banner-detik
LOVE ACTUALLY

Jangan Jadi "Kompor" Masalah Rumah Tangga Teman

author

DesZeLL06 May 2014

Jangan Jadi "Kompor" Masalah Rumah Tangga Teman

WomenTalkingHiResMommies, apakah ada yang pernah berada di posisi di mana harus mendengarkan teman berkeluh kesah tentang permasalah rumah tangga mereka? Tidak heran deh di kelompok pertemanan perempuan suka berkeluh kesah tentang permasalah rumah tangga satu sama lain kalau sudah kumpul. Malah, kalau lagi seru-serunya, bisa saling timpal menimpali. Kalau dipikir-pikir perempuan itu memang tipe orang yang suka "berbagi!. Tapi biasanya juga yang terjadi kalau sedang dalam situasi "panas" seperti ini, pasti saling mengompori satu sama lain untuk memberikan semangat untuk yang bermasalah karena tidak mau dinilai sebagai musuh dan tidak solider.

A word of advice: DON'T! Jangan hanya jadi "kompor" saja, untuk teman yang sedang mengalami masalah. Karena yang mereka butuhkan bukan persetujuan dari teman-temannya atas semua hujatan dan keluh kesahnya, tapi penyelesaian akan masalah yang sedang dialaminya. Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka?

1. Dengarkan cerita mereka dengan seksama

Terkadang, untuk teman yang sedang bermasalah, yang benar-benar mereka butuhkan adalah orang yang mau mendengarkan permasalahan mereka. Mereka ingin membagi beban berat mereka dengan orang yang bisa mereka percaya dan tidak heran kalau setelah bercerita malah mereka merasa beban mereka jadi lebih ringan dan bisa berpikir lebih jernih.

Dengarkan. Dan jangan menyelak mereka. You're there to listen. Dan tentu saja memberikan dorongan moril dan juga pelukan kalau dibutuhkan. Tanpa dibumbui ikut menjelek-jelekan pasangan teman - karena ini tidak jarang terjadi.

2. Berikan motivasi untuk menyelesaikan masalah mereka

Nah, yang sering terjadi pada teman yang bermasalah adalah setelah mereka cerita, mereka terus berkutat pada permasalahan mereka dan terus mengulang langkah pertama terus menerus tanpa fokus mencari jalan keluar permasalahan mereka. Memang tidak mudah mencari jalan keluar untuk sebuah masalah, apalagi permasalahan yang menyangkut rumah tangga. Akan tetapi jika kita sebagai teman terus menerus mengakomodir kesedihan sang teman dan membiarkannya hanyut dalam permasalahannya  tanpa memberikannya dorongan untuk menyelesaikan masalah tersebut, maka kita bukanlah teman yang baik.

Cukup tanyakan pada mereka: apa yang mereka inginkan. Dan ingatkan mereka untuk terus bergerak maju mencari solusi terbaik dan tidak hanyut dalam permasalahan.

Selanjutnya: Bantuan kita, apakah diperlukan? >>

help21*Gambar dari sini

3. Tawarkan bantuan untuk menganalisa masalah mereka 

Dua kepala lebih baik dari satu. Tapi ingat, ini adalah permasalah teman kita, bukan masalah kita. Jadi anggap saja, kita di sini hanya sebagai konsultan yang membantu menyumbangkan otak kita untuk menganalisa masalah mereka untuk mendapatkan solusi terbaik. Jangan pernah memaksakan kehendak kita dengan pemikiran bahwa ini adalah yang terbaik untuk sang teman. At the end of the day, it's always their problem and they need to come up with their own solution.

4. Pendapat kita tidak penting!

Ingat, ya, pendapat yang paling penting itu bukanlah milik kita. Banyak sekali kejadian di mana ketika teman bercerita mereka akan menanyakan " Menurut lo gimana?", dan jawaban kita seolah-olah menjadi seal of approvement atas apapun yang akan dilakukan oleh mereka ataupun malah bisa mengubah pola pikir mereka sebelumnya. Sebaiknya hindari menjawab pertanyaan tersebut. Kembali lagi, tanyakan pada mereka apa yang mereka inginkan. Situasi seperti apa yang ideal yang mereka ingin capai jika masalah tersebut ingin diselesaikan.

Contoh saja, bila teman sedang berpikir untuk bercerai, ketimbang memberikan jawaban apakah teman ini menurut kita sebaiknya bercerai atau tidak lebih baik kita tanyakan kembali apakah memang yang ia inginkan adalah berpisah dengan sang suami dan apa alasannya. Kalau iya, kita bisa membantu memberikan saran apa saja yang mereka bisa lakukan untuk mencapai hal tersebut dan mungkin sedikit saran sebelum benar-benar memutuskan berpisah untuk berusaha memperbaiki hubungan tersebut.

Sounds doable, right? Terkadang memang di saat teman berkeluh kesah tentang permasalahan mereka yang terbersit dalam pikiran saya adalah ingin marah pada sang pasangan teman karena bisa membuat teman saya sedih. Tapi kalau saya ikut emosi, sepertinya ini malah tidak membantu teman saya yang sedang dilanda masalah. Hal yang bisa saya lakukan, adalah menjadi orang yang rasional pada saat teman saya sedang emosional. Jangan lagi terhanyut suasana ya, Mommies!

 

PAGES:

Share Article

author

DesZeLL

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan