Sorry, we couldn't find any article matching ''

Seks Terasa Hambar Setelah Menikah, Ini 10 Penyebabnya!
Mungkinkah setelah menikah kehidupan seks suami dan istri malah terasa biasa saja? Bahkan hambar? Yuk, cari tahu penyebabnya!
Pada awal pernikahan, segalanya terasa begitu menggairahkan. Setiap kali nggak sengaja bersentuhan, rasanya seperti ada kupu-kupu menari di dalam perut, nervous, salting (salah tingkah), ded-deg serrr, dan tentu saja kehidupan seks yang menggebu-gebu. Tapi mengapa setelah menikah, seks bisa terasa biasa saja—bahkan hambar? Apakah ini normal? Atau adakah sesuatu yang perlu diperhatikan oleh suami dan istri?
Faktanya, banyak pasangan merasakan perubahan dalam kehidupan seksual mereka setelah sekian lama menikah. Seks yang dulu menyenangkan dan bergelora, kini terasa datar dan minim emosi. Bahkan di titik ekstrim, satu sama lain bisa tidak merasakan apa pun lagi. Berikut adalah 10 penyebab utama mengapa setelah menikah seks mulai terasa hambar dan biasa saja.
Penyebab Utama Seks Mulai Terasa Biasa Saja Setelah Menikah
Ini faktanya: gairah dan kepuasan seksual biasanya memang menurun seiring bertambahnya usia pernikahan, dan penurunan ini tidak dapat dihindari. Ada banyak alasan yang valid mengapa percikan gairah di kamar tidur mungkin hilang atau suami istri mulai merasa tidak cocok secara seksual. Tidak merasakan apa pun.
Ini dia sepuluh penyebab mengapa setelah menikah seks jadi terasa biasa saja:
BACA JUGA: Usia Pernikahan 10 Tahun Lebih? Ini 10 Tips Seks Tetap Bergairah
1. Kewajiban keluarga yang menguras energi
Setelah menikah, pasangan sering kali disibukkan dengan urusan rumah tangga dan anak. Tanggung jawab terhadap anak-anak, orang tua, dan memenuhi kebutuhan ekonomi dan keuangan keluarga bisa menyita waktu dan energi. Kondisi ini sering membuat pasangan suami istri lupa memprioritaskan hubungan intim mereka. Padahal, menjaga momen intim sangat penting untuk mempererat ikatan emosional dan seksual dalam pernikahan.
2. Terjebak dalam rutinitas
Hubungan yang sudah berjalan lama rentan terjebak dalam pola yang monoton. Pasangan suami istri cenderung melakukan hal yang sama berulang-ulang, termasuk dalam hal seks. Kurangnya variasi dan spontanitas bisa membuat seks terasa seperti kewajiban, bukan kenikmatan. Ketika seks sudah menjadi “jadwal mingguan”, gairah pun perlahan tapi pasti mulai memudar.
3. Kehilangan koneksi emosional
Hubungan seksual bukan sekadar aktivitas fisik, tetapi juga melibatkan kedekatan emosional. Jika pasangan suami istri merasa jauh secara emosional—entah karena konflik, kurangnya komunikasi, atau rasa kecewa yang dipendam—maka seks pun ikut terdampak. Tubuh mereka mungkin bersama, tapi tidak dengan hati mereka.
Dalam bukunya yang berjudul Real Sex for Real Women, psikolog pernikahan dan terapis seks, Dr. Laura Berman, menyatakan bahwa “Koneksi emosional adalah bahan bakar utama bagi kehidupan seks yang sehat. Tanpanya, seks akan terasa seperti tugas, bukan kenikmatan.”
Foto: YuliiaKa on Freepik
4. Stres eksternal
Perubahan karier, tekanan pekerjaan, masalah keuangan, atau tanggung jawab lainnya bisa menjadi pemicu stres. Stres berlebihan dapat menurunkan libido dan membuat seseorang tidak tertarik pada seks. Bahkan, kondisi mental seperti depresi dapat membuat seseorang sama sekali tidak merasakan apa pun saat berhubungan intim. Hambar.
Menurut American Psychological Association, stres kronis dapat mengganggu keseimbangan hormon, menyebabkan kelelahan emosional dan fisik, serta memengaruhi kemampuan seseorang untuk merasa terangsang.
