Sorry, we couldn't find any article matching ''

Waspada! Ini 7 Kesalahan Oral Seks yang Sering Terjadi dan Bahayanya
Ketahui 7 kesalahan oral seks yang sering terjadi dan cara menghindarinya agar tetap aman dan menyenangkan bersama pasangan.
Bagi banyak pasangan yang baru menikah, malam pertama sering kali menjadi momen paling dinanti sekaligus mendebarkan. Namun, hal ini bukan sekadar soal hasrat, tapi juga tentang menjalin keintiman baru dengan pasangan yang sah. Meski demikian, agar sesi bercinta terasa makin panas, proses bercinta biasanya diawali dengan tahap foreplay.
Foreplay adalah bagian penting dari hubungan seksual yang bisa meningkatkan kenyamanan sekaligus kepuasan. Salah satu bentuk foreplay yang umum dilakukan dan membuat suasana terasa intens adalah petting. Sebut saja mulai dari sentuhan, ciuman, hingga stimulasi pada area sensitif lain seperti oral seks untuk membantu membangun gairah sebelum penetrasi.
Kunci Utama Puas di Ranjang
Nah, apa kunci utama agar Mommies dan pasangan mendapatkan rasa puas setelah bercinta? Kuncinya adalah jangan terburu-buru! Perempuan umumnya memerlukan waktu lebih lama untuk siap secara fisik dan mental dibandingkan laki-laki.
Menurut seksolog Zoya Amirin, M.Psi., FIAS, foreplay yang cukup akan membantu vagina melakukan lubrikasi alami sehingga meminimalkan rasa sakit saat penetrasi terjadi.
Selain memastikan tubuh dalam kondisi siap, komunikasi dengan pasangan juga sangat penting. Oleh sebab itu, jangan ragu meminta pasangan untuk memperlambat ritme, melakukan sentuhan yang lebih lembut tepat di area yang Mommies mau, atau memperpanjang sesi foreplay. Semua ini bisa meningkatkan peluang Mommies meraih orgasme secara maksimal.
Lalu, bagaimana dengan penetrasi? Menurut dr. Nugroho Setiawan, Sp.And, penetrasi sebaiknya dilakukan ketika penis berada pada tingkat ereksi maksimal. Jika dilakukan saat Mr. P belum mencapai kekerasan penuh, risiko ejakulasi dini dan ketidakpuasan seksual bisa meningkat. Bahkan, hubungan seksual bisa terasa tidak nyaman, terutama bagi perempuan yang belum sepenuhnya terangsang.
BACA JUGA: 10 Fantasi Seks Istri yang Terpendam dan Terliar, Jangan Kaget!
Cara Mencapai “The Big O” Bersama
Foto: cottonbrostudio on Pexels
Ceritanya, Mommies dan pasangan sudah mencapai tingkat lubrikasi dan ketegangan maksimal. Inilah momen yang paling pas untuk melakukan intercourse dan penetrasi yang lebih mendalam.
Namun, apakah dengan begitu orgasme akan otomatis terjadi? Belum tentu. Suksesnya sesi bercinta tidak hanya dinilai dari berhasil atau tidaknya penetrasi, melainkan dari bagaimana kedua belah pihak bisa sama-sama merasa puas dan terhubung secara emosional maupun fisik.
Bagi perempuan, meski lubrikasi sudah optimal, pasangan tetap perlu melakukan penetrasi secara perlahan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan rasa nyaman dan mencegah iritasi akibat gesekan yang terlalu keras di area vagina. Mintalah pasangan Mommies untuk mengendalikan ritme dan melakukan gerakan lembut yang disertai stimulasi pada titik-titik erotis favorit masing-masing.
Dengan cara ini, peluang untuk mencapai orgasme bersama akan semakin besar. Atau setidaknya, Mommies bisa lebih dulu mengalami orgasme sebelum pasangan mencapai ejakulasi.
Menurut dr. Nugroho Setiawan, Sp.And yang berpraktek di Rumah Sakit Premier Bintaro dan Mayapada Hospital Jakarta Selatan, jika pria sudah mengalami ejakulasi dan memasuki tahap recovery, maka ia akan membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit sebelum memulai kembali sesi bercinta.
Perempuan yang mengalami orgasme umumnya akan menunjukkan tanda-tanda seperti detak jantung yang meningkat, napas berat, tubuh mengejan selama beberapa detik, serta erangan spontan yang terdengar penuh kenikmatan. Tak hanya itu, cairan dari vagina biasanya ikut keluar dan payudara terasa sedikit mengencang. Pada pria, orgasme ditandai dengan ejakulasi atau keluarnya sperma dari Mr. P.
Namun, perlu diingat: penis-vagina intercourse bukan satu-satunya jalan menuju kepuasan seksual. Masih banyak bentuk stimulasi yang bisa dieksplorasi bersama pasangan, termasuk yang kerap dianggap tabu padahal bisa sangat membantu dalam meningkatkan keintiman.
Oral Seks: Sering Dilakukan, Jarang Dibahas
Foto: Cody Portraits on Pexels
Suksesnya momen bercinta bukan hanya soal gaya atau teknik, tapi soal komunikasi terbuka, saling percaya, dan stimulasi yang tepat pada titik-titik sensitif pasangan. Penggunaan lubrikan, posisi yang nyaman, hingga nada suara saat berintimasi, semuanya ikut berperan besar.
Nah, di antara semua bentuk stimulasi itu, ada satu aktivitas seksual yang sering dilakukan tapi jarang dibicarakan secara terbuka: oral seks.
BACA JUGA: Periode Refrakter dalam Seks: Mode Pemulihan Tubuh Setelah Orgasme
Sekilas memang terlihat sederhana, namun oral seks bisa menjadi pembuka atau pelengkap yang sangat efektif dalam menciptakan gairah seks yang hebat. Bahkan, bagi beberapa pasangan, ini adalah kunci untuk mencapai orgasme, terutama pada perempuan. Sayangnya, masih banyak yang melakukannya tanpa pengetahuan cukup. Padahal jika tidak dilakukan dengan benar, bisa menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan risiko kesehatan.
Sebelum Mommies dan pasangan mengeksplorasi lebih jauh, ada baiknya memahami dulu kesalahan umum dalam oral seks yang kerap terjadi dan perlu dihindari. Tujuannya? Agar aktivitas seksual terasa makin intim, aman, dan memuaskan—bukan malah membuat salah satu pihak merasa terpaksa atau canggung.
Kesalahan Oral Seks yang Paling Umum dan Perlu Dihindari
Foto: Deon Black on Pexels
Supaya pengalaman oral seks menjadi lebih menyenangkan dan aman untuk Mommies dan pasangan, berikut adalah beberapa kesalahan umum dalam oral seks yang sebaiknya dihindari:
1. Tidak Menjaga Kebersihan Sebelum Melakukannya
Area genital adalah bagian tubuh yang sangat sensitif. Melakukan oral seks tanpa membersihkan diri terlebih dahulu bisa menyebabkan bau tak sedap, rasa tidak nyaman, hingga meningkatkan risiko penularan bakteri atau infeksi. Pastikan Mommies dan pasangan mandi atau setidaknya membersihkan area intim dengan air bersih sebelum memulai aktivitas seksual.
2. Melakukan Tanpa Komunikasi atau Persetujuan
Tak semua orang nyaman dengan oral seks. Sebelum melakukannya, pastikan Mommies dan pasangan sudah membicarakan batas kenyamanan masing-masing. Komunikasi yang terbuka justru akan menciptakan keintiman yang lebih dalam dan membuat aktivitas seksual jadi jauh lebih menyenangkan.
3. Terlalu Kasar atau Terlalu Terburu-buru
Gerakan yang terlalu cepat, tekanan yang terlalu kuat, atau terlalu sering menggunakan gigi bisa menyebabkan iritasi bahkan luka pada organ intim pasangan. Sebaliknya, lakukan dengan lembut, penuh perhatian, dan tanggapi reaksi tubuh pasangan. Sensitivitas dan empati adalah kunci!
4. Mengabaikan Respon Pasangan
Setiap orang punya preferensi dan titik sensitif yang berbeda. Jangan abaikan bahasa tubuh pasangan—apakah ia nyaman? Apakah ia menikmati atau justru merasa tegang? Kalau Mommies merasa pasangan kurang responsif, bisa jadi ada yang membuatnya tidak nyaman. Segera hentikan dan tanyakan dengan lembut.
5. Tidak Menggunakan Pelindung saat Diperlukan
Meski risikonya lebih rendah daripada intercourse, oral seks tetap bisa menjadi media penularan penyakit menular seksual (PMS), seperti herpes, gonore, HPV, dan lainnya. Jika Mommies dan pasangan belum melakukan pemeriksaan kesehatan seksual secara menyeluruh, pertimbangkan untuk menggunakan dental dam atau kondom sebagai pelindung.
6. Mengandalkan Pornografi sebagai Referensi Utama
Sayangnya, adegan dalam film dewasa sering kali tidak realistis dan cenderung memaksakan fantasi yang tidak sesuai dengan kenyamanan nyata pasangan. Oral seks yang dilakukan dengan gaya agresif atau tanpa memperhatikan reaksi pasangan bisa menimbulkan trauma. Fokuslah pada apa yang Mommies dan pasangan nikmati secara pribadi, bukan pada “standar” di video.
7. Lupa Bahwa Kenyamanan Adalah Kunci
Tak semua pasangan merasa nyaman memberi atau menerima oral seks, dan itu bukan masalah. Tidak ada aturan yang mengharuskan seseorang melakukannya jika merasa tidak siap. Seks yang sehat adalah seks yang disepakati bersama, dilakukan dengan sukarela, dan tanpa paksaan.
BACA JUGA: 9 Rekomendasi Posisi Seks Quickie yang Bikin Cepat Klimaks, Wajib Coba!
Jadi, apakah Mommies siap menjelajahi sisi baru dalam kehidupan seksual bersama pasangan? Ingat, bukan soal seberapa “hebat” aktivitas yang dilakukan di ranjang, tapi bagaimana Mommies dan pasangan bisa saling memahami, menghormati, dan menciptakan pengalaman yang membahagiakan untuk berdua. Seks yang sehat, aman, dan penuh cinta adalah kunci keharmonisan rumah tangga jangka panjang.
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS