Apakah langkah pemerintah menaikkan harga rokok berhasil menurunkan angka anak dan remaja untuk berhenti merokok? Ini penjelasan dari hasil studi.
Anak kecil atau remaja yang sudah mengonsumsi produk tembakau sejak dini akan terancam tumbuh kembangnya dengan masalah-masalah kesehatan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Beberapa efek merokok dapat dirasakan, seperti batuk, radang, gangguan pernapasan, ketergantungan, gangguan pertumbuhan, kerusakan pada organ tubuh, dan sebagainya.
Melansir sebuah riset di Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), Indonesia dan negara-negara lain telah menerapkan langkah-langkah pengendalian tembakau, salah satunya meningkatkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) untuk produk hasil tembakau sebagai strategi untuk mengurangi konsumsi rokok, utamanya pada kalangan muda.
Hasil studi di atas menunjukkan bahwa setiap harga rokok naik 1%, jumlah remaja Indonesia yang merokok turun 2,2%. Ini disebabkan oleh daya beli anak dan remaja yang terbatas untuk mengakses rokok.
Naiknya tarif cukai dan harga rokok di Indonesia tentu bukan yang pertama kali. Kenaikan cukai dan harga produk tembakau ini telah berlangsung sejak 2012 hingga kini seperti dikutip dari laman GoodStats.
BACA JUGA: Remaja Memakai Makeup ke Sekolah, Bagaimana Tanggapan Orang Tua dan Tenaga Pendidik?
Lantas, kenapa banyak anak muda, dari kecil hingga remaja, sudah merokok? Apapun itu jenis rokoknya, seperti rokok kretek, rokok elektrik, vape, pod, dan seterusnya. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa alasan yang menyebabkan anak merokok.
Pengaruh lingkungan dan tekanan sosial, seorang anak atau remaja bisa terdorong untuk ikut merokok supaya diterima atau dianggap keren oleh kelompok sosialnya.
Meremehkan sifat adiktif zat yang terkandung dalam rokok, mungkin mereka sudah tahu bahayanya dan berpikir bisa berhenti kapan saja, tetapi alangkah susahnya bila kecanduan sudah di depan mata.
Rasa penasaran, masa anak-anak atau remaja memang masanya eksplorasi, mungkin saja mereka ingin mencoba bagaimana rasanya merokok.
Untuk mengendalikan suasana hati, kalau stres atau banyak pikiran, merokok menjadi solusi tercepat bagi sebagian orang untuk menenangkan hati dan pikiran.
Kurangnya pengetahuan, tidak jarang pula beberapa anak belum sepenuhnya menyadari efek buruk merokok yang akan terjadi pada kesehatannya.
Untuk mencegah anak dan remaja merokok sejak dini, beberapa hal bisa dilakukan sebagai orang tua:
BACA JUGA: 10 Drakor Remaja dan Sekolah Paling Seru, Wajib Nonton!
Kalau sudah terlanjur, Mommies dan Daddies bisa melakukan beberapa hal agar anak berhenti merokok. Tak hanya orang tua, pihak sekolah dan pemerintah pun juga punya peran yang penting untuk mencegah dan mengurangi perokok anak dan remaja. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
Merokok selain membuat polusi tetapi juga bikin dompet tiris. Padahal, uang yang digunakan untuk beli rokok bisa digunakan untuk hal-hal yang jauh lebih bermanfaat. Bayangkan, uang jajan dikasih Rp100.000 per minggu alias Rp400.000 setiap bulan. Uang ini bisa dialihkan ke hal lain, misalnya:
BACA JUGA: 7 Side Hustle untuk Anak Remaja, Cara Kreatif Nambah Uang Jajan
Menghentikan kebiasaan merokok bukan hanya menyelamatkan kesehatan, tapi juga membuka peluang untuk hidup yang lebih produktif dan bermakna. Uang yang dulunya habis untuk rokok bisa menjadi bekal untuk masa depan yang lebih cerah.
Penulis: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Cover: Freepik