Kekhawatiran suami yang tak diatasi soal hubungan seksual di ranjang dampaknya serius pada kehidupan rumah tangga. Cari tahu penyebab dan solusinya di sini.
Hubungan seksual bukan hanya soal gairah dan kenikmatan, tetapi juga menyimpan berbagai emosi kompleks—termasuk kekhawatiran. Meski sering diasosiasikan dengan perempuan, banyak suami juga mengalami kecemasan dan kekhawatiran saat, bahkan sebelum melakukan hubungan seksual. Memahami kekhawatiran ini sangat penting agar hubungan suami istri, khususnya urusan ranjang tetap sehat dan memuaskan buat keduanya.
Berikut beberapa bentuk kekhawatiran yang sering dialami pria perihal performa mereka di ranjang:
BACA JUGA: 10 Aturan Kebersihan dalam Berhubungan Seks, Suami Istri Harus Tahu!
Banyak suami merasa tertekan untuk menjadi “pemimpin” dalam ranjang. Mereka khawatir tidak cukup romantis, tidak memiliki teknik yang baik, bakal ejakulasi ini, atau tidak mampu membuat istri orgasme. Khawatir performa mereka buruk. Ada ekspektasi sosial yang menempatkan pria sebagai sosok dominan, sehingga mereka takut dinilai kurang “macho” jika tidak mampu memenuhi harapan tersebut.
Beberapa pria bahkan merasa terbebani dengan gambaran pria ideal dari karakter Christian Grey yang penuh kendali dan sensualitas. Tekanan ini menyebabkan suami kurang percaya diri di ranjang.
Ada anggapan bahwa pria harus selalu siap dan pasti menginginkan seks kapan pun. Padahal, dorongan seksual pria tidak konstan. Banyak faktor seperti stres kerja, kelelahan, konflik rumah tangga, atau masalah kesehatan dapat menurunkan gairah. Dalam kasus di mana istri memiliki libido lebih tinggi, suami bisa merasa malu atau tidak cukup “maskulin,” yang akhirnya memicu kecemasan.
Masalah ereksi adalah sumber tekanan besar. Pria khawatir tidak bisa mencapai atau mempertahankan ereksi, apalagi jika terjadi ejakulasi dalam waku yang sangat cepat. Secara biologis, pria cenderung ejakulasi dalam 2–5 menit, sedangkan wanita umumnya membutuhkan sekitar 20 menit untuk mencapai orgasme. Perbedaan ini dapat menciptakan tekanan tinggi, terutama jika suami merasa ia gagal memberikan kepuasan maksimal.
Tanda-tanda kecemasan performa bisa dilihat jika suami menghindari momen intim, memberi alasan untuk menunda seks, atau tampak tegang saat mulai berdekatan secara fisik.
Ketika suami mengalami ejakulasi dini, ia bisa merasa kecewa terhadap dirinya sendiri. Kekhawatiran ini cenderung lebih besar jika:
Ejakulasi dini bisa membuat pasangan merasa tidak puas, yang akhirnya memicu konflik jika tidak ditangani dengan komunikasi terbuka dan mencari solusi bersama.
Walau jarang dibicarakan secara terbuka, banyak pria khawatir tentang ukuran penis mereka. Padahal, kepuasan seksual wanita tidak sepenuhnya bergantung pada ukuran. Area sensitif vagina berada di sepertiga bagian luar, dan teknik berhubungan seksual serta koneksi emosional jauh lebih penting daripada ukuran anatomis.
BACA JUGA: Sentuh 8 Area Ini untuk Meningkatkan Gairah Suami
Ini beberapa penyebab suami merasa khawatir soal hubungan intimnya dengan sang istri. Apa saja?
Media sering menggambarkan pria sebagai sosok yang selalu kuat, penuh hasrat, dan tahu segalanya tentang seks. Ketika kenyataan tak sesuai dengan gambaran tersebut, pria bisa merasa tidak cukup baik. Ekspektasi untuk tampil sempurna menimbulkan rasa tidak percaya diri yang berkelanjutan.
Pengalaman buruk seperti penolakan, kritik, atau kegagalan saat melakukan hubungan seksual sebelumnya dapat menciptakan trauma. Ketakutan untuk mengulang pengalaman tersebut membuat pria gugup dan cemas ketika momen intim tiba.
Masalah pekerjaan, keuangan, atau dinamika keluarga dapat memengaruhi kondisi psikologis. Sebagian pria melihat seks sebagai pelarian dari stres, tetapi bagi sebagian lain, tekanan hidup justru membuat mereka kehilangan minat dan kepercayaan diri sehingga malah menghindari hubungan intim.
Kondisi kesehatan tertentu, efek samping obat, atau rasa tidak percaya diri terhadap bentuk tubuh bisa menjadi pemicu kekhawatiran. Banyak pria merasa tidak nyaman dengan tubuh mereka sendiri, apalagi saat harus tampil tanpa busana di depan pasangannya.
Jika merasa khawatir soal urusan ranjang, Daddies bisa lakukan beberapa cara berikut ini.
Diskusi jujur tentang ketakutan dan harapan dalam hubungan seksual sangat membantu. Ketika suami berbagi perasaannya, tekanan bisa berkurang dan keintiman meningkat. Keterbukaan juga memberi ruang bagi istri untuk memahami dan memberikan dukungan emosional.
Berhubungan seksual bukan hanya tentang performa, tetapi tentang koneksi antara dua individu. Ketika suami dan istri menikmati momen dengan penuh kasih sayang dan tanpa tuntutan, kualitas hubungan bisa meningkat.
Beberapa metode ini bisa membantu:
Memahami kebutuhan tubuh sendiri dan pasangan sangat penting. Belajar dari sumber terpercaya tentang anatomi dan teknik bercinta dapat meningkatkan rasa percaya diri. Praktik perlahan dengan fokus pada eksplorasi membantu mengurangi tekanan untuk seks yang wajib langsung sempurna.
Jika suami khawatir soal performa:
Mommies bisa coba strategi ini:
Peran istri sangat besar dalam membantu suami mengatasi kekhawatiran seksual:
Meskipun banyak kekhawatiran seksual dapat diatasi melalui komunikasi terbuka dan upaya sendiri, terkadang bantuan profesional juga diperlukan jika suami merasa:
Layanan seperti terapi seks, konseling pasangan, atau konsultasi dengan dokter urologi bisa membantu suami istri mendapatkan solusi terbaik.
BACA JUGA: Tips Seks Malam Pertama untuk Pengantin Baru, Coba 5 Posisi Ini!
Cover:Alex Green/Pexels