banner-detik
PARENTING & KIDS

7 Pesan dari Ibu untuk Anak Laki-laki, saat Kelak Jadi Suami dan Ayah

author

Dhevita Wulandariin 5 hours

7 Pesan dari Ibu untuk Anak Laki-laki, saat Kelak Jadi Suami dan Ayah

“Dear Boy, kalau kelak kamu jadi suami dan ayah… ingatlah ini.” Berikut pesan dari seorang ibu untuk anak laki-lakinya.

Relasi saya dengan si Boy, anak laki-laki saya, ibarat besti Tom and Jerry.

Time flies, tak berasa dia sudah beranjak menjadi dewasa muda. Rasanya masih ingin kembali ke masa-masa gemes bisa towelin pipinya, menghujani dengan peluk dan cium, serta menikmati kemanjaannya. That phase is long time gone. Kini tiba saatnya di fase membesarkan “calon suami orang”, “calon ayah seseorang”, sekaligus “calon pria dewasa yang semoga suatu hari nanti menjemur handuknya sendiri”, hahaha.

Yes, Mommies… perjuangan kita belum selesai.

Di tengah segala drama mengurus PR sekolah, rengekan minta es krim, hingga fase remaja yang penuh diam-diam galau, ada satu hal penting yang sering kita pikirkan: Bagaimana membesarkan anak laki-laki yang matang secara emosi dan nggak jadi ghoster?

Artikel ini merangkum pesan ibu untuk putra tercinta—pesan yang kelak ingin kita titipkan saat ia jadi suami dan ayah. Pesan yang nggak hanya menyentuh, tapi juga realistis. Karena, let’s be honest, hidup keluarga itu campuran antara cinta, chaos, dan cucian kotor yang nggak ada habisnya.

BACA JUGA: 7 Kesalahan Orang Tua pada Anak Pertama, Bikin Anak Tertekan!

1. Belajar Bersyukur, Boy. Hidup Lebih Adem Begitu Rasanya

Syukur itu seperti charger mental. Dipakai tiap hari, efeknya kerasa terus.
Kalau kamu bisa bersyukur, kamu nggak akan gampang ngeluh, dan pasanganmu nanti nggak akan hidup dengan suami yang tiap bangun pagi drama ala “kenapa aku harus kerjaaaa…”.

Syukur bikin kamu tahan banting, tapi juga bikin kamu menjadi manusia yang menyenangkan bagi orang-orang terdekat dan bikin keluarga betah di dekatmu.

2. Cintailah dengan Cinta yang… Membebaskan

Kelak saat kamu mencintai seseorang, ingat:
Cinta itu bukan pagar. Pasanganmu bukanlah “aset”. Bukan properti. Bukan barang inventaris yang wajib dilabeli namamu.

Cinta yang sehat adalah ketika kalian saling tumbuh, saling mendukung, bukan saling mengatur jadwal hidup.

 Pesan dari Ibu untuk Anak Laki-laki,

Foto: Helena Lopes/Pexels

3. Hormati Pilihan Masing-Masing (Termasuk Pilihan Warna Cat Rumah)

Hidup bersama = musyawarah nasional harian. Dari urusan mau makan apa, sampai hal besar seperti finansial dan parenting. Belajarlah menghormati pilihan pasanganmu akan menyelamatkan kalian dari debat nggak penting, seperti:
“Kenapa cucian warna dan putih dicampur?”
“Kenapa sisir selalu hilang?”

Hubungan yang bahagia bukan yang selalu sama dan sejalan, tapi yang saling menghargai.

4. Tolong, Ya, Boy… Jangan Baperan

Sedikit-sedikit ngambek. Nanti pasanganmu kaget, dikira nikah sama alarm sensitif. Life happens.
Kadang hal kecil bikin kesal, tapi bukan berarti kamu harus mengibarkan bendera drama setiap hari.
Belajarlah mengelola perasaanmu. Nggak worth it menghabiskan hari buat drama. Stop being drama king. 

5. Jadilah Pribadi yang Terus Bertumbuh

Anak-anakmu kelak lebih butuh contoh dibanding ceramah. Jadilah teladan dengan menjadi pribadi yang terus bertumbuh menjadi versi terbaik diri.

Dan istrimu kelak lebih butuh suami yang menginspirasi untuk bertumbuh. Bukan hanya menjadi provider dan funding father.  

Pesan dari Ibu untuk Anak Laki-laki, saat Kelak Jadi Suami dan Ayah

Foto: Elina Fairytale/Pexels

6. Putuskan Lingkar Luka Batin – Jangan Wariskan ke Generasi Berikutnya

Ini pesan paling serius dari Ibu.
Saya tahu, saya bukan ibu yang sempurna. Banyak kesalahan yang pernah saya lakukan, yang itu melukaimu dan menjadi andil dalam membentuk kelemahanmu yang sekarang. Begitu juga ayahmu. I know, relasimu buruk ke ayahmu karena persepsi yang kami bentuk sendiri. 

Boy, kalau ada luka dari masa lalu, dari pola didik kami, dari pengalaman pahit…
sembuhkanlah.

Jangan diteruskan ke pasanganmu.
Jangan sampai jadi beban untuk anak-anakmu kelak.

Kamu punya kesempatan jadi generasi yang mengakhiri pola lama dan memulai yang lebih sehat.
Dan itu adalah hadiah terbesar yang bisa kamu berikan pada keluargamu.

7. Penutup

Boy, perjalananmu panjang.
Akan ada tawa dan tangis, pertengkaran kecil maupun besar, rasa cemas, tantangan yang mungkin menakutkan, roller coster emosi, dan segala kemungkinan buruk lainnya. Namun, ingatlah bahwa semua dinamika itu adalah batu asahan yang mampu membentukmu menjadi manusia tangguh. Syukuri setiap momen, baik dan buruk, sebagai momen pembelajaran, yang membuatmu bersyukur telah hidup dan melewati semuanya.

Semoga istrimu kelak mengucapkan,
“Terima kasih ya Bu, sudah mendidik anak laki-laki yang begini karakternya.”

BACA JUGA: Pentingnya Bertemu Konselor Pernikahan saat Hubungan Baik-baik Saja, Ini Alasannya!

Cover: Ketut Subiyanto/Pexels

Share Article

author

Dhevita Wulandari

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan