Sorry, we couldn't find any article matching ''

Jangan Salah Pilih! Ini Cara Menentukan Les Sesuai Karakter Anak Menurut Psikolog Pendidikan
Pilihan les yang tepat bisa membantu anak berkembang optimal. Simak panduan menentukan les yang paling cocok untuk anak agar kegiatan les menjadi lebih efektif dan menyenangkan.
Mommies, ingin tahu bagaimana cara menentukan les yang cocok supaya anak berkembang secara optimal? Pemilihan les yang selaras dengan karakter anak menjadikan proses belajar lebih menyenangkan dan hasilnya lebih maksimal.
Mommies dan Daddies pasti ingin yang terbaik untuk si kecil. Pertanyaannya, bagaimana cara menemukan wadah yang tepat yang akan membantu anak berkembang sesuai jati dirinya? Bila ada aspek perkembangan anak yang ingin ditingkatkan, orang tua bisa memilih beberapa les berikut. Adapun pilihan kegiatan untuk anak yang bisa dicoba berdasarkan kecenderungan karakternya. Yuk, simak!
Rekomendasi Jenis Les Berdasarkan Aspek yang Dikembangkan
Foto: Freepik
Bertanya langsung kepada Psikolog Pendidikan Kara Handali, M.Psi., Psikolog., ada beberapa pilihan les untuk anak bila Mommies dan Daddies ingin meningkatkan aspek perkembangan yang lebih spesifik, misalnya melatih motorik, kognisi, hingga sosial emosional.
1. Motorik dan Fisik
Ada dua jenis keterampilan motorik, yaitu motorik kasar dan motorik halus. Keterampilan motorik kasar melibatkan penggunaan otot-otot besar, sebaliknya motorik halus melibatkan penggunaan otot-otot kecil. Kemampuan motorik kasar mencakup gerakan yang menggunakan seluruh tubuhnya, seperti berguling, merangkak, dan berjalan. Sementara itu, kemampuan motorik halus mencakup keterampilan menggenggam serta koordinasi antara mata dan tangan seperti dikutip dari Brown Health University.
Berikut pilihan les untuk anak untuk meningkatkan keterampilan motorik berdasarkan acuan Psikolog Kara:
- Motorik kasar: olahraga permainan, tari, bela diri, atletik, dan/atau yoga.
- Motorik halus: melukis, memasak, instrumen musik, dan/atau menjahit.
- Aktif bergerak atau mudah terdistraksi: kegiatan yang terarah atau menggunakan alat pukul/raket, seperti tenis, badminton, sofbol, yoga, renang, dan/atau bela diri.
2. Kognisi dan Bahasa
Aspek kognisi dan bahasa membantu anak berpikir kritis, memecahkan masalah, mengingat informasi, serta memperluas kosakata dan keterampilan komunikasinya. Keterampilan ini penting untuk kesiapan belajar di sekolah dan interaksi sosial.
Menurut Psikolog Kara, ada beberapa les atau kegiatan yang bisa dipilih untuk melatih kemampuan kognisi dan bahasa anak, yaitu:
- Bahasa Asing
- Public Speaking
- Debat
- Musik
- Coding
- Robotik
- Pelajaran Akademik
3. Sosial Emosional
Perkembangan sosial emosional yang baik pada anak dapat memberikan banyak manfaat untuk kehidupannya kelak. Dikutip dari Verywell Mind, hal ini membantu anak-anak belajar memahami perasaan diri dan lingkungannya, mengelola emosi dengan baik, dan berinteraksi dengan orang lain secara positif.
Mengacu pada Psikolog Kara, ada beberapa les yang cocok bila Mommies dan Daddies ingin mengembangkan kemampuan sosial emosional anak, seperti:
Entrepreneurship
atau Kewirausahaan
Seni: Tari, Musik, Teater, Lukis, Desain, Fotografi
BACA JUGA: Orang Tua Salah tapi Susah Minta Maaf? Ini Dampaknya pada Anak!
Pilihan Kegiatan Berdasarkan Kecenderungan
Kecenderungan introver dan ekstrover pada anak juga bisa menjadi acuan untuk memilih les yang tepat bagi mereka. Saat anak merasa cocok dengan kegiatan yang dijalani, proses belajar pun berjalan lebih alami dan penuh semangat.
1. Introver
Kecenderungan introver biasanya ditandai dengan sifat anak yang lebih tenang, kalem, sensitif, dan mudah overstimulasi. Mengetahui ini, Mommies dan Daddies tetap bisa mengikutkan anak ke beberapa kegiatan produktif. Psikolog Kara menyebutkan bahwa les privat dan kelas berkelompok yang tidak perlu terus-menerus berinteraksi bisa menjadi alternatif, seperti melukis, menulis, teater, tari, paduan suara, yoga, renang, fotografi, atletik, skateboard, dan seterusnya.
2. Ekstrover
Anak yang ekstrover cenderung menerima energi dari interaksi sosial, supel, banyak bicara, dan nyaman berada di tengah banyak orang. Oleh karena itu, kegiatan yang diperlukan adalah kegiatan yang didominasi interaksi sosial, misalnya olahraga beregu, kompetisi, atau pertunjukan.
Manfaat Anak Ikut Les
Foto: ijeab/Freepik
Les bisa menjadi tambahan wawasan yang tidak bisa didapatkan hanya dari pendidikan formal di sekolah. Menurut Psikolog Kara, berikut banyaknya manfaat mendaftarkan anak ikut les sejak dini:
- Mengembangkan potensi yang tidak tercakup melalui pelajaran formal di sekolah.
- Menjadi aktivitas refreshing setelah sekolah, karena anak bisa bergerak aktif daripada hanya menonton atau bermain game tanpa pengawasan (menambahkan screen time).
- Meningkatkan rasa percaya diri, terutama bagi anak yang mungkin tidak unggul secara akademis namun memiliki bakat di bidang lain. Dengan mengenali kemampuannya, anak akan lebih percaya diri dan punya konsep diri yang positif.
- Membentuk disiplin diri dan manajemen diri, lewat kegiatan yang terstruktur dan terjadwal sehingga anak belajar mengatur waktu dan tanggung jawab.
- Memperluas pergaulan dan wawasan, dengan mengenal teman dari berbagai latar belakang serta berinteraksi dengan metode belajar yang berbeda.
- Melatih keterampilan sosial dan kerja sama, khususnya melalui kegiatan atau les yang dilakukan bersama orang lain.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Meski begitu, ada juga hal-hal yang perlu diperhatikan Mommies dan Daddies. Psikolog Kara menjelaskan bahwa waktu yang seimbang sangat penting untuk anak. Maksudnya, tidak ada alokasi waktu yang berat sebelah pada satu kegiatan, seperti terlalu banyak les atau bermain. Orang tua harus memastikan bahwa anak punya cukup waktu untuk istirahat, bermain, bersosialisasi, makan, berolahraga, dan mengerjakan tugas sekolah.
Selain itu, meskipun ada kegiatan atau les yang lebih sesuai dengan karakter tertentu, anak (khususnya usia 0–13 tahun) sebaiknya tetap dikenalkan pada berbagai jenis aktivitas untuk membantu mereka mengenali minat dan kemampuannya sendiri melalui pengalaman langsung, bukan hanya arahan orang tua. Tidak harus les, kelas sehari pun juga bisa.
Psikolog Kara menambahkan bahwa hal ini berguna untuk menumbuhkan self-awareness anak untuk mengenali sendiri apa yang disukai dan kurang disukai, apa yang ia mampu dan kurang mampu berdasarkan pengalaman pribadi. Mommies dan Daddies juga bisa mengajak si kecil melakukan refleksi sederhana, misalnya bertanya tentang apa yang dirasakan, kendalanya, apa yang membuat ia kurang suka, dan sebagainya.
BACA JUGA: Hati-hati, Ini 11 Kesalahan Orang Tua yang Tidak Akan Dilupakan Anak
Dengan demikian, itulah rekomendasi pilihan les untuk anak sesuai aspek perkembangan dan kecenderungan karakter.
Penulis: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Cover: jcomp/Freepik
Share Article

COMMENTS