Orang Tua Harus Tahu, Ini Gejala dan Penyebab Mata Malas pada Anak, serta Cara Mengatasinya

Parenting & Kids

Dhevita Wulandari・in 2 hours

detail-thumb

Anak sering terlihat menabrak dan mata tidak terlihat selaras? Bisa jadi anak mengalami mata malas. Kenali gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya.

Beberapa waktu lalu, media sosial diramaikan dengan tren “lazy eye” atau mata malas. Tren ini dilakukan dengan menutup sebelah mata sembari menggerakkan mata yang lainnya. Mata yang sebelumnya ditutup kemudian dibuka. Lalu, dilihat apakah selaras dengan mata yang dibuka.

Apa Itu Mata Malas?

Mengutip dari Clevel and Clinic, Lazy eye atau yang secara medis disebut Ambliopia, adalah kondisi mata yang memengaruhi kemampuan untuk melihat dengan jelas melalui kedua mata.

Kondisi ini biasanya dialami saat anak masih bayi hingga sekitar usia 7 tahun dan dapat memburuk jika segera tidak ditangani.

BACA JUGA: Sering Alami Mata Lelah? Ini 7 Buah Kaya Nutrisi untuk Jaga Kesehatan Mata

Penyebab Mata Malas

Mata malas dapat menyebabkan orang yang menderitanya mengalami kualitas atau fokus penglihatan yang berbeda antara mata kanan dan mata kirinya.

Secara garis besar, penyebabnya dikelompokkan menjadi:

mata malas

Foto: 8photo/Freepik

1. Tidak menggunakan kacamata

Lazy eyes bisa muncul pada saat seseorang seharusnya memakai kacamata tapi tidak dipakai atau jarang dipakai. Bisa juga pada kondisi mata kabur sejak lama, tapi tidak mau memakai kacamata atau telat pakai kacamata.

2. Strabismus (Mata Juling)

Kondisi ketika kedua mata tidak sejajar dan melihat ke arah yang berbeda seperti ke dalam, ke luar, ke atas, atau ke bawah.

3. Kelainan Refraksi (Kesalahan Fokus)

Adanya perbedaan signifikan dalam tingkat fokus kedua mata, misalnya satu mata rabun jauh -1, sedangkan mata lainnya -5. Kondisi ini menyebabkan mata memiliki dua fokus yang berbeda.

Pada penderita mata malas, otaknya akan mulai mengabaikan mata yang lebih buram dan hanya menggunakan mata dengan penglihatan yang lebih sehat dan jelas untuk melihat.

Otak akhirnya lebih mengandalkan mata yang lebih kuat dan sehat, sedangkan mata dengan penglihatan lebih lemah lama-kelamaan akan semakin memburuk.

Meski jarang, tapi mata malas bisa berdampak pada kedua mata secara bersamaan.

4. Hambatan Penglihatan (Obstruksi Visual)

Adanya hambatan pada mata seperti kelopak mata yang turun dapat mencegah cahaya masuk ke retina mata. Bisa juga karena lensa mata yang buram atau kekeruhan pada lapisan depan mata yang menimbulkan katarak.

5. Faktor Genetik

Genetik dari anggota keluarga yang memiliki masalah mata malas atau masalah mata lainnya juga bisa meningkatkan risiko anak mengalami mata malas sejak lahir.

Gejala Mata Malas

Mengutip dari berbagai sumber, beberapa anak dan orang dewasa bisa jadi tidak menyadari kalau mereka memiliki mata malas. Sehingga, orang tua bisa lebih mewaspadainyya dengan melihat beberapa gejala berikut ini:

  • Kedua mata terlihat tidak berfungsi secara bersamaan.
  • Salah satu mata tidak selaras dengan mata sebelahnya (seperti juling).
  • Kesulitan memperkirakan jarak.
  • Sering menabrak benda (terutama di salah satu sisi tubuh).
  • Sering menutup satu mata atau menyipitkan mata.
  • Sering memiringkan kepala ke satu sisi.
  • Memiliki kelopak mata yang turun.

Foto: user18526052/Freepik

Cara yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasi Mata Malas pada Anak

Lazy eyes tidak bisa sembuh, karena sifat retina tidak bisa regenerasi. Penanganan lazy eyes juga harus dilakukan sedini mungkin. Idealnya sebelum usia 7-10 tahun, karena pada masa ini sistem visual pada mata anak masih sangat plastis.

Ada beberapa pilihan pengobatan yang bisa dilaukan:

1. Terapi Visual

Latihan atau terapi visual bisa dilakukan denganmelatih mata yang lemah. Misalnya mewarnai dalam garis, menyambung titik, atau melakukan terapi pencil pushups (latihan fokus) di bawah pengawasan dokter.

2. Menggunakan Kacamata Korektif

Kacamata dapat digunakan untuk mengoreksi kelainan refraksi (kesalahan fokus) agar gambar yang jelas bisa sampai ke otak. Menggunakan kacamata bisa diterapkan bagi penderita mata malas atau ambliopia ringan.

Jadi sifatnya konservatif, yaitu menjaga supaya kedepannya lazy eyes tidak bertambah parah. Caranya dengan terus memakai kacamata. Jika ukuran berubah, ganti kacamata dengan ukuran terbaru yang sesuai.

3. Terapi Oklusi (Penutup Mata)

Mata yang lebih kuat ditutup dengan penutup mata atau patch selama beberapa jam dalam sehari. Durasi penggunaan biasanya ditentukan oleh dokter mata.

Tujuan utama terapi ini adalah memaksa otak menggunakan mata yang lebih lemah untuk bekerja keras agar menjadi lebih terlatih dan kuat.

4. Tetes Mata Atropin

Sebagai alternatif penutup mata, tetes mata atropin diberikan pada mata yang lebih kuat. Atropin membuat penglihatan mata yang kuat menjadi kabur sementara, sehingga secara alami memaksa otak untuk mengandalkan penglihatan dari mata yang lebih lemah.

5. Rutin Cek Mata

Rutin kontrol cek mata terutama retina setiap 6 bulan sekali dengan dokter spesialis mata.

BACA JUGA: Bisa Terjadi pada Anak, Kenali 10 Gejala hingga Penyebab Mata Juling

Penting untuk diingat untuk para orang tua, deteksi dan penanganan dini adalah kunci keberhasilan pengobatan ambliopia. Jika terlambat, penurunan penglihatan pada mata yang malas dapat menjadi permanen hingga dewasa. Pemeriksaan mata secara teratur pada anak sangat dianjurkan, terutama jika ada riwayat mata malas atau mata juling dalam keluarga.

Cover: 8photo/Freepik