banner-detik
PARENTING & KIDS

Benarkah Mengirim Anak ke Barak Militer Bisa Ubah Perilaku Mereka? Ini Kata Pakar!

author

Katharina Menge4 hours ago

Benarkah Mengirim Anak ke Barak Militer Bisa Ubah Perilaku Mereka? Ini Kata Pakar!

Apakah mengirim anak ke barak militer bisa menjadi jalan keluar masalah perilaku yang mereka hadapi? Simak pendapat dari pakar pendidikan berikut ini!

Mengirim anak-anak ke barak militer sebagai bentuk pembinaan disiplin telah menjadi sorotan publik beberapa pekan belakangan, khususnya di daerah Jawa Barat. Program ini diprakarsai oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang bertujuan membentuk karakter dan kedisiplinan pada anak-anak yang dianggap bermasalah.

Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa program ini menyasar anak-anak yang dianggap “nakal” atau bermasalah, seperti yang terlibat dalam tawuran, kecanduan game, bolos sekolah, dan perilaku menyimpang lainnya. Nantinya anak-anak tersebut akan menjalani pelatihan di barak militer selama enam bulan hingga satu tahun. Harapannya pelatihan tersebut akan membentuk karakter dan kedisiplinan anak-anak. Program ini telah dimulai secara bertahap di wilayah Purwakarta dan Bandung sejak 2 Mei 2025.

Namun, efektifkah program ini seperti yang diharapkan? Karena ada cukup banyak kontra dari masyarakat mengenai program ini. Banyak pihak yang mempertanyakan dimana tugas dan peran orang tua dalam membentuk perilaku dan karakter anak jika hal tersebut diambil alih oleh instansi negara. Apakah hal itu akan benar-benar mengubah perilaku anak jadi lebih positif? Lalu bagaimana dengan hubungan mereka dengan pihak keluarga nantinya?

BACA JUGA: Cara Efektif Menerapkan Disiplin Positif, Tips Terbaik dari Ahli

Apa yang Harus Dilakukan Ketika Anak Dianggap ‘Bermasalah’?

Bukan langsung dikirim ke barak militer, ketika seorang anak itu dianggap memiliki masalah perilaku yang akhirnya disebut ‘nakal’ seharusnya sebagai orang tua atau orang dewasa di sekitarnya, yang Mommies dan Daddies lakukan pertama kali adalah mencari penyebab kenapa anak ini bisa bermasalah. Sangat penting untuk mencari akar masalahnya supaya penanganannya tepat.

Ibaratnya sedang mengalami sakit, yang dicari tahu itu penyebab sakitnya dulu, baru dicari apa obat yang tepat. Jadi, dari poin ini saja sudah bisa diambil kesimpulan bahwa memasukkan anak ke barak militer belum bisa disebut sebagai jalan keluar terbaik dalam mengatasi masalah perilaku mereka.

Kenapa Anak Bisa ‘Bermasalah’ dalam Perilakunya?

Menurut Binky Paramitha Iskandar, M. Psi, Psikolog Pendidikan dari Rumah Dandelion, penyebab anak bermasalah itu bermacam-macam.

1. Anak tidak paham tentang aturan yang berlaku sehingga mereka melakukan hal-hal yang bertentangan dengan aturan. Nah, dalam kondisinya seperti ini, jika anak-anak tidak tahu tentang aturan yang berlaku, maka tugas orang tualah untuk memberi tahu mereka.

2. Anak paham aturan yang berlaku tapi tidak melihat relevansinya dengan kehidupan atau kebutuhan mereka. Jadi anak akan melakukan hal yang menurut mereka mudah atau menyenangkan saja.

Contohnya: orang tua melarang anak tidak boleh main HP setelah jam 8 malam. Sang anak tahu tahu alasan orangtuanya membuat aturan itu, yaitu supaya ia tidur cukup dan tidak kecanduan gadget. Namun masalahnya adalah anak merasa aturan tersebut tidak relevan dengan realitas hidupnya. Menurutnya dia sudah menyelesaikan semua PR sebelum jam 7 malam, teman-temannya baru aktif ngobrol di grup sekolah sekitar jam 9 malam, bermain game atau nonton YouTube jadi satu-satunya hiburan setelah belajar, dan dia merasa bisa tidur cukup maksimal di pukul 11 malam.

3. Kurangnya hubungan yang bermakna dan hangat antara anak dengan orang tua atau pengasuh utama, atau pun dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya yang lain. Hal itu memicu anak mencari hubungan yang lekat dengan orang di luar rumah, misalnya teman-teman gengnya yang ‘nakal’.

4. Anak menganggap perilaku yang dia lakukan adalah hal wajar karena melihat banyak contoh di lingkungan sosial atau di media sosial. Sebagai orang tua, di sinilah peran kalian untuk masuk dan memberikan penjelasan serta contoh yang benar.

5. Anak membutuhkan perhatian dari orang dewasa di sekitarnya.

Bagaimana Cara Mencari Tahu Akar Masalah Anak?

Menurut psikolog Binky, ini cara yang bisa dilakukan.

1. Refleksi diri sebagai orang tua

Sebelum fokus pada masalah anak, cobalah untuk refleksikan bagaimana diri Mommies dan Daddies sebagai orang tua. Bagaimana pola asuh yang kalian terapkan, komunikasi yang dilakukan selama ini, sampai aturan yang kalian berikan.

2. Diskusi dengan pasangan

Diskusikan juga dengan pasangan atau orang dewasa lain yang juga punya peranan di dalam mendidik anak kita.

3. Konsultasi dengan pakar

Kalau misalnya benar-benar dibutuhkan, Mommies dan Daddies juga bisa berkonsultasi dengan Psikolog untuk membantu menyelesaikan masalah ini.

Intinya, orang dewasa di sekitar anak perlu mencari tahu dulu apa yang menjadi penyebab utama anak melakukan perilaku (yang dianggap) bermasalah itu. Karena kadang-kadang perilaku yang muncul hanya sebagian kecil dari kebutuhan anak yang tidak terpenuhi selama ini.

Selain itu sebagai orang dewasa (dari orang tua sampai negara) perlu berkaca juga, selama ini apa aja kebutuhan-kebutuhan anak yang sudah dipenuhi, apakah masih ada yang kurang? Atau apa perilaku orang dewasa yang kurang tepat, sehingga anak meniru perilaku tersebut. Intinya adalah cari tahu dulu akar permasalahannya, jangan langsung pointing fingers dan menyalahkan perilaku anak.

Apakah Tepat Anak Siserahkan ke Militer dan Dididik oleh Militer?

Foto: Detik.com

Apakah masalah perilaku anak akan selesai dengan jalan ini? Ini beberapa kemungkinan yang bisa terbentuk.

  1. Dengan mengirim anak ke barak militer, malah bisa membuat akar masalah yang dialami anak jadi tidak terselesaikan.
  2. Kemudian ada kemungkinan anak malah akan merasa terhukum tanpa tahu apa yang membuat dia dihukum dan bagaimana hukuman yang ia dapatkan itu bisa menyelesaikan masalahnya.
  3. Anak yang mendapat didikan ala militer tersebut mungkin saja akan berpikir di kemudian hari bahwa “otoriter” pasti benar dan jalan “komando” atau paksaan bisa menjadi cara dia untuk mencapai tujuan (atau membentuk perilaku yg diharapkan).

Sebelum orang tua terburu-buru menyerahkan tanggung jawab pengasuhan anak kepada pihak lain, apalagi institusi militer, mari refleksikan terlebih dahulu: sudahkah kita benar-benar hadir secara utuh sebagai orang tua dalam kehidupan anak-anak kita?

Dan kepada para pejabat negeri ini yang telah diberikan amanah dan kuasa: sudahkah kalian sungguh-sungguh memberikan perlindungan, kasih sayang, dan masa depan yang layak bagi seluruh anak-anak Indonesia?

Jadi, menurut Mommies dan Daddies sendiri, sudah tepatkah program Barak Militer untuk anak-anak ini?

BACA JUGA: Hindari, Ini 6 Tanda Orang Tua Terlalu Berlebihan Mendisiplin Anak

Cover: Detik.com

Share Article

author

Katharina Menge

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan