Sorry, we couldn't find any article matching ''

Film Panggil Aku Ayah: 7 Pelajaran yang Bikin Haru
Film Panggil Aku Ayah menyentuh isu keluarga, kehidupan, dan kasih sayang dari sudut yang tidak biasa. Film ini tayang di bioskop mulai 7 Agustus 2025.
Film Panggil Aku Ayah membawa penonton pada perjalanan emosional yang hangat sekaligus mengharukan dengan dibalut komedi ringan tentang arti keluarga, pengorbanan, dan kasih sayang tanpa syarat. Diadaptasi dari film Korea Selatan berjudul Pawn (2020), kisah ini mengangkat tema hubungan antara anak dan figur ayah yang hadir bukan karena ikatan darah, melainkan karena rasa tanggung jawab dan cinta yang tumbuh seiring waktu.
Lewat dinamika antara karakter utama dan seorang anak perempuan yang ia asuh, penonton diajak merenungkan berbagai pelajaran hidup yang relevan dan dekat dengan keseharian—terutama soal kehilangan, penerimaan, dan kekuatan cinta orang tua. Kira-kira, apa saja pelajaran yang bisa diambil dari film Panggil Aku Ayah, ya?
BACA JUGA: 9 Karakter Ayah dalam Anime One Piece, Ada Bartholomew Kuma hingga Kaido
1. Tidak Ada yang Siap Kehilangan Orang Tua
Kehilangan orang tua—baik karena perpisahan, kematian, atau keadaan sulit—selalu menyisakan luka yang mendalam, terutama ketika Intan menyaksikan kepergian ibunya di tengah malam dan menangis meraung-raung. Pengalaman itu tentu sangat membekas di lubuk hati siapapun.
Tiada hujan tiada badai, Intan yang hanya ingin pulang ke rumah malah menyaksikan ibunya pergi. Film ini menunjukkan bahwa tak ada anak yang benar-benar siap kehilangan orang tuanya. Meski begitu, Intan tumbuh menjadi sosok yang kuat.
Foto: Panggil Aku Ayah
2. Figur Ayah Tidak Selalu Datang dari Ayah Kandung
Perihal arti keluarga, apakah cukup membatasi artinya sebagai sekadar ikatan darah? Melalui film Panggil Aku Ayah, hubungan Pacil dan Mang Dedi terasa manis dan emosional. Meski tak punya hubungan darah, Pacil menemukan figur ayah pada Mang Dedi yang tulus memberikan kasih, perlindungan, dan kehadiran.
3. Pengorbanan Ayah untuk Anak Perempuan
Meski bukan ayah kandung, Mang Dedi menunjukkan bahwa cintanya kepada Intan sudah selayaknya anak sendiri. Ia rela menjual aset dan barang berharga demi Intan bisa sekolah. Dari yang sebelumnya hanya titipan sementara, lama-lama menjadi selamanya. Intan hadir di hidup Mang Dedi dan Tatang seperti harta karun tak terduga. Dalam banyak adegan, tampak banyak pengorbanan Mang Dedi untuk memastikan Intan merasa aman dan tumbuh dicintai.
Foto: Poplicist
4. Ayah Bisa Menjadi Tempat Aman untuk Anak Perempuannya
Ketika Intan dalam bahaya, Mang Dedi datang menghadirkan rasa aman. Ayah bisa menjadi tempat pulang dan tempat aman bagi anak perempuannya. Dari film Panggil Aku Ayah, kita terus diingatkan bahwa sosok ayah berperan penting untuk menjadi pelindung, panutan, dan acuan bagi tumbuh kembang anak.
5. Paling Protektif Bila Anak Perempuan Memperkenalkan Teman Lawan Jenis
Apakah ada studi yang menjawab pertanyaan kenapa ayah selalu menjadi manusia paling protektif ketika anak perempuannya jatuh cinta? Ada sisi lucu sekaligus menyentuh saat Mang Dedi dan Tatang “menginterogasi” kakak tingkat Intan yang mengantarnya pulang malam-malam. Setelah mengasuh Intan bertahun-tahun, mereka harus memastikan kalau lelaki yang ada di dekat Intan tidak berani macam-macam. Momen ini menjadi terasa hangat dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Foto: Poplicist
6. Tidak Ada Orang Tua yang Sempurna, Juga Tidak Ada Anak yang Sempurna
Perkataan Mang Dedi kepada Rossa, ibu kandung Intan, terasa sangat menyentuh ulu hati, kurang lebih seperti ini, “Tidak ada orang tua yang sempurna, seperti tidak ada anak yang sempurna.” ujarnya. Meski Rossa pergi ketika usia Intan masih muda, tidak ada yang saling menyalahkan. Demi membayar utang, ia bekerja banting tulang sampai naas jatuh sakit. Meski begitu, Intan selalu ada di dalam doa ibunya. Pun, ibunya selalu menjadi tujuan Intan bekerja keras dalam hidupnya.
7. Cinta Tanpa Syarat
Pada akhirnya, film Panggil Aku Ayah mengajarkan bahwa kasih sayang orang tua kepada anak tak pernah memiliki syarat dan ketentuan. Cinta sejati tidak mengharapkan balasan. Status biologis tidak menghentikan cinta yang tumbuh antara hubungan ayah dan anak dari sosok Mang Dedi dan Pacil. Seiring berjalannya waktu, kasih sayang Mang Dedi dan Tatang kepada Pacil tumbuh menjadi cinta keluarga yang tulus—menunjukkan bahwa cinta bisa tumbuh dari mana saja.
BACA JUGA: Peran Ayah dalam Membentuk Anak yang Hebat: secara Emosional, Sosial, dan Rohani
Film ini sangat cocok ditonton bersama keluarga. Tayang mulai 7 Agustus 2025, film Panggil Aku Ayah siap hadir di bioskop kesayangan Mommies dan keluarga semua!
Penulis: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Cover: POPLICIST Publicist
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS