banner-detik
PARENTING & KIDS

Testimoni Para Ibu Setelah Punya Anak Remaja. Ternyata...

author

dewdew2 days ago

Testimoni Para Ibu Setelah Punya Anak Remaja. Ternyata...

Banyak hal yang baru kita sadari sebagai ibu anak remaja. Menurut Mommies, hal apa saja yang baru bisa ditemui ketika anak di usia ini?

Siapa di sini yang nggak pernah nyangka, ternyata setelah drama popok, tantrum, dan belajar jalan, terdapat satu fase lagi yang nggak kalah menantang: punya anak remaja! 

Saya malah pernah berpikir, ketika punya anak remaja, bakal lebih slow living. Ternyata nggak juga, bun. Banyak ibu mengira fase “repot-repotnya” sudah lewat, tapi begitu anak mulai tumbuh remaja, eh, malah muncul kebiasaan-kebiasaan baru yang bikin kita garuk-garuk kepala.

Dari tiba-tiba jadi pendiam, hobi ngurung diri di kamar, sampai debat kecil soal hal-hal yang buat kita sepele, ternyata nggak sepele buat mereka. Sayangnya, semua tantangan dari anak remaja ini, datang tanpa buku panduan.

Baca juga: Remaja Bucin? Lakukan Ini Agar Mereka Mereka Memahami Batasan Pacaran yang Sehat

Berikut adalah kumpulan testimoni para mommies yang akhirnya bilang, “Oh, ternyata begini,ya, punya anak remaja!” Testimoni ini bukan cuma bikin senyum-senyum sendiri, tapi juga jadi pengingat bahwa kita nggak sendirian. Hahaha…

Setelah punya anak remaja, saya baru tahu kalau ternyata saya, tuh, dulu sama nyebelinnya sama anak. Kira-kira perasaan ibu saya, sama nggak, ya, dengan perasaan saya sekarang? Hahahaha. Duh, jadi pengen sungkem sama ibu. (Stephanie, ibu dari remaja kelas 11)

Setelah punya anak remaja, saya baru tahu apa itu arti pertemanan di kalangan anak Gen Z dan Gen Alfa. Bisa jadi arti kata temen itu sempit. Meski sekelas, belum tentu se-circle. Kalau udah begitu, bisa jadi nggak dianggap teman. Ruwet! (Hersanti, ibu dari remaja kelas 9)

Setelah punya anak remaja, saya baru tahu mau ngomel aja harus mikir dulu. Memilih kata supaya nggak menyakiti hatinya dan bikin dia jadi menjauh. Keburu nggak jadi ngomel, deh. (Adis, ibu dari remaja kelas 7)

Setelah punya anak remaja, saya baru tahu ternyata berkomunikasi dengan remaja menggunakan bantuan psikolog itu sangat sangat sangat membantu. (Lola, ibu dari remaja kelas 7 dan 12)

Setelah punya anak remaja, saya baru tahu modal utama menjalankan peran sebagai seorang ibu cuma 3. SABAR, SABAR, dan SABAR. Ceunah. (Anita, ibu dari remaja kelas 7)

Baca juga: 8 Rekomendasi Buku Remaja yang Seru dan Menarik Untuk Dibaca

Setelah punya anak remaja, saya baru tahu kalau emosi anak remaja sebegitu kompleksnya. Sehingga saya harus upgrade ilmu dan fine tuning lagi cara saya berkomunikasi dengan dia.  (Sisca, ibu dari pra-remaja kelas 6)

Setelah punya anak remaja, saya baru tahu kalau sekadar mengingatkan untuk beresin anduk aja, saya harus bertanduk. (Rini, ibu dari remaja kelas 9)

Setelah punya anak remaja, saya baru tahu ketika mereka bertingkah, kita kudu harus langsung ngaca. Jangan-jangan kita dulu juga begitu. Hahaha… (Masithah, ibu dari remaja kelas 7)

Setelah punya anak remaja, saya baru tahu kalau ibu ternyata bisa juga belajar dari anak. Belajar lebih dewasa, lebih strong, dan lebih berilmu. (Regina, ibu dari remaja kelas 10)

Setelah punya anak remaja, saya baru tahu kalau fase ini adalah fase paling menantang sejauh ini, karena kita harus benar-benar belajar percaya dan ‘melepaskan’ anak untuk bisa mendiri. (Adisty, ibu dari remaja kelas 9)

Mommies punya pendapat sendiri ketika anak memasuki fase remaja? Cus, share di kolom komentar ya. 

Image by freepik

Share Article

author

dewdew

Mother of Two. Blogger. Make-Up Lover. Skin Care Amateur. Beginner Baker. Entrepreneur Wannabe. And Everything in Between. www.therusamsis.wordpress.com


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan