menyusui. Kesimpulannya pilihan alat pumping yang beragam muncul dari setiap ibu menyusui, dan didukung oleh faktor cocok atau tidaknya dengan bentuk payudara dan bahkan teknik memerah. Saya menjatuhkan pilihan kepada alat perah elektrik, thank God saya cocok menggunakannya hingga kini. Tapi tetap cara manual menggunakan tangan jauh lebih mantap (in my opinion ). Saya memastikan tangan selalu higienis saat akan pumping (cuci tangan dengan sabun dan air mengalir), untuk menghindari transfer kuman ke dalam ASIP.
-Wadah Penyimpan ASIP
Mommies bisa menggunakan botol kaca yang banyak dijual di toko perlengkapan bayi, ada yang menjual per-8 botol ada juga yang perlusin. Atau bisa juga Mommies memilih kantong yang terbuat dari plastik. Saya memilih menyimpan ASIP (Air Susu Ibu perahan) di botol kaca karena lemak dari susu tidak tertinggal di botol, lain hal dengan yang plastik, lemak susu lebih mudah menempel (terpulang lagi soal selera dan kebutuhan masing-masing ya Mommies). Perlu diingat, jika menyimpan di botol kaca dan akan disimpan di freezer hindari tidak lebih dari 100ml, karena akan berisiko tutup botol akan meletup saat proses penyimpan.
-Tas Menyimpan Perlengkapan
Membeli barang yang satu ini menurut saya salah satu yang paling seru, beragam merk, corak dan bentuk bisa Mommies temukan di toko perlengkapan baby offline maupun online. Saya sendiri jadi semangat pumping loh saat melihat penampakan tas yang warna dan bentuknya beragam itu. Oiya tas penyimpan ASIP banyak yang sudah termasuk dengan ice gel, ice pack atau blue ice yaitu material yang digunakan untuk pendingin saat menyimpan ASIP. Biasanya tiga material tersebut memiliki ketahanan 7 – 8 jam (di dalam tas penyimpan ASIP).
Selanjutnya: Tak hanya tentang ASI!
Selalu semangat 45 dan pantang menyerah diperlukan untuk tahap ini, karena akan menguras energi, besar kemungkinan pumping dilakukan tengah malam bahkan menjelang subuh, Mommies bisa pumping saat si kecil tertidur pulas. Saya mulai memerah ASIP satu bulan setelah melahirkan. Setiap hasil perahan jangan lupa diberi tanggal dan jam pemerahan ya Mommies. Hindari terpaku dengan seberapa banyak ASIP yang dihasilkan, tapi seberapa sering Mommies memerah. Hasil dari obrolan bersama teman dan browsing sana sini, disarankan 2 – 3 jam sekali usahakan diperah agar ASI terus menerus diproduksi. Jika payudara sudah kosong maka ruang untuk ASIpun akan semakin besar.
Agak kagok memang pada awalnya, but no worries...there’s always first thing for everything :), buka Youtube, mendatangi dokter laktasi atau meminta bantuan teman untuk menunjukkan cara memerah. Yang penting Mommies tahu dulu teknik dasarnya seperti apa, entah itu memerah dengan alat elektronik, manual atau full manual dengan tangan. Karena pengalaman saya selama ini, beda orang beda teknik loh Mommies, poinnya adalah Mommies harus merasa senyaman mungkin saat proses memerah.
Memperkenalkan ASIP Lewat Media Lain
Mommies pernah mendengar istilah “bingung puting”? Keadaan yang dialami bayi karena mendapatkan ASIP dalam botol yang berganti-ganti dengan menyusui langsung pada ibu. Nah untuk menghindari hal tersebut, ada baiknya Mommies mulai memperkenalkan kepada si baby minum ASIP lewat media lain. Reaksi setiap bayi berbeda-beda, Alhamdulillah Jordy saat itu tidak ada perlawanan berarti saat minum ASIP bukan dari 'pabriknya", ada juga yang nangis hingga histeris. Tak apa Mommies, pelan-pelan saja, nanti juga akan terbiasa. Kuncinya tetap semangat sambil usaha dan berdoa.
Ini nih yang biasanya bikin kepala para ibu pusing tujuh keliling. Jika Mommies masih bisa menitipkan si kecil kepada sanak saudara atau Nenek dan Kakek (how lucky you are...). Jika harus menggunakan jasa pengasuh, pastikan Mommies mengenal asal usulnya dengan sangat baik, dan kenalkan mbak pengasuh ini kepada si kecil sebelum Mommies aktif ngantor. Tujuan tak lain supaya si kecil juga nyaman dengan kehadiran si mbak pengasuhnya.
Oh iya, pastikan memberikan informasi detail mengenai tata cara memberikan ASIp lewat botol, jika perlu print di secarik kertas dan tempel di tempat yang mudah di akses. Jangan sampai anak sakit karena tata cara pemberian ASIp tidak dilakukan dengan benar.
Walaupun sudah menjadi ibu saya “memaksakan” diri untuk tetap memerhatikan penampilan, demi penghargaan untuk diri sendiri juga loh. Bentuk badan Mommies belum kembali seperti semula? Ya wajar saja kok, jangan dijadikan beban pikiran, yang terpenting kan anak kita mendapatkan hak ASI eksklusif. Saya mengakalinya dari awal ketika tau saya hamil. Saya sengaja membeli baju yang ukurannya all size dan cenderung agak besar (bukan baju khusus ibu hamil), jadi ketika sudah melahirkan baju-baju tersebut masih bisa dipakai dan masih pantas dikenakan walau sudah tak berbadan dua. Kalaupun masih kebesaran masih bisa dikecilkan di tukang jahit kan? (bisa menghemat budget juga). Naah untuk celana sih pasti beli yang diperuntukkan khusus ibu hamil ya Mommies.
Just kindly reminder bagi para Mommies yang baru melahirkan dan bersiap kembali ke kantor....
“Love yourself first and everything else falls into line. You really have to love your self to get anything done in this world” –Lucilla Ball.
So, sudah siap dong kembali berjibaku dengan kegiatan kantor? Mommies ada pengalaman lain seputar tema di atas? Silahkan ditambahkan di comment ya Mommies.
PAGES:
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS