Kedekatan ayah dan anak berperan besar dalam tumbuh kembang emosional. Yuk, pahami penyebab anak tidak dekat dengan ayah serta cara mempereratnya dari psikolog.
Kedekatan orang tua, terutama ayah, berperan penting untuk tumbuh kembang anak secara emosional. Namun, Indonesia yang masih kental budaya patriarki masih sering menganggap peran ayah sebatas pencari nafkah, sementara urusan anak diserahkan ke ibu. Alhasil, banyak anak tumbuh tanpa kehangatan sosok ayah alias fatherless.
Mengutip laman Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), fatherless bukan hanya ketiadaan ayah secara fisik, melainkan absennya peran ayah dalam kehidupan anak meski sebenarnya hadir di rumah.
Padahal, tanggung jawab dalam pengasuhan sejatinya bukan hanya berada di pundak ibu. Ayah pun memiliki peran yang sama pentingnya, dengan gaya dan pendekatan yang khas dalam membimbing serta membentuk karakter anak.
Psikolog Pendidikan dari Rumah Dandelion, Binky Paramitha, M.Psi., Psikolog., menegaskan bahwa keterlibatan ayah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan kesejahteraan anak, bahkan hingga mereka dewasa.
Bagi seorang anak, kebersamaan dengan ayah, baik melalui bermain, perhatian, kasih sayang, maupun dukungan, merupakan kebutuhan penting yang akan membekas sepanjang hidupnya.
BACA JUGA:
Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) yang dikutip dari Katadata, alasan ayah absen dari hidup anak disebabkan oleh beberapa hal, seperti
Berdasarkan data BPS yang diolah Kementerian PPPA pada 2018, hanya 2,51% anak di Indonesia yang hidup bersama ayah kandung, sedangkan 8,34% bersama ibu kandung. Angka ini sering dijadikan rujukan untuk menggambarkan fenomena fatherless di Indonesia, yang disebut-sebut sebagai salah satu negara dengan tingkat ketidakhadiran ayah cukup tinggi di dunia.
Psikolog Binky menambahkan, ada beberapa faktor yang membuat ayah kurang terlibat dalam pengasuhan anak, antara lain:
Kurangnya hubungan dekat dengan ayah dapat memengaruhi perkembangan anak, dimulai dari aspek emosional yang kemudian berdampak pada kehidupan sosial dan perilakunya.
Meskipun angka fatherless di Indonesia cukup tinggi, Psikolog Binky menyarankan beberapa cara yang bisa dilakukan ayah untuk membangun kedekatan dengan anak, yaitu:
Psikolog Binky juga menekankan pentingnya hadir secara mindful, yaitu benar-benar fokus pada anak tanpa terdistraksi gadget atau pekerjaan lain. Baik jumlah maupun kualitas waktu bersama sama-sama penting untuk anak. Terutama pada usia balita, kesempatan untuk mempererat ikatan ini masih sangat besar, loh, Daddies.
Untuk anak yang lebih besar seperti remaja, ayah bisa mulai dengan memahami minat anak lalu menjadikannya bahan obrolan atau aktivitas bersama. Meski biasanya, remaja dan segala dunianya, proses menjadi dekat ini membutuhkan banyak sabar dan waktu.
Jangan lupa tunjukkan kasih sayang lewat berbagai cara, seperti ungkapan langsung dengan kata-kata, memberi hadiah atau makanan favorit, menemani nonton film, hingga membantu anak saat kesulitan belajar.
Memang, di awal anak bisa merasa canggung dengan perubahan sikap ayah. Namun, jika anak merasakan ketulusan, hubungan ayah dan anak perlahan akan terbangun lebih sehat dan hangat.
Tak ada kata terlambat untuk jadi ayah yang lebih dekat dan hangat. Yang terpenting, ayah mau mencoba dan terus belajar memahami kebutuhan anak.
BACA JUGA:
Diperbarui: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Cover: Freepik