banner-detik
SELF

Perempuan yang Suka Memendam Emosi, Bisa Kena Autoimun? Ini Kata Dokter!

author

Mommies Dailyin 2 hours

Perempuan yang Suka Memendam Emosi, Bisa Kena Autoimun? Ini Kata Dokter!

Benarkah perempuan sering terkena autoimun akibat memendam emosi? Simak penjelasan dokter soal penyebab dan pemicunya di sini!

Mommies mungkin pernah diwanti-wanti soal bahaya penyakit autoimun yang cenderung menyerang perempuan. Banyak yang bertanya-tanya apakah stres emosional yang tidak dikelola dengan baik benar-benar bisa memicu atau memperburuk kondisi autoimun.

Untuk mendapatkan penjelasan yang akurat dan berbasis ilmu, Mommies Daily bertanya langsung kepada dr. Meita Pradieta, M.Biomed., dokter umum spesialis biomedik, ilmu yang mendalami biologi, molekuler, genetika, imunologi, biokimia, sains transfusi darah, dan lain-lain.

BACA JUGA: Pause Before Post, Hindari Drama dan Penyesalan Online di Media Sosial

Apa Itu Autoimun?

Autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh keliru mengenali sel dan jaringan tubuh yang sehat sebagai ancaman berbahaya (seperti virus atau bakteri) yang harus dilawan padahal tugas utamanya adalah melindungi tubuh. Hal ini menyebabkan kerusakan pada organ dan jaringan tubuh, bahkan bisa berlangsung seumur hidup.

Hingga kini, terdapat 80 jenis tipe autoimun yang sudah dikenali dengan ciri khasnya masing-masing. Autoimun pun bisa memengaruhi sebagian ataupun seluruh bagian tubuh.

Melansir dr. Meita, penyebab utama autoimun bisa beragam, belum sepenuhnya dipahami, dan dipercaya sebagai proses yang multifaktorial. Umumnya penyebab autoimun meliputi genetika, serta ada juga pemicu yang timbul dari lingkungan, seperti riwayat infeksi, obat-obatan tertentu, paparan bahan toxic seperti rokok, atau perubahan hormonal. 

Kenapa Autoimun Lebih Sering Terjadi pada Wanita?

Foto: jcomp/Freepik

Apakah ada kaitannya dengan faktor psikologis atau stres? Mommies mungkin pernah mendengar bahwa penyakit autoimun lebih sering terjadi pada wanita. Ternyata, itu benar. Menurut dr. Meita, data secara umum menunjukkan bahwa 78% populasi yang terkena penyakit autoimun adalah perempuan. Dengan kata lain, wanita memiliki risiko empat kali lipat lebih tinggi terkena penyakit autoimun dibandingkan pria.

“Contohnya pada kondisi autoimun spesifik, hingga 95% pasien lupus eritematosus sistemik (SLE) dan sindrom Sjogren adalah perempuan. Kondisi lain seperti artritis dan multiple sclerosis (MS) juga terjadi pada perempuan sekitar 60% lebih banyak daripada laki-laki,” jelas dr. Meita. 

Dari situ, kita tahu bahwa beberapa jenis autoimun pun cenderung lebih banyak menyerang perempuan, antara lain seperti lupus eritematosus sistemik (SLE), sindrom Sjogren, artritis, dan multiple sclerosis (MS). Meski begitu, dr. Meita menyebutkan bahwa sampai sekarang belum ada penelitian yang bisa membuktikan bagaimana perbedaan jenis kelamin berpengaruh langsung terhadap risiko seseorang mengalami autoimun.

Perlu diketahui juga, sebuah studi tahun 2019 berjudul “Autoimmune Disease in Women: Endocrine Transition and Risk Across Lifespan” menunjukkan bahwa sebagian kecil perempuan memiliki risiko lebih tinggi terkena autoimun karena adanya perubahan hormon yang terjadi terus-menerus selama masa transisi biologis (misalnya, pubertas, kehamilan, dan menopause).

Nah, kombinasi perubahan hormon, respons sistem kekebalan tubuh, dan kondisi transisi biologis yang terjadi bersamaan inilah yang bisa meningkatkan kerentanan perempuan terhadap penyakit autoimun. Dengan kata lain, ada banyak faktor yang saling berinteraksi dan membuat tubuh perempuan lebih sensitif terhadap pemicu autoimun.

Jadi, berdasarkan dr. Meita, faktor-faktor berikut bisa menjadi penyebab kenapa perempuan lebih rentan terkena penyakit autoimun:

  • Kromosom X tambahan.
  • Perubahan hormonal tertentu terkait fungsi reproduksi.
  • Respons imun.
  • Pengaruh agen lingkungan.
  • Jumlah antibodi pada perempuan.
  • Penyebab lainnya yang belum sepenuhnya dipahami.

BACA JUGA: Cegah Stroke Itu Nggak Sulit: Cuma Butuh Perubahan Gaya Hidup Lewat 10 Kebiasaan Ini

Apakah Memendam Emosi atau Stres Bisa Memicu atau Memperburuk Autoimun pada Perempuan?

memendam emosi
Foto: diana.grytsku/Freepik

Menurut penjelasan dr. Meita, stres dapat memicu dan memperburuk penyakit autoimun. Hal ini diperkuat dengan data dalam literatur tahun 2019 berjudul “The Impact of Everyday Stressors on the Immune System and Health” oleh Seiler dkk yang menjelaskan bahwa jika seseorang mengalami stres kronis, dampaknya bisa memengaruhi sistem imun, seperti:

  • Kemampuan tubuh menyembuhkan luka.
  • Respons antibodi terhadap vaksin.
  • Kerentanan terhadap infeksi.
  • Kemampuan menekan virus.
  • Proses peradangan dalam tubuh.

Nah, perubahan pada sistem imun tersebut kemudian bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami berbagai penyakit fisik dan mental, termasuk penyakit jantung, diabetes, beberapa jenis kanker, penyakit autoimun, hingga peningkatan risiko kelemahan tubuh dan kematian.

“Hubungan kausal secara pasti masih sukar dibuktikan, namun ada beberapa penelitian yang memperkuat hipotesis bahwa adanya lingkaran umpan balik antara stres dan penyakit autoimun, di mana stres yang dialami bisa menimbulkan kekambuhan penyakit autoimun, dan begitupun juga penyakit autoimun ini mampu menyebabkan stres yang signifikan pada pasien,” sebut dr. Meita.

Kesimpulannya, seseorang yang mengalami stres kronis sehingga berdampak pada sistem imunnya bisa menjadi lebih rentan terhadap banyak penyakit, termasuk autoimun.

BACA JUGA: Kenali Perbedaan Self-Love vs Egois, Jangan Sampai Salah!

Penulis: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo

Cover: jcomp/ Freepik

Share Article

author

Mommies Daily

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan