Sorry, we couldn't find any article matching ''

Anak Pelit dan Susah Berbagi? Ini 5 Penyebabnya!
Sudah diajarkan cara berbagi, tapi anak masih saja tetap pelit dan sulit berbagi. Sebelum mencari solusinya, pahami terlebih dulu apa penyebabnya.
Berbagi adalah hal yang baik untuk dilakukan dan diajarkan pada anak sejak dini. Melansir dari lama Psychmechanics, pemahaman tentang berbagi merupakan hal yang sangat baik untuk diajarkan pada seorang anak.
Meski prosesnya tidak mudah, kita tentu sering menjumpai beberapa anak yang tidak tahu bagaimana cara berbagi. Sementara beberapa anak lainnya bisa berperilaku murah hati dan mudah untuk berbagi.
Banyak psikolog anak menjelaskan anak usia toddler atau balita masih sulit diajari untuk berbagi. Bukan karena pelit, tapi pada usia ini anak masih belajar konsep kepemilikan yang membuat mereka sulit berbagi.
BACA JUGA: Orang Tua Salah tapi Susah Minta Maaf? Ini Dampaknya pada Anak
Penyebab Anak Sulit Berbagi
Berikut adalah beberapa penyebab umum mengapa anak bisa menunjukkan sikap pelit atau sulit berbagi:
1. Pengaruh Orang Tua
Ternyata sikap anak yang pelit dan sulit berbagi bisa didapatkan dari orangtuanya, lho. Semua orang tahu anak adalah peniru ulung. Jika seorang anak tumbuh dalam keluarga yang tidak terbiasa berbagi, wajar bila ia tidak mengenal atau memahami konsep memberi. Begitu pun sebaliknya, anak yang tumbuh di keluarga yang dermawan akan mudah berbagi dengan teman atau lingkungannya.
2. Tidak Ada Contoh dari Orang Dewasa atau Lingkungan Sekitar
Berkaitan dengan poin sebelumnya, orang tua perlu menjadi model atau teladan dengan mencontohkan berbagi ke sesama. Bila lingkungan sekitarnya mencontohkan untuk menjadi pelit, anak akan mengikutinya.
Mengutip laman Science Update, seorang psikolog anak di Yale University, Amerika Serikat bernama Kristin Leimburger mengatakan, “Anak-anak sangat dipengaruhi oleh apa yang diketahui dan dilihatnya ketika mereka membuat keputusan. Jadi, umumnya anak-anak hanya dermawan ketika melihat orang-orang di sekitarnya melakukan hal serupa, anak akan berlaku pelit seperti yang dicontohkan padanya.”
Foto: jcomp/Freepik
3. Anak Belum Mengerti Konsep Berbagi
Anak belum mengerti konsep berbagi, khususnya pada usia balita. Dikutip dari Parents, mereka belum memahami bahwa suatu benda bisa dimiliki oleh orang lain juga dan bukan hanya mereka saja. Tak hanya itu, anak balita juga belum mengerti konsep waktu. Jadi, menyerahkan benda miliknya sama saja dengan tidak mendapatkannya kembali.
4. Tidak Membuat Kesempatan untuk Mengajar
Berkaitan dengan poin pertama, anak melihat dan mengikuti orang tuanya. Hal ini mungkin luput dari pikiran Mommies dan Daddies, padahal sebenarnya anak sangat jeli melihat bagaimana orang tua bersikap dalam berbagai situasi. Melansir CNBC, orang tua terkadang gagal memanfaatkan waktu sebagai kesempatan untuk mengajarkan sesuatu, termasuk berbagi.
5. Mengiyakan Semua Kemauan Anak
Kalau anak selalu dituruti keinginannya dan jarang diberi batasan (sering mengiyakan untuk hampir semua hal), mereka bisa tumbuh dengan rasa entitlement—merasa semua harus jadi miliknya, tidak perlu berbagi, dan aturan tidak berlaku untuk dirinya. Jadi, sikap orang tua yang terlalu memanjakan dan tidak memberi konsekuensi sehat bisa membuat anak sulit memahami pentingnya berbagi.
BACA JUGA: Hati-hati, Ini 11 Kesalahan Orang Tua yang Tidak Akan Dilupakan Anak
Ketika Mommies menyadari dan mengetahui sifat pelit anak, pahami juga penyebab utama mengapa anak bisa berperilaku demikian. Bila sejak dini perilaku ini tidak diperbaiki, anak akan tumbuh dengan pemikiran dirinya harus selalu diutamakan dalam segala hal. Untuk mengetahui dampak-dampak anak pelit dan sulit berbagi, Mommies bisa cek di sini.
Penulis: Dhevita Wulandari
Diperbarui: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Editor: Dhevita Wulandari
Cover: Victoria Akvarel/Pexels
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS