banner-detik
PARENTING & KIDS

Mencegah Penculikan pada Anak, Ini Cara yang Harus Orang Tua Tahu!

Mencegah Penculikan pada Anak, Ini Cara yang Harus Orang Tua Tahu!

Maraknya penculikan anak memang bikin orang tua paranoid. Orang tua perlu tahu caranya mencegah penculikan dan mengajari anak melindungi diri. 

Kabar tentang penculikan anak atau remaja yang beredar di media massa tentu menimbulkan rasa khawatir bagi para orang tua. Apalagi alih-alih menurun, angka kasus penculikan di Indonesia menunjukkan tren yang meningkat. Tentu ini berita yang sangat buruk. Sejak awal tahun 2023 saja, sudah terjadi setidaknya 23 kasus penculikan anak yang dilaporkan di berbagai daerah.

Angka ini mengalami peningkatan sekitar 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) bahkan menyampaikan himbauan agar seluruh elemen masyarakat turut serta dalam mengawasi dan melindungi anak-anak di lingkungan sekitarnya.

Penculikan bukan hanya kejahatan kriminal biasa. Tindakan ini dapat menyebabkan trauma jangka panjang, baik secara fisik maupun psikologis pada korban. Lebih dari itu, keluarga korban juga akan mengalami dampak emosional yang besar. Penculikan bisa terjadi di ruang publik, tempat pribadi, atau bahkan di kendaraan umum.

Tak jarang, pelakunya justru berasal dari orang-orang yang sudah dikenal anak, seperti tetangga, kenalan, bahkan keluarga dekat. Agar anak terhindar dari bahaya seperti penculikan, penting bagi orang tua untuk mengajarkan anak cara melindungi diri serta membekali mereka dengan keterampilan menghadapi situasi berbahaya. Artikel ini akan membahas berbagai cara untuk mencegah penculikan.

BACA JUGA: 7 Cara Mengedukasi Anak Menghindari Pelecehan Seksual

Tips Mencegah Penculikan pada Anak Balita

Anak-anak usia dini merupakan kelompok yang paling rentan menjadi korban penculikan. Di usia ini, si Kecil belum bisa membedakan siapa yang dapat dipercaya dan siapa yang berbahaya. Oleh karena itu, pengawasan ekstra dan pendidikan dini sangat dibutuhkan agar anak dapat terhindar dari tindak kejahatan.

1. Pengawasan konstan

Jangan biarkan balita bermain sendirian di luar rumah atau di tempat umum. Selalu pastikan ada orang dewasa tepercaya yang mendampingi mereka.

2. Ajari mengenal tempat aman

Tunjukkan kepada si kecil tempat-tempat yang aman jika ia membutuhkan bantuan, seperti pos keamanan, konter kasir di toko, meja resepsionis di mal, atau rumah tetangga tepercaya. Bila mereka tersesat, mereka tahu ke mana harus pergi.

3. Melatih mengenali jalan aman dan tidak aman

Jika sering mengajak anak balita berjalan kaki, ajak anak menyusuri rute yang aman dan tunjukkan juga lokasi-lokasi yang berbahaya. Hal ini juga melatih kewaspadaan si kecil terhadap lingkungan sekitar.

4. Informasi darurat

Meskipun masih kecil, biasakan anak menghafal nama lengkap mereka, alamat rumah, nama serta nomor telepon orang tua mereka. Ini akan sangat berguna dalam keadaan darurat.

5. Kata sandi khusus keluarga

Buat kata sandi khusus yang hanya diketahui keluarga Mommies. Anak hanya boleh mengikuti orang lain jika orang-orang itu mengetahui kata sandi tersebut. Ini penting untuk menghindari orang-orang yang mengaku-ngaku sebagai teman Mommies atau menggunakan modus “saya teman orang tuamu”.

Jelaskan kepada anak Mommies bahwa tidak semua orang yang mengaku kenal orang tua mereka bisa dipercaya. Koordinasikan juga dengan pihak sekolah agar anak hanya boleh dijemput oleh orang yang terdaftar secara resmi.

Foto: Freepik

Cara Ajarkan Anak Remaja Terhindar dari Penculikan

Remaja memang lebih mandiri, tetapi bukan berarti mereka sepenuhnya aman. Pelaku penculikan bisa saja menyamar dengan cara yang meyakinkan, bahkan menggunakan media sosial untuk mendekati korban. Lakukan ini agar anak remaja kita mampu melindungi diri:

1. Bangun komunikasi positif

Jalin hubungan terbuka dengan anak remaja. Tanyakan secara santai tentang kegiatan mereka, teman-temannya, dan rencana mereka ketika pergi keluar rumah.

2 Latih intuisi anak remaja dan mewaspadai lingkungan tertentu

Ajarkan remaja untuk selalu percaya pada insting mereka. Jika merasa ada yang mencurigakan, mereka harus segera pergi dari tempat tersebut dan mencari bantuan.

3. Bantu mereka menetapkan batasan yang jelas

Ajarkan anak remaja untuk menolak percakapan dengan sembarang orang asing, tidak menerima hadiah, makanan atau minuman dari orang yang tidak ia kenal, tidak membagikan data pribadi seperti nama lengkap, alamat tempat tinggal, akun media sosialnya, dan nomor telepon.

4. Gunakan teknologi untuk keamanan

Bekali anak remaja Mommies dengan ponsel, dan pastikan mereka tahu cara menggunakan fitur darurat. Beberapa aplikasi pelacak lokasi juga bisa membantu orang tua memantau keberadaan anak.

5. Latihan simulasi situasi bahaya

Lakukan role-play tentang berbagai skenario, misalnya bagaimana merespons saat ada orang asing yang memaksa ikut atau menyentuh secara tidak pantas.

6. Hindari bepergian sendirian

Anjurkan anak untuk selalu pergi bersama teman atau kelompok. Berada di keramaian lebih aman dibanding sendirian, terutama di tempat yang belum dikenal.

Tips Mencegah Penculikan untuk Anak Segala Usia

Orang jahat semakin banyak akalnya maka orang tua juga perlu memiliki strategi untuk melindungi anak-anak agar terhindar dari kejahatan.  Beberapa cara di bawah ini dapat diterapkan untuk anak-anak dari semua kelompok usia. Tujuannya adalah membentuk kebiasaan sadar keselamatan dalam kehidupan sehari-hari, terutama melindungi diri mereka dari penculikan.

1. Jelaskan dan gunakan istilah “Orang Asing” secara bijak

Jelaskan bahwa orang asing dan orang jahat tidak selalu tampak menyeramkan. Orang asing dan orang yang berniat jahat bisa terlihat sopan, ramah, atau berpakaian rapi. Penting bagi anak untuk dapat menilai dari tindakan, bukan penampilan.

2. Jangan pernah membuka pintu saat sendirian di rumah

Anak-anak harus tahu bahwa mereka tidak boleh membuka pintu rumah untuk siapa pun saat orang tua tidak ada di rumah. Termasuk kepada orang yang mengaku petugas.

3. Ajari mengenali tempat aman

Kenalkan tempat-tempat umum yang bisa dijadikan tempat perlindungan, seperti kantor polisi, supermarket, atau rumah tetangga yang dikenal baik.

4. Jangan menerima tumpangan atau menumpang

Anak harus paham bahwa mereka tidak boleh menerima ajakan naik kendaraan dari siapa pun tanpa izin dari orang tua. Mereka juga sebaiknya tidak menerima orang asing menumpang kendaraan mereka.

5. Tahu informasi diri sendiri

Pastikan anak hafal nama lengkap mereka, nomor telepon orang tua, dan alamat rumah. Informasi ini harus diajarkan sejak dini.

6. Melatih rencana darurat

Buat rencana darurat dan latih secara berkala. Misalnya, apa yang harus dilakukan anak-anak jika mereka terpisah dari orang tua mereka di tempat umum atau saat terjadi keadaan darurat.

7. Wajib minta izin sebelum pergi

Anak harus selalu meminta izin sebelum pergi ke mana pun, termasuk jika diajak oleh teman atau kenalan. Beritahukan ke mana mereka pergi, dengan siapa, dan kapan akan pulang. 

8. Waspadai “Modus Minta Tolong”

Jelaskan kepada anak bahwa orang dewasa tidak seharusnya meminta bantuan kepada anak-anak. Jika ada yang meminta bantuan mereka untuk mencari hewan peliharaan yang hilang, mengiming-imingi hadiah, menawari permen, atau mengajak bicara di tempat sepi, mereka harus segera menjauh dan memberi tahu orang tua mereka.

9. Mengamati dengan baik

Latih anak untuk bisa mengamati ciri-ciri orang lain. Mommies bisa melatih mereka di rumah dengan menggunakan berbagai model pakaian, topi, syal, sepatu, menggunakan video dan lain lain. Latihan ini akan bermanfaat jika suatu saat mereka bertemu orang yang memang punya niat buruk. Misalnya mengenali warna, panjang atau pendeknya rambut seseorang, bentuk wajah, badannya tinggi atau pendek, gemuk atau kurus, warna kulit, cara berjalan, cara bicara, baju dan sepatu yang dikenakan, dan lain lain. 

BACA JUGA: Ciri-ciri Predator Seksual, Orang Tua Wajib Kenali agar Bisa Hindari Tindakan Pelecehan Seksual

Cover: Freepik

Share Article

author

Fannya Gita Alamanda

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan