banner-detik
PARENTING & KIDS

Film Pengepungan di Bukit Duri: Alarm Bagi Kita, para Orang tua

author

fiaindriokusumo10 hours ago

Film Pengepungan di Bukit Duri: Alarm Bagi Kita, para Orang tua

Bukan sekadar film, “Pengepungan di Bukit Duri’ punya banyak pelajaran yang bisa diambil. Mari bahas dari sisi parenting dan hubungan orang tua dan anak.

Film Pengepungan di Bukit Duri bukan cuma tentang mereka yang tersesat, tapi tentang kita yang mungkin terlalu lama diam. Saatnya hadir, benar-benar hadir, dalam hidup anak-anak kita.

Menonton Pengepungan di Bukit Duri membuat saya—seorang ibu dari dua anak remaja laki-laki—berpikir tentang beberapa hal ini:

BACA JUGA: Anak Laki-laki Nggak Perlu diajari Consent, Toh, Dunia Memang Milik Mereka!

1. SUDAH BENAR BELUM PERAN KITA SEBAGAI ORANG TUA DALAM HIDUP MEREKA?

Dalam film ini, benang merahnya jelas: Anak-anak yang tumbuh jadi monster, karena mereka tumbuh dalam rumah yang dingin.

Orang tua yang hadir secara fisik, tapi absen secara emosional. Yang memberi fasilitas, tapi tak memberi konsekuensi dan batasan.

Mereka tumbuh dalam kekecewaan—dan dari sanalah kebencian itu lahir.

Jadi, mari jujur bertanya ke diri sendiri: Sudahkah saya hadir sepenuhnya sebagai orang tua, bukan hanya fisik tapi juga emosi dan perhatian? Sudah cukupkah usaha saya memastikan mereka tidak mudah terbawa arus pergaulan yang merusak?

Foto: Poplicist

2. BAHWA MENDIDIK ANAK BUKAN HANYA TUGAS ORANG TUA

Ini adalah tanggung jawab kolektif. Mendidik anak, membentuk generasi yang sehat secara emosi, empati, dan moral—adalah kerja sama setiap orang dewasa. Karena sebaik apa pun kita berusaha mendampingi anak-anak kita, pada akhirnya mereka akan tumbuh dan berinteraksi dengan dunia luar. Dengan teman-teman yang mungkin membawa luka.Dengan anak-anak lain yang mungkin sedang kecewa, marah, atau kehilangan arah karena kegagalan pengasuhan di rumah mereka.

Dan saat pertemuan itu terjadi, anak kita malah bisa ikut terluka. Atau terbawa. Bisa saja anak kita jadi teman yang menguatkan. Tapi semua itu hanya bisa terjadi jika kita tidak hanya fokus membentuk anak kita jadi baik, tapi juga ikut peduli pada lingkungan tempat mereka tumbuh.

3. FILM INI ADALAH CERMIN TAJAM YG MENUNJUKKAN BETAPA SERINGNYA ORANG TUA, MERASA “SUDAH CUKUP” HANYA DENGAN TAHU SIAPA TEMAN ANAK KITA

Selama ini saya pikir mengenal teman anak berarti tahu nama lengkapnya, tahu di mana rumahnya, siapa orang tuanya, apa pekerjaannya, dan seperti apa nilai-nilai yang dipegang keluarganya. Tapi film ini menyadarkan saya bahwa itu baru permukaan.

Yang jauh lebih penting—dan sering kita abaikan—adalah memahami seperti apa hubungan teman-teman anak kita dengan keluarganya. Apakah mereka dicintai? Diperhatikan? Didengar? Atau justru diabaikan, ditekan, atau dijadikan pelampiasan? Karena dari sanalah luka-luka itu muncul. Luka yang kadang dibawa ke luar rumah, dipendam, lalu meledak dalam bentuk yang tak kita bayangkan—persis seperti yang digambarkan di film ini.

Dan yang lebih mengerikan lagi: luka itu bisa menular. Bisa jadi anak kita yang kena imbasnya.

BACA JUGA: Ciri-ciri Predator Seksual, Orang Tua Wajib Kenali agar Bisa Hindari Tindakan Pelecehan Seksual!

Setelah menonton film ini, saya belajar satu hal penting: jangan hanya kenali siapa teman anak kita, tapi pahami juga dunia di balik mereka.

Film ini bukan cuma tentang mereka yang tersesat, tapi tentang kita yang mungkin terlalu lama diam. Film ini bukan hanya cerita tentang anak-anak yang gagal jadi manusia, tapi tentang orang tua yang juga gagal jadi rumah untuk anaknya. Juga tentang negara yang gagal hadir untuk rakyatnya. 

Saatnya hadir, benar-benar hadir, dalam hidup anak-anak kita.

Cover: CNN Indonesia

Share Article

author

fiaindriokusumo

Biasa dipanggil Fia, ibu dari dua anak ini sudah merasakan serunya berada di dunia media sejak tahun 2002. "Memiliki anak membuat saya menjadj pribadi yang jauh lebih baik, karena saya tahu bahwa sekarang ada dua mahluk mungil yang akan selalu menjiplak segala perilaku saya," demikian komentarnya mengenai serunya sebagai ibu.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan