Sorry, we couldn't find any article matching ''

Viral Kisah Rahim Copot Usai Melahirkan di Dukun Beranak, Ini Penjelasan Dokter!
Viral kisah ibu alami rahim copot setelah melahirkan di dukun beranak. Benarkah bisa terjadi secara medis? Ini penjelasan dokter dan pentingnya persalinan yang aman.
Kisah rahim copot lagi viral di media sosial. Nggak pernah terbayang di kepala kalau organ spesial perempuan yang satu itu bisa “copot”, bahkan—berdasarkan video podcast Raditya Dika—sampai dibawa dengan kantong kresek. Duh, merinding dengernya.
Nah, Mommies dan Daddies, kisah rahim copot yang viral ini sebenarnya berasal dari salah satu video podcast YouTube Raditya Dika bersama dr. Gia Pratama yang berjudul Cerita dari Ruang IGD. Kali ini, narasumbernya datang dari seorang dokter sekaligus penulis buku yang memang suka sharing soal cerita-cerita di IGD.

Foto: DC Studio/Freepik
Seperti judulnya, video Raditya Dika dengan dr. Gia Pratama membahas banyak cerita sang dokter di ruang IGD, termasuk kisah wanita yang rahimnya copot.
Mulanya, dr. Gia didatangi seorang laki-laki pada jam dua pagi saat sedang jaga di salah satu rumah sakit di Jawa Barat. Ia menunjukkan isi kantong kresek yang dibawanya dan bertanya kepada dokter tersebut. Saat dibuka, yang dr. Gia temukan ternyata rahim. Ia pun langsung menyuruh laki-laki itu membawa istrinya masuk untuk segera dioperasi.
Setelah diusut, ternyata wanita itu usai melahirkan di dukun beranak. Seperti yang Mommies dan Daddies tahu, ketika bayi lahir ada plasenta atau ari-ari yang masih terhubung dengan rahim. Menurut keterangan dr. Gia, plasenta bisa ditunggu sampai sekitar 15 menit untuk kemudian lepas. Meski begitu, dukun beranak yang menangani tidak sabar dan menarik plasenta yang masih menempel hingga rahim wanita itu ikut turun dan keluar dari vagina.
Cerita ini pun yang akhirnya viral di media sosial.
Lalu, bagaimana nasib wanita yang rahimnya copot itu? Untungnya, wanita itu selamat dan berhasil dioperasi oleh dr. Gia bersama dokter kandungan dan dokter bedah karena ususnya pun robek. Empat hari setelah operasi, ibu itu pulang dengan kondisi sudah sehat kembali.
Kisah rahim copot sangat mengerikan sekaligus bisa menjadi pembelajaran untuk seluruh masyarakat, apalagi yang akan menjadi orang tua kelak. Namun, bagaimana penjelasan medisnya?
BACA JUGA: 16 Tips Melahirkan dari para Bidan, Persalinan Tetap Tenang dan Lancar!
Benarkah Rahim Bisa Copot?
Mommies dan Daddies mungkin penasaran dengan kisah rahim copot ini dari sudut pandang medis. Kondisi ini memungkinkan dari segi medis meskipun memang sangat jarang, apalagi kejadiannya di daerah yang beberapa warganya mungkin masih memiliki akses terbatas ke layanan kesehatan yang memadai.
Menurut dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr. Purnawan Senoaji, Sp.OG-KFM menjelaskan dalam salah satu video unggahannya bahwa rahim copot bisa saja terjadi tetapi sangat jarang.
“Nah, terus kenapa bisa copot? Ya, itu analisa saya itu, kan, bayi kemungkinan besar udah lahir terus plasentanya tidak bisa lahir. Harusnya ditunggu, kan? Tapi ternyata nggak bisa, namanya retensio plasenta,” jelas dr. Purnawan dalam video yang diunggah pada Rabu, (12/11/2025).
“Tapi ditarik-tarik paksa akhirnya (rahimnya) kebalik, namanya inversio.” tambahnya lagi.

Foto: Freepik
Dikutip dari Cleveland Clinic, uterine inversion atau inversio uteri adalah komplikasi persalinan yang sangat jarang tapi serius, yaitu ketika rahim (uterus) sebagian atau seluruhnya terbalik setelah persalinan. Bila tidak ditangani dengan cepat, kondisi ini bisa menyebabkan perdarahan hebat, syok, hingga kematian.
Nah, inversio uteri terbagi ke beberapa tingkatan:
- Derajat 1 (tidak lengkap): bagian atas rahim jatuh ke rongga rahim.
- Derajat 2 (lengkap): bagian rahim melipat ke dalam melalui serviks, bayangkan seperti “kaos kaki terbalik”.
- Derajat 3 (prolaps): rahim masuk ke dalam kanal vagina paling dalam.
- Derajat 4 (total): rahim dan vagian menonjol keluar tubuh.
Menurut Cleveland Clinic, penyebab inversio uteri belum sepenuhnya jelas. Salah satu teori adalah posisi uterus bisa terbalik jika tali pusar ditarik terlalu kuat saat plasenta akan dikeluarkan.
Setelah Mengalami Rahim Copot Apakah Perempuan Bisa Melahirkan Lagi?
Rahim adalah organ tempat janin tumbuh selama kehamilan. Jika seorang perempuan mengalami inversio uteri, apakah bisa hamil dan melahirkan lagi?
Berdasarkan penjelasan dalam laman Cleveland Clinic, perempuan yang pernah mengalami inversio uteri masih bisa hamil dan melahirkan lagi. Meski begitu, rekam medis ini tentu harus menjadi perhatian dan pastikan dokter kandungan Mommies dan Daddies sudah diinformasikan sebelumnya.
Waspada Melahirkan di Dukun Beranak, Pahami Soal Melahirkan di Tempat yang Aman
Menurut dr. Purnawan di unggahan videonya, ada beberapa hal yang perlu dipikirkan sebelum datang dan melakukan persalinan di paraji atau dukun beranak. Pahami hal ini demi keselamatan Mommies dan si kecil. Daddies pun juga perlu tahu.
1. Melahirkan tanpa bantuan tenaga medis berisiko tinggi
Persalinan adalah proses yang kompleks dan membutuhkan pengetahuan serta keterampilan khusus. Tanpa kehadiran tenaga profesional, keselamatan ibu dan bayi bisa terancam. Daripada membahayakan nyawa calon ibu dan bayi, lebih baik pergi ke fasilitas kesehatan yang tepercaya, seperti dokter dan bidan.
2. Jangan mempertaruhkan nyawa dengan pertolongan yang tidak tepat
Pilihan melahirkan seharusnya bukan sekadar soal tradisi atau kepercayaan, tetapi juga keamanan. Pertolongan yang tidak sesuai standar medis dapat berakibat fatal, Mommies dan Daddies.
3. Peralatan yang digunakan sering kali tidak steril
Risiko infeksi meningkat ketika proses persalinan dilakukan dengan alat yang tidak higienis. Kondisi ini bisa memicu komplikasi serius bagi ibu maupun bayi.
4. Siapa yang akan bertanggung jawab jika terjadi komplikasi?
Ketika muncul komplikasi setelah persalinan, dukun beranak atau tenaga nonmedis biasanya tidak memiliki kemampuan atau wewenang untuk memberikan perawatan lanjutan. Seperti kisah viral rahim copot, sang ibu dan suami pada akhirnya lari ke rumah sakit untuk ditangani langsung oleh dokter.
Dengan demikian, kisah ini menjadi pengingat bahwa edukasi reproduksi dan persalinan yang sehat dan aman sangat penting diketahui. Untuk mencegah risiko-risiko yang tidak diinginkan, Mommies dan Daddies dapat pergi ke fasilitas kesehatan yang memadai untuk menerima layanan dan perawatan yang layak pula.
BACA JUGA: 7 Layanan Home Care untuk Ibu Baru Melahirkan, Tak Perlu ke Rumah Sakit
Penulis: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Cover: freestocks/Unsplash
Share Article


POPULAR ARTICLE




COMMENTS