5. Perubahan fisik dan hormon
Setelah menikah dan seiring bertambahnya usia, tubuh kita mengalami banyak perubahan. Kehamilan, persalinan, menopause, atau penurunan hormon bisa memengaruhi keinginan dan kemampuan seksual. Ketika tubuh tidak merespons seperti dulu, seks bisa terasa kurang menyenangkan atau bahkan menimbulkan ketidaknyamanan.
BACA JUGA: Suami Senang Lakukan Fingering saat Berhubungan Intim? Perhatikan 15 Hal Ini!
6. Kurangnya komunikasi terbuka
Banyak pasangan suami istri merasa malu atau enggan membicarakan kehidupan seks mereka, bahkan kepada pasangan mereka sendiri. Padahal, tanpa komunikasi yang jujur dan terbuka, keinginan atau ketidakpuasan akan sulit diketahui dan diselesaikan. Ketika tidak ada ruang untuk mengeksplorasi atau mengutarakan kebutuhan, seks pun kehilangan maknanya.
Konselor seks, psikolog keluarga dan pernikahan Ian Kerner, PhD, LMFT yang juga penulis buku She Comes First mengatakan, “Pasangan yang terbuka dalam membicarakan seks biasanya memiliki kehidupan seksual yang lebih memuaskan, karena mereka merasa aman untuk menjadi diri sendiri dan mengeksplorasi hal-hal baru.”
7. Rasa bosan
Bosan adalah musuh utama dalam hubungan jangka panjang. Ketika semuanya terasa bisa ditebak, termasuk aktivitas di ranjang, gairah pun memudar. Rasa bosan ini bukan hanya disebabkan oleh kurangnya variasi, tetapi juga karena koneksi emosional dan komunikasi yang minim.
8. Hubungan yang terlantar
Sering kali, setelah menikah bertahun-tahun, pasangan suami istri terlalu fokus pada hal-hal di luar hubungan mereka. Mereka lebih banyak mengurus anak, pekerjaan, atau urusan rumah tangga, sementara hubungan mereka sendiri sebagai suami istri tidak lagi dirawat. Akibatnya, seks menjadi tidak lagi prioritas, membuatnya terasa biasa saja dan tidak penting.
Foto: Freepik
9. Takut mencoba hal-hal baru
Di awal hubungan, segalanya terasa seru karena penuh dengan eksplorasi. Namun seiring waktu, banyak pasangan mulai menetap di zona nyaman. Mereka hanya melakukan hal-hal yang sudah biasa, dan enggan mencoba variasi baru. Ketakutan akan ditolak atau dianggap aneh membuat suami istri terlalu menahan diri. Padahal, keberanian mencoba sesuatu yang baru bisa menyalakan kembali gairah bercinta.
10. Seks yang sekadar rutinitas
Beberapa pasangan menjalani apa yang disebut sebagai “maintenance sex”, yaitu berhubungan intim hanya karena kewajiban atau rutinitas, bukan karena keinginan. Misalnya, mereka melakukannya setiap malam minggu hanya karena sudah menjadi kebiasaan. Seks seperti ini cenderung terasa hambar, membuat suami dan istri tidak merasakan apa pun, kehilangan unsur gairah serta koneksi yang mendalam.
Apa yang Bisa Suami dan Istri Lakukan?
Menghadapi seks yang terasa hambar dan biasa saja setelah menikah bukan akhir dari segalanya. Kuncinya adalah komunikasi, keterbukaan, dan keberanian untuk berubah. Bicarakan apa yang Mommies dan suami rasakan, inginkan. Eksplorasi hal-hal baru bersama pasangan dan jangan lupakan pentingnya membangun kembali kedekatan emosional.
Seks yang menyenangkan bukan soal frekuensi atau teknik, tetapi tentang koneksi dan rasa nyaman satu sama lain. “Pasangan harus berani menjadikan seks sebagai bagian dari percakapan, bukan hanya aktivitas,” tambah Dr. Berman. “Karena seks yang baik berakar dari hubungan yang sehat, terbuka, dan saling mendukung.”
BACA JUGA: Waspada! Ini 7 Kesalahan Oral Seks yang Sering Terjadi dan Bahayanya
Cover: gpointstudio on Freepik
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS