banner-detik
SELF

Wendy Cagur Dlarikan ke Rumah Sakit Akibat GERD, Apa Penyebabnya?

author

Mommies Daily2 days ago

Wendy Cagur Dlarikan ke Rumah Sakit Akibat GERD, Apa Penyebabnya?

Meski sering disamakan, ternyata GERD, maag, dan asam lambung adalah jenis penyakit berbeda. Bisa menimbulkan komplikasi serius, jangan anggap sepele GERD!

Komedian Wendy Cagur baru-baru ini dilarikan ke rumah sakit akibat kambuhnya penyakit asam lambung atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Saat kejadian, ia mengalami nyeri di bagian dada, yang membuat kondisinya semakin mengkhawatirkan. Ternyata, ini bukan kali pertama Wendy harus mendapatkan perawatan medis akibat GERD.

Kabar ini dikonfirmasi langsung oleh sang istri, Revti Ayu Natasya, yang mengungkapkan bahwa pekan lalu Wendy sempat menjalani pemeriksaan di rumah sakit untuk memastikan apakah nyeri yang dirasakannya berkaitan dengan masalah jantung. Namun, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa keluhan tersebut disebabkan oleh GERD.

Kronologi Kejadian

Menurut keterangan sang istri, Revti Ayu Natasya, kondisi kesehatan Wendy Cagur mulai memburuk setelah ia selesai menjalani syuting program sahur. Usai syuting, Wendy merasakan nyeri di bagian dada, hingga akhirnya harus dilarikan ke rumah sakit menggunakan ambulans pada Jumat (07/03/2025). Dalam unggahan Instagram pribadinya, Ayu Ayu membagikan momen ketika Wendy terbaring di dalam ambulans dengan infus terpasang di tangannya. 

“Tadi subuh habis live sahur, tiba-tiba suami telepon katanya dadanya sakit lagi bahkan lebih sakit dibanding Jumat kemarin. Langsung ke rumah sakit terdekat dari tempat kerjanya dan ternyata GERD,” tulis Ayu mengutip dari CNN Indonesia

BACA JUGA: 3 Cara Daftar Cek Kesehatan Gratis dan Total Kuota Harian

Lebih lanjut, sang istri menegaskan bahwa Wendy perlu benar-benar beristirahat agar kondisinya pulih dan tidak kambuh kembali. Ia sangat memahami bahwa suaminya adalah sosok yang energik dan tidak bisa diam terlalu lama. Bahkan, di waktu senggangnya, Wendy sering menghabiskan waktu dengan berolahraga di gym, hingga mengorbankan waktu tidurnya, yang justru berisiko memperburuk kondisinya.

Setelah mendapatkan penanganan medis utama di rumah sakit dekat dengan tempatnya bekerja, Wendy dipindahkan di rumah sakit dekat rumahnya karena harus dirawat dan saat ini masih dalam masa pemulihan. Sang istri juga meminta doa untuk kesembuhan Wendy agar dapat kembali beraktivitas seperti biasa. 

Apa itu GERD?

Melansir dari Mayo Clinic, Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan kondisi saat asam lambung berulang kali mengalir kembali ke dalam saluran yang menghubungkan mulut dan lambung atau yang disebut dengan esofagus. Aliran balik ini dikenal dengan nama refluks asam dan dapat mengiritasi lapisan esofagus. Banyak orang yang mengalami refluks asam sesekali, dan saat terjadi berulang kali, hal tersebut bisa memicu GERD. 

Gejala GERD

gerd
Foto: 8photo on Freepik

Umumnya seseorang yang terkena GERD akan mengalami sekian gejala, sebagai berikut:

  • Rasa terbakar pada bagian dada yang disebut sebagai nyeri ulu hati, sementara rasa terbakar pada bagian dekat perut disebut sebagai pencernaan asam
  • Regurgitasi atau merasakan asam, makanan, atau cairan mengalir dari lambung ke tenggorokan setelah makan
  • Nyeri dada nonkardiak
  • Mual
  • Sakit tenggorokan
  • Kesulitan menelan
  • Merasa ada benjolan di tenggorokan
  • Gejala asma

Dampak GERD

Jika tidak ditangani dengan baik, GERD dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Beberapa dampak dari GERD antara lain:

  • Esofagitis, peradangan pada lapisan esofagus
  • Barrett’s esophagus, sebutan untuk metaplasia intestinal pada esofagus yang menyebabkan jaringan yang melapisi esofagus berubah dan tampak seperti lapisan usus
  • Striktur esofagus, yang menyebabkan seseorang sulit menelan
  • Refluks laringofaring, yakni kondisi saat refluks mengalir ke tenggorokan
  • Asma, partikel asam kecil dapat mengiritasi saluran bronkial sehingga bisa berkontraksi dan menyebabkan batuk serta kesulitan bernapas

BACA JUGA: Ayo Deteksi Dini, Ini 20 Tempat Skrining Kanker Serviks dan Payudara

Perbedaan GERD, Maag, dan Asam Lambung

Ketiga kondisi ini sering dianggap sama karena sama-sama berhubungan dengan lambung dan asam lambung. Namun, sebenarnya terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara GERD, maag, dan asam lambung. Berikut perbedaan yang perlu Mommies ketahui. 

  • Penyebab

Maag umumnya muncul ketika seseorang terlambat makan, mengalami stres, atau mengonsumsi alkohol serta minuman berkafein tinggi. Sementara itu, GERD terjadi akibat naiknya asam lambung ke kerongkongan akibat melemahnya katup di bagian bawah kerongkongan (sfingter esofagus bawah), yang kemudian menyebabkan iritasi pada dinding esofagus. Asam lambung biasanya disebabkan karena pola makan yang buruk serta konsumsi makanan berlemak dan pedas. 

  • Gejala

Penderita maag kerap merasakan gejala, seperti perut terasa kembung, mual atau ingin muntah, rasa sakit pada bagian dada atau perut, sering buang angin serta bersendawa, dan kehilangan nafsu makan. Penderita GERD sering mengalami gejala, seperti rasa terbakar di daerah dada akibat asam lambung yang naik ke kerongkongan, rasa mengganjal pada tenggorokan, nyeri ulu hati, serta jantung berdebar tidak teratur. Sementara asam lambung akan ditandai dengan mual dan perut terasa begah. 

  • Jenis Pengobatan

Penanganan maag umumnya dapat dilakukan secara mandiri dengan dukungan pola makan dan gaya hidup yang sehat. Sebaliknya, bentuk penanganan pada GERD umumnya fokus pada peningkatan fungsi katup bagian bawah kerongkongan atau sfingter esofagus. Pengobatan asam lambung dapat dilakukan dengan mengubah pola makan, menghindari makanan dan minuman pemicu, serta mengonsumsi obat-obatan yang membantu menetralkan atau mengurangi produksi asam lambung.

Penyebab GERD

Melansir dari Mayo Clinic, GERD terjadi akibat seringnya naiknya asam lambung atau kandungan non-asam dari lambung ke kerongkongan. Kondisi ini disebabkan oleh gangguan pada sfingter esofagus bagian bawah (LES), yaitu pita otot melingkar di ujung bawah kerongkongan yang berfungsi sebagai katup untuk mengatur aliran makanan dan cairan ke lambung.

Dalam kondisi normal, sfingter ini akan mengendur saat menelan untuk memungkinkan makanan masuk ke lambung, kemudian menutup kembali guna mencegah isi lambung naik kembali ke kerongkongan. Namun, jika sfingter melemah atau tidak berfungsi dengan baik, asam lambung dapat mengalir balik ke kerongkongan secara terus-menerus. Aliran balik ini dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada dinding esofagus, yang menjadi ciri utama GERD.

Upaya Pencegahan GERD

gerd
Foto: Freepik

Mencegah GERD dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat serta menghindari faktor pemicu refluks asam. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko GERD, antara lain:

  1. Makan dalam porsi yang lebih sedikit selama lima kali sehari lebih baik dibandingkan tiga kali sehari dalam porsi yang besar
  2. Menjaga berat badan agar tetap ideal
  3. Menghindari stres berlebihan
  4. Memberi jeda antara makan dan tidur kurang lebih 2-3 jam
  5. Hindari perut kosong di pagi hari
  6. Berhenti merokok
  7. Menghindari beberapa obat, seperti aspirin, naproxen, serta ibuprofen

Bentuk Pengobatan GERD

Terdapat beberapa metode pengobatan yang bisa dilakukan, mulai dari perubahan gaya hidup hingga tindakan medis jika diperlukan. Mengutip dari Johns Hopkins Medicine, berikut bentuk pengobatan GERD, antara lain. 

1. Perubahan Gaya Hidup dan Pola Makan

Hal ini dapat dilakukan dengan menghindari makanan dan minuman yang dapat memicu refluks asam, seperti makanan pedas, berlemak, asam, kafein, serta alkohol. Penting juga untuk tidak langsung berbaring setelah makan untuk mencegah asam lambung naik ke kerongkongan. Selain itu, usahakan untuk tidur dengan posisi kepala lebih tinggi untuk mengurangi kemungkinan refluks saat malam hari.

2. Obat-Obatan

Apabila pengobatan GERD dengan perubahan gaya hidup dan pola makan tidak berhasil, maka umumnya dokter akan merekomendasikan obat-obat tertentu. Terdapat dua kategori obat untuk refluks, yakni yang pertama untuk menurunkan kadar asam lambung dan berikutnya untuk meningkatkan motilitas di saluran pencernaan bagian atas. Beberapa obat yang mungkin diresepkan, antara lain Antasida, Penghambat Histamin, Penghambat Pompa Proton, dan Agen Prokinetik. 

3. TIF dan Terapi Endoskopi

Fundoplikasi transoral tanpa sayatan (TIF) merupakan pilihan untuk mengatasi GERD. Teknik ini menggunakan perangkat khusus untuk membantu memasukkan endoskop, yaitu tabung fleksibel dengan kamera, ke dalam saluran pencernaan. Melalui prosedur ini, dokter dapat memperbaiki atau membentuk kembali katup yang berfungsi sebagai penghalang alami terhadap refluks asam.

4. Operasi untuk GERD

Jika GERD sudah parah atau tidak membaik dengan obat-obatan dan terapi, dokter dapat merekomendasikan prosedur medis seperti operasi. Operasi ini bertujuan untuk memperkuat penghalang anti-refluks. Umumnya dokter bedah akan melakukan prosedur ini secara laparoskopi, yang berarti prosedur yang kurang invasif dengan waktu pemulihan yang lebih singkat.

BACA JUGA: Tanda, Gejala, dan Penyebab Tubuh Kekurangan Vitamin, Jangan Abaikan!

Kasus yang dialami Wendy Cagur menjadi pengingat bahwa GERD bukan sekadar gangguan pencernaan biasa, tetapi bisa berdampak serius jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk menjaga pola makan dan gaya hidup sehat agar terhindar dari risiko GERD yang berulang.

Penulis: Nariko Christabel

Cover: Instagram @wendicagur

Share Article

author

Mommies Daily

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan