Sorry, we couldn't find any article matching ''
Bercinta Saat Hamil, Amankah?
Tentu saja amaaan! *dan para suami pun langsung menghembuskan napas lega, hihihi*
Yes. For most women, sex during pregnancy is safe. Hubungan seks tidak akan melukai janin karena secara alamiah janin terlindung di dalam kantung rahim yang berisi cairan ketuban yang juga melindunginya dari benturan.
Tapiii, aman dengan syarat kondisi kandungannya sehat dan normal, ya. Tahu dari mana kondisi kita termasuk yang mumpuni buat bercinta? Ya, tanya ke obgyn, dong. Malu? Pastinya! Hihihi. Saya dan suami pun sampai saling menginjak kaki di dalam ruang praktek saat tunjuk-tunjukkan siapa yang PD menanyakannya di kontrol pertama. Kesannya, kok, maniak banget gitu, sesaat setelah dinyatakan positif hamil oleh obgyn, eh, yang ditanya malah, "Masih boleh berhubungan intim dan intercourse, kan, Dok?" :D
Menurut obgyn saya, bercinta saat hamil tidak disarankan jika terindikasi dapat menyebabkan bahaya. Biasanya pada kasus seperti: pernah mengalami keguguran, memiliki riwayat kelahiran prematur, placenta previa (kondisi plasenta menutup jalan lahir), pendarahan dalam vagina yang tidak bisa dicari penyebabnya, cairan ketuban terlalu sedikit, maupun kondisi kehamilan dengan risiko tinggi lainnya.
Dua kali merasakan hamil, ada beberapa hal saya ingat (dan menurut obgyn mesti diperhatikan) yang berhubungan dengan urusan ranjang. Saya share di sini, ya, siapa tahu berguna bagi bumil lain :)
*Gambar diambil dari sini
Saya lupa alasan persisnya mengapa obgyn saya melarang bercinta di 12 minggu pertama kehamilan. Kalau tidak salah ingat, sih, berhubungan dengan kondisi trimester pertama yang rentan terhadap keguguran. Tapi, sepertinya beda obgyn beda 'kepercayaan'. Karena meski ada beberapa teman yang mendapat larangan serupa dari obgyn-nya, ada juga yang dibebaskan.
Dari beberapa literatur yang saya baca, sih, keguguran di trimester pertama sebenarnya lebih banyak disebabkan oleh keabnormalan kromosom atau problem lain yang memang berhubungan dengan perkembangan si janin itu sendiri. Bukan oleh apa yang kita lakukan.
Kalau saya, sih, ikuti ajalah nasihat obgyn. Toh, 'puasanya' juga tidak lama, paling hanya 4-6 minggu, karena rata-rata kita pun baru menyadari hamil setelah kehamilannya memasuki usia 6-8 minggu.
Sama seperti aturan no sex selama trimester pertama, pemakaian kondom saat bercinta sepertinya tergantung 'kepercayaan' masing-masing obgyn. Kalau obgyn saya, penganut yang mesti pakai kondom hingga janin siap lahir. Menurutnya, sperma mengandung zat prostaglandin yang dapat memicu kontraksi pada rahim.
Memang, sih, kontraksi yang ditimbulkan sangat minim. Tapi obgyn saya mengingatkan, bahwa kondisi setiap bumil tidak bisa disamakan. Bisa jadi pada bumil lain efek akibat zat prostaglandin tidak ada, ternyata bagi saya memiliki impact signifikan. Jadi daripada ambil risiko, yuk mari penis suami 'disarungkan' sementara :D
Obgyn saya bilang, jangan kaget jika mood bercinta luar biasa naik-turun akibat pengaruh hormon. Sekalinya malas, bisa berminggu-minggu tidak sudi dicolek suami. Tapi sekalinya ingin, dua kali dalam semalam pun jadi :D
Bahkan dalam hitungan menit, mood dapat berubah drastis juga, lho. Pernah , nih, saya yang lagi horny berat menyambut suami yang pulang kantor dengan lingerie seksi di kamar. Suami yang kebelet pup minta waktu sebentar ke kamar mandi. Keluar kamar mandi, suami semangat '45, dong. Eh, saya malah sudah hilang selera dan memilih nonton TV. Tinggal suami yang 'kentang' dan gelisah semalaman karena keburu membayangkan macam-macam :D
Meski begitu, suami saya termasuk yang beruntung (uhuk ...) karena istrinya ini tetap ada selera. Seorang teman cerita, selama hamil tidak pernah sekalipun terlintas keinginan bercinta. Ditambah masa nifas dan kecapekan saat bayinya lahir, total hampir setahun dia dan sang suami 'berpuasa'! Sampai-sampai, pas akhirnya mereka bercinta lagi, deg-degannya katanya seperti pas malam pertama, hihihi.
Secara keseluruhan, sih, sebenarnya bercinta saat hamil menurut saya tidak terlalu berbeda dengan saat tidak hamil, ya. Selain pandai-pandai mencari posisi nyaman, paling yang agak aneh setiap abis orgasme suka timbul perasaan tidak enak hati pada janin, bertanya-tanya apakah dia ikut merasakan kedut-kedut yang saya alami :D
Tapi di atas semua itu, yang terpenting tentu saja adalah komunikasi. Kalau memang merasa tidak nyaman dengan suatu posisi atau gerakan, tidak perlu ragu mengutarakan pada suami. Begitupun saat tidak ada mood bercinta. Jangan sampai kita sudah keberatan perut, pegal di sana-sini, eh, masih harus ditambah 'penderitaan' mesti akting seolah menikmati bercinta hanya karena kasihan pada suami.
Sudahlah, relakan saja sesekali suami bermasturbasi. Semasa lajang, toh, mereka selalu melakukannya. Percaya, deh, mengulanginya 1-2x tidak akan membunuh mereka atau mengurangi fungsi kita sebagai istri ;)
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS