Sorry, we couldn't find any article matching ''

Siswi SMK Melahirkan Berdiri di Warung, Ini Pentingnya Pendidikan Seks untuk Remaja!
Viral di media sosial, seorang siswi SMK di Medan melahirkan berdiri di warung. Orang tua harus tahu pentingnya pendidikan seks bagi remaja!
Seorang siswi SMK di Medan, Sumatera Utara, melahirkan seorang bayi di sebuah warung. Kejadian ini terekam oleh kamera CCTV dan menjadi viral di media sosial.
Siswi berinisial AL (19) tersebut melahirkan secara berdiri dengan sedikit merungkuk pada Senin (10/3/2024) malam. Dalam rekaman CCTV, terlihat AL mondar-mandir bersama temannya di depan warung sebelum akhirnya melahirkan. Setelah melahirkan, AL meninggalkan bayinya di sekitar warung tersebut.
Kasus ini terkuak saat salah satu warga mendengar tangisan bayi. Dari informasi saat ditanyai polisi, AL tidak mengetahui ayah dari bayi yang dilahirkannya. Ia mengaku telah berhubungan badan dengan lima pria yang berbeda sebelum hamil. AL merasa malu dan takut sehingga nekat membuang bayinya.
Dengan laporan dari warga sekitar, polisi telah mengamankan AL dan bayinya. AL yang belum pulih masih belum bisa dimintai keterangan lebih lanjut. Investigasi baru akan dilanjutkan pada hari ini, Senin, 17 Maret. Kasus ini sudah diserahkan untuk ditangani oleh Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polrestabes Medan.
Polisi pun sudah memanggil orang tua AL dalam pemeriksaan selanjutnya. Dari penjelasan Kepala Lingkugan III Kelurahan Tanjung Selamat Kecamatan Medan Tuntungan, Wahyudi Rangkuti, orang tua dari siswi SMK yang melahirkan tersebut syok dan malu karena tidak mengetahui anaknya selama ini hamil. Ia menutupi kehamilannya dengan menggunakan pakaian berukuran besar agar tidak ketahuan oleh orang tua dan pihak sekolah.
BACA JUGA: Pemerintah Izinkan Aborsi Korban Pemerkosaan, Ini Pro dan Kontranya
Mengapa Kasus Seperti Ini Bisa Terus Terjadi?
Ada beberapa faktor yang bisa jadi memengaruhi kasus serupa terjadi pada anak dan remaja perempuan yang masih bersekolah dan belum memasuki usia ideal untuk hamil dan melahirkan.
1. Kurangnya Edukasi Seks dan Kesehatan Reproduksi
Kurangnya edukasi seks dan kesehatan reproduksi merupakan masalah kompleks yang memiliki dampak signifikan pada remaja, terutama dalam kasus seperti yang dialami siswi SMK yang melahirkan tersebut. Para remaja bisa jadi mendapatkan informasi yang salah, tidak lengkap, atau tidak jelas mengenai seksualitas dari sumber-sumber yang tidak tepercaya, seperti teman sebaya hingga pornografi.
2. Kurangnya Kontrol Diri
Remaja seringkali memiliki kontrol diri yang belum matang, yang dapat menyebabkan pengambilan keputusan impulsif. Ada pula beberapa kejadian yang mengatasnamakan cinta, sehingga si anak remaja terpaksa untuk melakukan hubungan badan agar pasangannya percaya terhadap rasa cinta yang dimilikinya. Bahkan, beberapa remaja mungkin mencari validasi dan penerimaan sosial melalui aktivitas seksual.
3. Kurangnya Pengawasan Orang Tua
Kurangnya pengawasan dan komunikasi terbuka dengan orang tua dapat meningkatkan risiko perilaku tidak baik dan seksual pada anak remaja. Kemungkinan buruk yang mungkin terjadi jika anak remaja kurang pengawasan, edukasi seks, dan komunikasi yang terbuka dari orang tua seperti menonton pornografi di media sosial dan situs tertentu, konsumsi obat-obatan terlarang, hingga aktivitas seksual di luar nikah yang dapat menyebabkan kehamilan.
Foto: Ashley Jones on Pexels
Upaya Pencegahan Perilaku Seksual di Luar Nikah pada Anak Remaja
Perilaku seksual di luar nikah pada remaja merupakan masalah kompleks yang membutuhkan pendekatan komprehensif untuk pencegahannya. Ada beberapa hal dan upaya yang bisa orang tua, sekolah, hingga pemerintah lakukan dalam mencegah anak masuk dalam pergaulan dan seks bebas.
1. Meningkatkan Kualitas Hubungan antara Orang Tua dan Remaja
Orang tua memiliki tanggung jawab untuk memberitahukan dan menjelaskan pada anak tentang batas pertemanan dan hubungan yang anak miliki dengan temannya, baik sejenis maupun lawan jenis. Beri kenyamanan dan kepercayaan pada anak remaja agar mereka mau untuk berkomunikasi secara terbuka pada orang tuanya.
Jika ada hal-hal yang mungkin mengagetkan Mommies dan Daddies, pastikan untuk tidak menghakimi anak. Sebaiknya, bertanya terlebih dulu tentang alasan ia melakukan sesuatu. Kemudian barulah berikan penjelasan dan pemahaman terhadap perilaku tidak baik yang dilakukannya bisa memunculkan dampak buruk bagi dirinya.
2. Ajarkan Anak untuk Menolak Hal Negatif
Setelah anak memahami batasan dalam menjaga diri dan pertemanan, ajarkan juga anak untuk mengatakan tidak pada hal yang dianggap tidak sesuai dan tidak baik untuk dirinya. Beberapa contohnya seperti jika anak diajak untuk menonton film atau video porno oleh temannya, disuruh mengirimkan foto diri dengan menunjukkan bagian tubuh tertentu pada orang lain, diajak pergi ke tempat sepi atau gelap berdua saja, dan lain-lain.
Beri tahu pada anak remaja dampak yang akan mereka dapatkan jika melakukan hal-hal tersebut bahwa itu semua bukanlah ide yang baik. Terlalu percaya pada teman atau pacar juga bisa jadi menimbulkan dampak negatif saat hubungan si anak remaja dengan temannya atau mantan pacarnya tidak baik-baik saja. Seringkali teman bisa saja menyebarkan aib dan rahasia karena kesal setelah bertengkar atau mantan pacar mengancam menyebarkan foto dan video karena merasa kesal akibat putus cinta.
Maka dari itu, menolak hal negatif dan mengatakan tidak pada ajakan buruk sangat penting diajarkan orang tua dan dilakukan oleh anak remaja.
3. Mengaktifkan Akses Pengawasan Orang Tua di Semua Media Sosial Anak Remaja
Dalam melindungi anak dari paparan buruk media sosial yang tidak terbatas, orang tua bisa mengaktifkan akses pengawasan di media sosial yang dimiliki anak. Hal ini bertujuan menyaring informasi buruk dan tidak pantas untuk dikonsumsi anak remaja. Berikan pemahaman juga atas pengawasan yang dilakukan pada anak remaja agar ia mampu mengerti tujuan dan niat baik orang tua untuk melindunginya.
4. Memberikan Edukasi Seks pada Anak Remaja
Edukasi seks untuk anak dan remaja masih menjadi hal yang tabu bagi banyak orang tua di Indonesia. Namun, bukan saatnya lagi untuk malu membicarakan pendidikan seks pada anak dan remaja mengingat semakin banyak dan meningkatnya kasus anak hamil di luar nikah, anak menjadi korban pelecehan seksual, pemerkosaan hingga meninggal dunia.
Peran orang tua dan keluarga di rumah, guru-guru di sekolah, hingga pemerintah di lingkungan sekolah dan sosial penting untuk segera menggencarkan pendidikan seks dan sosialisasi bagi seluruh remaja di semua wilayah hingga pelosok Indonesia.
Edukasi seks dan kesehatan reproduksi bisa dilakukan secara komprehensif untuk anak remaja meliputi:
- Penjelasan perbedaan gender, perubahan biologis, hormonal, dan psikologis.
- Edukasi anatomi reproduksi.
- Kesehatan reproduksi dan HIV
- PMS.
- Hubungan yang sehat.
- Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
- Kekerasan dan pelecehan seksual.
- Percakapan dan komunikasi terbuka.
BACA JUGA: Ayah, Stop Lakukan 7 Hal Ini Saat Anak Perempuan Beranjak Remaja
Dengan meningkatkan upaya edukasi seks dan kesehatan reproduksi untuk anak dan remaja dari orang tua, keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah, kita dapat membantu remaja membuat keputusan yang lebih baik tentang kesehatan dan kesejahteraan dirinya.
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS