Sorry, we couldn't find any article matching ''
10 Kesalahan Orang Tua yang Bikin Anak Tidak Kreatif, Stop Lakukan!
Pola asuh menjadi faktor penting dalam perkembangan kreativitas anak. Namun, beberapa kesalahan yang dilakukan orang tua bisa bikin anak jadi tidak kreatif.
Setiap aspek perkembangan anak sangat penting, termasuk dalam mendorong kreativitas mereka. Sayangnya, banyak orang tua tanpa sadar justru melakukan kesalahan yang menghambat kreativitas si kecil. Akibatnya, anak bisa tumbuh menjadi individu yang kurang orisinal, nggak punya rasa percaya diri, memiliki keterampilan berpikir kritis yang rendah. Agar hal ini tidak terjadi, mari kita simak sepuluh kesalahan orang tua yang dapat membuat anak menjadi tidak kreatif.
Ini Daftar Kesalahan Orang Tua yang Bisa Membuat Anak Tidak Kreatif
Mendukung kreativitas anak memerlukan kesadaran dan komitmen untuk menghindari kebiasaan yang dapat menghambat perkembangan mereka. Dengan menghindari kesalahan-kesalahan di bawah ini, orang tua bisa menciptakan lingkungan yang memungkinkan si kecil tumbuh menjadi individu yang kreatif, percaya diri, dan inovatif.
BACA JUGA: 10 Sifat Anak Tunggal dan 12 Tips Parenting sesuai Usia Mereka
1. Membanding-bandingkan anak dengan orang Lain
Membandingkan anak dengan saudara kandung, teman sebaya, atau bahkan diri Mommies sendiri di masa kecil adalah salah satu kesalahan terbesar yang bisa merusak rasa percaya diri anak. Ketika anak terus-menerus dibandingkan, mereka cenderung mempertanyakan nilai dirinya sendiri dan kehilangan identitasnya.
Menurut Rohini Vij, seorang pendidik dan pelatih Jolly Phonics bersertifikat dari Inggris dan pendiri Nutspace, “Perbandingan terus-menerus merusak kepercayaan diri anak dan membatasi kreativitas mereka karena mereka merasa harus meniru orang lain untuk mendapatkan pengakuan.”
Setiap anak memiliki keunikan masing-masing. Membanding-bandingkan anak hanya akan mendorong mereka meniru orang lain daripada mengembangkan ide dan kreativitas sendiri. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menghargai proses dan hasil karya anak tanpa membandingkan dengan yang lain.
2. Terlalu mengontrol
Orang tua yang terlalu mengontrol hasil karya atau aktivitas kreatif anak justru bisa merusak kepercayaan diri mereka. Komentar seperti “Coba gambarnya lebih rapi” atau “Tariannya bisa lebih bagus kalau angkat kakinya lebih tinggi” mungkin terdengar membantu, tetapi bagi anak, ini bisa terasa seperti penilaian yang membatasi kebebasan berekspresi.
Joanne Foster, Ed.D., seorang pakar pendidikan dan penulis buku “Being Smart About Gifted Education,” menekankan bahwa, “Mendorong anak untuk berkembang secara kreatif memerlukan kesabaran dan ruang bebas dari kontrol berlebihan.”
Biarkan anak mengeksplorasi ide mereka tanpa terlalu banyak campur tangan. Kritik membangun memang penting di kemudian hari, tetapi di tahap awal, biarkan anak menikmati proses kreatifnya tanpa rasa takut dihakimi.
3. Terlalu banyak waktu di depan layar
Waktu yang berlebihan di depan layar, baik itu menonton televisi, bermain gim di tablet, atau menggunakan smartphone, dapat menghambat perkembangan kreativitas anak. Meski beberapa program edukasi bisa bermanfaat, paparan yang berlebihan bisa membuat anak menjadi pasif, menjadi kurang terlatih untuk berpikir kreatif, menyebabkan kreativitas anak menurun..
Batasilah waktu layar dengan bijak dan beri anak kesempatan bermain secara fisik, menggambar, atau terlibat dalam aktivitas kreatif lainnya yang memacu imajinasi mereka.
4. Menerapkan aturan rumah nggak boleh berantakan
Mengutamakan rumah yang selalu bersih dan rapi terkadang bisa mengorbankan kreativitas anak. Misalnya, melarang anak membangun benteng dari selimut atau bermain dengan bahan-bahan seni karena takut berantakan, bisa membatasi eksplorasi dan kreativitas anak.
Saat anak membuat benteng, mereka tidak hanya bermain tetapi juga mempraktikkan keterampilan dasar teknik, memecahkan masalah, dan mengembangkan imajinasi mereka. Beri mereka ruang untuk menciptakan dunia mereka sendiri meskipun rumah menjadi sedikit berantakan.
5. Jadwal yang terlalu padat
Anak membutuhkan waktu luang untuk membiarkan pikirannya mengembara dan berimajinasi. Jadwal yang terlalu padat dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler bisa membatasi waktu mereka untuk mengeksplorasi ide secara mandiri.
Penelitian menunjukkan bahwa kebosanan dapat memicu kreativitas dan membantu anak menemukan ide-ide baru secara alami. Beri anak waktu kosong dalam jadwal mereka untuk memberi waktu dan ruang agar imajinasi mereka berkembang.
Foto: bearfotos on Freepik
6. Mengajarkan untuk meniru
Membiasakan anak meniru contoh secara langsung, seperti menyalin gambar atau mengikuti pola kerajinan yang sudah jadi, bisa membatasi imajinasi mereka. Meskipun panduan bisa membantu di awal, penting juga memberikan kebebasan bagi anak untuk menciptakan sesuatu dari ide mereka sendiri.
Rohini Vij menambahkan, “Alih-alih memaksa anak untuk meniru, berikan mereka kebebasan untuk mengeksplorasi ide-ide mereka sendiri tanpa referensi yang kaku.”
7. Memilihkan segalanya untuk anak
Jika Mommies selalu menentukan pilihan untuk anak—mulai dari menentukan warna sebagai identitas anak, pakaian, makanan hingga aktivitas yang mereka lakukan—anak mungkin tidak memiliki kesempatan untuk mengenal diri mereka sendiri. Membiarkan anak membuat keputusan kecil membantu mereka memahami preferensi pribadi dan mengasah keterampilan berpikir kritis.
Berikan pilihan kepada anak Mommies dan biarkan mereka mengambil keputusan, meskipun hasilnya tidak selalu sesuai ekspektasi Mommies. Ini akan memberi anak wewenang kecil atas dirinya dan mendorong kreativitas dalam mengeksplorasi dunia di sekitar mereka.
8. Ketidaksabaran
Kreativitas memerlukan waktu untuk berkembang. Jika Mommies nggak sabaran dan terlalu mendorong anak untuk menghasilkan sesuatu dengan cepat atau mengharapkan hasil instan, ini bisa menghambat proses alami kreativitas mereka.
Joanne Foster menyarankan, “Orang tua perlu memahami bahwa kreativitas adalah perjalanan yang membutuhkan waktu, dukungan, dan kesabaran.”
Beri anak waktu yang cukup untuk bereksperimen, membuat kesalahan, dan memperbaikinya sendiri. Bersabarlah dalam mendukung proses kreatif mereka dan fokuslah pada perjalanan, bukan hanya hasil akhir.
9. Segala sesuatu harus sempurna
Menuntut kesempurnaan pada anak dapat menjadi penghambat utama kreativitas mereka. Ketika anak terlalu fokus pada hasil yang “sempurna,” mereka akan takut mencoba hal baru atau mengambil risiko kreatif.
Alih-alih menekankan kesempurnaan, hargai upaya dan proses yang mereka lakukan. Biarkan mereka tahu bahwa membuat kesalahan adalah bagian dari pembelajaran dan menciptakan sesuatu yang baru.
10. Bersikap tidak peduli
Kurangnya dukungan atau menunjukkan sikap tidak peduli terhadap minat dan prestasi anak dapat merusak rasa percaya diri mereka. Anak perlu tahu bahwa orang tua mereka mendukung dan percaya pada kemampuan mereka.
Tunjukkan antusiasme terhadap karya dan ide anak. Dengan memberikan perhatian dan dukungan positif, Mommies mendorong mereka untuk terus mengeksplorasi dan mengembangkan kreativitasnya.
BACA JUGA: 7 Sifat dan Parenting yang Tepat untuk Anak Bungsu, Jangan Manjakan!
Jadilah pendukung terbesar mereka dan biarkan kreativitas anak berkembang tanpa batasan yang tidak perlu. Dengan begitu, Mommies membantu anak-anak Mommes mempersiapkan diri menjadi individu yang tangguh dan siap menghadapi masa depan.
Cover: master305 on Freepik
Share Article

POPULAR ARTICLE
COMMENTS
You must be logged in to post a comment please
Login or Sign up now!