Sorry, we couldn't find any article matching ''

Reiga B. Tom: Tidak Ada Tempat untuk Ayah yang Lemah, A Father Has To Be Strong, Physically, Mentally and Spiritually
Bagaimana, sih, seorang Reiga B. Tom, yang dikenal sebagai pelatih kebugaran ini, menjalani perannya sehari-hari sebagai ayah dari 4 anak?
Mommies yang lagi senang olahraga, khususnya strength training atau nge-gym, pasti seringkali terpapar postingan akun @olahreiga, bahkan mungkin sudah follow dan sering me-repost, saking relate-nya sama kehidupan sehari-hari kita sebagai ibu. Pemilik akun, yakni Reiga B. Tom (42) yang merupakan seorang ayah dari Ava (13), Aka (11), Saga (6), Gaza (2), memang memiliki misi mengedukasi pentingnya latihan kekuatan, yang dibutuhkan semua lapisan masyarakat, tidak terkecuali pemula, ibu-ibu, bahkan lansia. Hal tersebut juga merupakan cikal bakal beliau mendirikan─sekaligus terjun langsung sebagai head coach─sebuah pusat latihan kebugaran di Kebayoran Square Bintaro Sektor 9, bernama Gymnasium.
Sebagai ayah yang bekerja, bagaimana caramu menjalani quality time bersama keluarga?
Foto: Dokumentasi Pribadi
Alhamdulillah, di Gymnasyum, semua coaches diberikan keleluasaan untuk bisa memilih jadwal, sesuai dengan ketersediaan waktu. Karena kekeluasaan itu, saya bisa memilih untuk mengajar hanya di pagi hingga siang saja, sehingga saya memiliki cukup banyak waktu luang bersama keluarga, dari jalan-jalan, makan di luar, dan olahraga bareng. Kalau soal olahraga, di keluarga kami sudah semacam “mendarah daging”, tanpa diberikan instruksi atau dipaksa. Bahkan sejak hamil, sejak anak dalam kandungan, istri masih rutin latihan beban. Sampai mereka lahir pun, akhirnya sudah terbiasa dengan “aroma” gym, dan suasana gym. Gym is our playground.
Menurutmu seberapa penting peran seorang ayah dalam pengasuhan anak dan kenapa?
Saya orang yang memiliki prinsip bahwa ketika suami istri menikah, dan dikaruniai anak, maka anak-anak adalah kewajiban bersama alias teamwork, bukan cuma peran ibu. Itulah kenapa, saya selalu memposisikan diri sebagai bapak hamil juga, dari proses hamil hingga melahirkan, saya terus terlibat dalam menjaga tumbuh kembang janin. Bahkan tidak ada satu kelahiran pun, tanpa kehadiran saya. Saya selalu berada di sisi istri, dari bukaan satu hingga lahiran, lanjut sampai tugas menggendong bayi, menjaga anak, mengajarkan pelajaran sekolah, dan sebagainya. Saya sangat menikmati waktu bersama anak-anak, alhamdulillah fisik saya juga masih sanggup mengikuti gerak mereka, yang bisa dibilang, seperti baterai yang tidak pernah habis tenaganya. Sesederhana karena anak-anak saya butuh sosok untuk ditiru, mereka butuh sosok pelindung, mereka butuh sosok pemimpin, mereka butuh aturan, mereka butuh teladan. Di situlah peran saya.
Nilai-nilai apa saja yang ingin kamu tanamkan pada anak dan mengapa nilai tersebut penting?
- Landasan iman. Saya ingin anak menjadi pribadi yang memiliki keyakinan yang rasional. Bukan sekedar menjalankan ibadah yang sifatnya “ritual”, tapi mereka paham aplikasi agama dalam kehidupan sehari-hari.
- Prinsip mandiri. Tidak kasar, tapi tegas. Lembut, tapi tidak lemah. Saya akan biarkan mereka usaha secara optimal dulu, dengan kemampuan mereka sendiri. Ketika problem yang mereka hadapi sudah melebihi kapasitas mereka, barulah saya hadir. Saya adalah produk dari didikan “tangan besi” kedua orang tua saya. Namun pada akhirnya saya paham, apa dampaknya pada mental dan kemandirian saya. Hanya bedanya, kalau dulu orang tua saya masih mendidik secara keras, baik verbal maupun fisik, saat ini saya tidak memberlakukan hal yang sama.
- Pentingnya kekuatan fisik tanpa kekerasan fisik. Saya mendidik tanpa ada kekerasan fisik (tanpa memukul anak dan sebagainya), tapi saya ajarkan, bahwa menjaga kekuatan fisik itu sangat penting, terutama bagi mereka yang notabene laki-laki semua. Mereka harus tahu, bahwa suatu saat mereka akan menjadi pelindung ibu, pasangan, dan anak-anak mereka juga. Jadi mereka pun harus tumbuh kuat untuk melindungi keluarga mereka.
Apa kekhawatiran yang dirasakan terutama berkaitan dengan anak, di jaman sekarang ini?
Lingkungan dan pengaruh yang negatif, khususnya yang berada di luar jangkauan saya.
Dukungan keluarga seperti apa, yang kamu rasakan sangat bermanfaat dan bikin selalu semangat?
Sesederhana bisa mendengar “Daaaa bapak…” di setiap pagi, sebelum saya berangkat kerja, daan mendengar “Bapak pulaaang…” setiap kali saya menginjakkan kaki di rumah. Pelukan istri adalah kekuatan saya. Tawa bahagia anak-anak, adalah semangat saya.
Punya tips untuk para ayah di luar sana?
Tidak ada tempat untuk ayah yang lemah. You know what I mean. A father has to be strong. Physically, mentally, financially, and spiritually.
Baca juga: Budi Komala: Saya Ingin Orang Terbiasa Melihat Ayah Terlibat Dalam Pengasuhan Anak
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS