Sorry, we couldn't find any article matching ''

Dampak Jika Selat Hormuz Ditutup dan 7 Strategi Keuangan untuk Antisipasi
Jika Selat Hormuz ditutup, dampaknya akan memengaruhi perekonomian global tak terkecuali Indonesia. Bagaimana cara melindungi finansial di tengah ketidakpastian situasi global kini?
Perang Iran-Israel memunculkan isu-isu geopolitik, salah satunya ancaman Iran yang akan menutup Selat Hormuz sebagai aksi balasan usai Amerika Serikat terlibat langsung dan menyerang tiga lokasi nuklir di Iran. Selat Hormuz merupakan jalur perdagangan minyak internasional dan salah satu jalur yang dianggap vital dalam pengiriman minyak di dunia atau perdagangan global pada umumnya.
Apabila Selat Hormuz ditutup, dampaknya tidak akan terasa oleh negara-negara yang berkonflik saja, tetapi menyebar ke seluruh dunia dan dapat menimbulkan lonjakan harga minyak yang tinggi secara global. Apabila efek tersebut berjangka menengah hingga panjang, maka dapat menimbulkan krisis ekonomi di banyak negara, tak terkecuali Indonesia.
BACA JUGA: 5 Penyebab Masalah Keuangan Bisa Mengganggu Hubungan, Jangan Diremehkan!
Fakta-fakta Tentang Selat Hormuz
Selat Hormuz menjadi sorotan internasional yang kerap disebut akan menimbulkan disrupsi ekonomi apabila Iran menutup jalur tersebut. Lantas, di manakah letaknya? Mengapa jalur perdagangan ini menjadi vital dalam perekonomian global?
Letak
Mengutip Britannica, Selat Hormuz adalah selat sempit selebar antara 55 hingga 95 km yang sebagian besar berada di perairan teritorial Oman dan sebagian lainnya di perairan teritorial Iran. Jalur laut ini terletak di antara Iran di utara dan Uni Emirat Arab serta Oman di selatan, namun diatur oleh hukum maritim internasional berdasarkan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Hukum Laut (UNCLOS).
Lebih dari 20% ekspor minyak dan gas alam cair melewati Selat Hormuz
Bersama dengan Selat Malaka yang menghubungkan Samudra Hindia dengan Samudra Pasifik, Selat Hormuz merupakan salah satu titik krusial rute perdagangan minyak paling vital dalam ekonomi global. Sebagai satu-satunya jalur keluar-masuk kapal tangki minyak yang menghubungkan Teluk Persia tempat sebagian besar negara penghasil minyak terbesar berada (di sebelah barat) dengan Teluk Oman dan Laut Arab (di sebelah tenggara), selat ini menjadi jalur utama ekspor minyak dari Iran, Irak, Kuwait, Qatar, dan Uni Emirat Arab ke negara-negara pengimpor di Asia, terutama Tiongkok, India, Jepang, dan Korea Selatan. Meski secara geografis ekspor tersebut sangat terfokus, volume pasokannya berpengaruh besar terhadap harga minyak global.
Foto: CNN Indonesia
Dampak Jika Selat Hormuz Ditutup
Melansir CNBC Indonesia, beberapa pakar mengungkapkan pendapatnya mengenai dampak tersendatnya jalur perdagangan Selat Hormuz terhadap ekonomi Indonesia.
- Harga minyak bumi akan melonjak tinggi yang otomatis meningkatkan angka inflasi.
- Naiknya harga minyak memengaruhi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) RI, sebab di satu sisi pendapatan negara dari minyak akan meningkat sebab harga jualnya naik tetapi anggaran subsidi dalam APBN juga akan membengkak.
- Potensi resesi atau depresi terhadap perekonomian global apabila efek tersebut berjangka menengah hingga panjang.
Tips Mempersiapkan Keuangan untuk Antisipasi
Situasi dan kondisi yang tidak pasti membuat perlindungan finansial menjadi hal yang tidak perlu ditunda lagi. Beberapa hal berikut bisa Mommies lakukan mulai sekarang.
1. Menghemat energi di rumah dan kendaraan
Foto: user6702303 on Freepik
Dalam situasi global yang tidak pasti kini, Mommies dapat mengantisipasi kenaikan harga energi dengan menghemat energi di rumah dan kendaraan, misalnya mengurangi penggunaan listrik dan BBM yang tidak perlu. Pertimbangkan beralih ke energi alternatif (solar panel, motor listrik, dsb).
2. Mengamankan dana darurat
Dana darurat setiap saatnya diperlukan sewaktu-waktu ada kondisi tidak terduga terjadi. Mommies bisa menyiapkan dana darurat minimal 3–6 bulan pengeluaran.
3. Investasi
Melansir Treasury, emas masih menjadi pilihan banyak orang sebab menjaga nilai uang dari inflasi dan melemahnya rupiah. Selain itu, pertimbangkan pula investasi ke obligasi pemerintah sebab risikonya yang rendah dan relatif stabil.
4. Mengelola biaya hidup
Penting untuk mulai stok barang kebutuhan pokok atau barang penting lainnya untuk mengantisipasi apabila kondisi yang memanas membuat berkurangnya stok-stok barang.
5. Side hustle
Foto: tirachardz on Freepik
Mommies juga dapat mencari kegiatan lain untuk menambahkan penghasilan. Misalnya, live streaming jualan. Dengan modal HP dan barang jualan, Mommies bisa mendapatkan cuan tambahan melalui live streaming.
Bisa juga menjadi affiliator. Kini, aplikasi marketplace banyak yang menyediakan program affiliate tanpa harus membayar sepeserpun. Mommies dapat memilih ingin mengafiliasi produk apa dan tinggal menyebar atau mengirim tautan produknya saja sudah bisa dapat penghasilan sampingan.
Lalu, menjual barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai tetapi masih bagus. Selanjutnya, menjual makanan atau minuman kemudian mempromosikannya ke keluarga, teman, rekan kerja, atau ke media sosial agar produk yang dijual dapat dibeli oleh banyak orang. Dan masih banyak berbagai pilihan side hustle lainnya.
6 Selalu pantau situasi terkini
Mengikuti berita penting untuk mengetahui situasi yang sedang berlangsung. Dengan ini, Mommies bisa mengira-ngira kapan harus memotong pengeluaran hiburan atau mengalihkan cicilan ke level minimum ketika penghasilan turun.
7. Asuransi kesehatan dan jiwa
Asuransi kesehatan dan jiwa menjadi penting saat situasi global sedang tidak stabil sebab saat sedang krisis, harga obat atau layanan medis dapat ikut naik akibat gangguan pasokan atau inflasi. Asuransi adalah bentuk perlindungan dari situasi yang tidak terduga.
BACA JUGA: Cara Menghitung Dana Pensiun dan Tips Mempersiapkannya, Investasi untuk Hari Tua
Penulis: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Cover: Pexels
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS