banner-detik
PARENTING & KIDS

Kapolres Ngada Cabuli 3 Anak di Bawah Umur, Orang Tua Wajib Tahu Cara Lindungi Anak

author

Mommies Daily3 days ago

Kapolres Ngada Cabuli 3 Anak di Bawah Umur, Orang Tua Wajib Tahu Cara Lindungi Anak

Dicopot dari jabatan dan ditangkap, eks Kapolres Ngada dan AKBP Fajar terbukti positif narkoba! Ini cara melindungi anak dari pelecehan seksual. 

Selain tersandung dalam kasus penyalahgunaan narkoba, publik kembali dikejutkan dengan pemberitaan yang mengungkapkan bahwa eks Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Ngada, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP), Fajar Widyadharma Lukman yang terlibat juga dalam kasus dugaan pelecehan seksual. Ia diduga mencabuli anak di bawah umur yang berusia 14 tahun, 12 tahun, dan 3 tahun. 

Perbuatan keji tersebut tidak hanya sebatas pelecehan, tetapi juga direkam dan dijadikan konten yang kemudian diunggah ke sebuah situs porno luar negeri. Tindakan ini terungkap setelah pihak berwenang menemukan video pelecehan seksual itu di situs porno Australia pada pertengahan 2024. Tindakan ini lantas memicu kemarahan publik dan mendesak aparat penegak hukum untuk segera mengambil tindakan tegas.

Kronologi Kasus

Peristiwa ini bermula ketika otoritas Australia menelusuri sumber konten dan berhasil mengidentifikasi lokasi unggahan materi pornografi tersebut, yakni di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Setelah mendapatkan informasi tersebut, otoritas Australia pun langsung menghubungi pejabat terkait di Indonesia untuk meneruskan laporan tersebut kepada Polri. 

Tim dari Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri bergerak menuju Bajawa, Kabupaten Ngada, lokasi tempat Fajar bertugas untuk memulai penyelidikan. Pada Kamis (20/02/2025), AKBP Fajar berhasil ditangkap dan langsung dibawa ke Markas Besar Polri di Jakarta untuk menjalankan pemeriksaan.

BACA JUGA: Agar Anak Laki-laki Saya Tidak Melanggengkan Toxic Masculinity Seperti Ahmad Dhani

Dinas DP3A Melakukan Pendampingan kepada Korban

Setelah mendapatkan perintah dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, pihak DP3A Kota Kupang langsung melakukan penelusuran dan berhasil menemukan korban yang berusia 12 tahun. Berdasarkan informasi yang diperoleh, korban tersebut telah mendapatkan konseling dan pendampingan selama tiga pekan hingga saat ini. 

“Setelah ditelusuri kami baru dapatkan satu korban dan berdasarkan hasil asesmen tiga korban. Mereka mengalami kekerasan seksual oleh yang diduga pelaku (Kapolres Ngada). Hari ini sudah hari ke-20,” jelas Imelda mengutip dari CNN Indonesia

Imelda juga mengungkapkan bahwa korban berusia 14 tahun masih belum dapat ditemui, sementara korban yang berusia tiga tahun saat ini berada dalam pendampingan orang tuanya. Ketiga korban tersebut diserahkan oleh Mabes Polri kepada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Kupang untuk mendapatkan pendampingan lebih lanjut.

AKBP Fajar Positif Narkoba

Foto: CNN Indonesia

Selain terjerat kasus pelecehan seksual pada anak di bawah umur, hasil tes urine menunjukkan bahwa AKBP Fajar Widyadharma Lukman juga positif menggunakan narkoba. Informasi ini dikonfirmasi oleh Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT), Komisaris Besar Hendry Novika Chandra. 

Menurut Hendry, AKBP Fajar dinyatakan positif mengonsumsi narkoba jenis sabu setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, termasuk tes urine. Kepastian ini diperoleh setelah pihaknya menerima laporan perkembangan hasil pemeriksaan Kapolres Ngada dari Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri). 

AKBP Fajar sudah Dicopot dari Jabatan

Akibat tindakannya AKBP Fajar Widyadharma Lukman telah resmi dicopot dari jabatannya sebagai Kapolres Ngada. Pencopotan ini merupakan langkah tegas dari Kepolisian Republik Indonesia dalam menegakkan disiplin dan menindak anggota yang melanggar hukum. Adapun dalam mengisi kekosongan, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Rachmad Muchamad Salihi ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kapolres Ngada. 

Tindak kekerasan seksual yang dilakukan AKBP Fajar terhadap anak-anak di bawah umur mendapat kecaman dari Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani, yang mengungkapkan bahwa semua pihak perlu memastikan agar Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual diaplikasikan secara optimal pada kasus ini. Ia juga meminta kepastian sanksi yang tegas pada pelaku dan upaya sistematis dari pihak kepolisian agar kejadian serupa tidak terjadi lagi. 

Ai Maryati selaku Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga menilai bahwa tindakan yang dilakukan oleh AKBP Fajar sebagai bentuk baru dari tindak pidana perdagangan orang, mengingat adanya unsur eksploitasi terhadap korban. Ia menegaskan bahwa perbuatan tersebut bukan hanya sebatas pelecehan seksual, tetapi juga termasuk kejahatan yang lebih kompleks karena melibatkan pembuatan konten untuk memperoleh keuntungan. 

Sejalan dengan hal tersebut, Kepolisian Republik Indonesia menegaskan komitmennya dalam menindak tegas anggota yang terlibat dalam kasus ini. Menurut Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Sandi Nugroho, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah memastikan bahwa Kapolres Ngada yang diduga terlibat dalam perkara narkotika dan asusila akan diproses secara hukum tanpa pandang bulu.

BACA JUGA: Para Orang Tua, Mari Ajarkan Anak 10 Adab yang Mulai Hilang Ini!

Tips Orang Tua Menjaga dan Membekali Diri Anak

kapolres ngada
Foto: Freepik

Kasus pelecehan seksual di Indonesia memang sangat mengkhawatirkan, terutama pada anak perempuan di bawah umur. Oleh karena itu, Mommies perlu membekali anak dengan pengetahuan dan keterampilan untuk melindungi diri mereka. Berikut ini beberapa tips yang bisa diterapkan, antara lain. 

Mengajarkan Konsep Kepemilikan Tubuh

Ajak anak untuk mengenalkan bagian tubuhnya sejak dini dan ajari arti sebenarnya dari bagian tubuh mereka. Gunakan istilah yang pantas dan benar saat mengenalkan bagian tubuh agar anak bisa menjelaskan dengan tepat jika mengalami sesuatu yang tidak nyaman. Jangan lupa juga untuk mengajarkan tentang sentuhan aman dan tidak aman serta area pribadi yang tidak boleh disentuh orang lain.

Membangun Komunikasi yang Terbuka dengan Anak

Ciptakan lingkungan yang membuat si kecil merasa aman dan nyaman untuk berbicara dengan Mommies tanpa harus merasa takut dimarahi atau disalahkan. Penting juga bagi orang tua untuk mendengarkan tanpa menghakimi jika anak sedang bercerita sesuatu yang mencurigakan. Mommies bisa membiasakan untuk sekadar bertanya tentang hari mereka, misalnya, “Bagaimana harimu di sekolah?” atau “Apakah ada yang membuatmu tidak nyaman hari ini?”

Mengajarkan Anak untuk Berani Berkata ‘Tidak’

Pelecehan seksual dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, bahkan dalam lingkup keluarga. Oleh karena itu, Mommies perlu memberikan pemahaman kepada mereka untuk menolak sentuhan yang tidak nyaman, bahkan dari orang yang dikenal. Latih anak untuk berani berkata ‘Tidak’ dengan tegas jika ada seseorang yang mencoba menyentuh mereka dengan cara yang tidak pantas.

Batasi dan Awasi Interaksi Anak dengan Orang Lain

Hindari untuk memaksa anak untuk mencium, memeluk, atau duduk di pangkuan seseorang jika mereka merasa tidak nyaman, bahkan jika itu keluarga sendiri. Waspadai juga perubahan sikap yang ditunjukkan oleh si kecil setelah bertemu atau berinteraksi dengan seseorang. Ajarkan anak untuk tidak membagikan informasi pribadi dan tidak menerima ajakan dari orang yang tidak dikenal melalui media sosial. 

Memberikan Pendidikan Seksual sesuai Usia Anak

Pendidikan seksual tidak berarti mengajarkan hal yang tabu, tetapi lebih pada pemahaman tentang tubuh, batasan, dan bahaya yang bisa terjadi. Oleh karena itu, penting bagi Mommies untuk memberikan informasi yang sesuai dengan usia dan tingkat pemahaman anak agar mereka tidak merasa canggung atau takut. 

Mengajarkan Self Defense

Orang tua dapat mengajarkan teknik dasar self defense yang bisa membantu si kecil untuk terhindar dari pelecehan seksual, seperti cara membebaskan diri dari genggaman hingga menyerang titik lemah pelaku. Jika memang dirasa perlu, Mommies juga bisa mendaftarkan mereka untuk mengikuti kelas bela diri, seperti karate, taekwondo, atau jujitsu yang dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan bertahan diri anak.

Mengajarkan Cara Meminta Pertolongan

Kenalkan anak dengan orang-orang yang bisa mereka mintai pertolongan jika terjadi sesuatu (guru, tetangga yang dipercaya, atau pihak berwajib). Ajarkan mereka untuk segera memberi tahu orang tua atau orang dewasa yang bisa dipercaya jika mengalami atau melihat sesuatu yang tidak pantas.

BACA JUGA: Viral Sopir Taksi Online Lakukan Pelecehan Verbal pada Anak Remaja 16 Tahun

Dengan edukasi yang tepat, si kecil dapat menjadi lebih sadar akan bahaya pelecehan dan memiliki keterampilan untuk melindungi diri mereka sendiri. Semoga bermanfaat informasinya!

Penulis: Nariko Christabel

Cover: master3105 on Freepik

Share Article

author

Mommies Daily

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan