Kapan waktu terbaik untuk berhubungan suami istri di bulan Ramadan menurut Islam? Simak penjelasan lengkap dengan dalil dan panduan agar ibadah tetap lancar dan berkah.
Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, yang mana umat Islam diwajibkan untuk berpuasa dari fajar hingga terbenamnya matahari. Selain menahan lapar dan dahaga, puasa juga mengajarkan umat Islam untuk mengendalikan hawa nafsu, termasuk dalam hubungan suami istri.
Namun, Islam tidak melarang hubungan intim selama bulan Ramadan, asalkan dilakukan pada waktu yang diperbolehkan. Bahkan, hubungan suami istri yang sah dalam Islam tetap menjadi ibadah jika dilakukan dengan niat yang benar.
Lalu, kapan waktu terbaik untuk berhubungan suami istri di bulan Ramadan menurut Islam? Berikut adalah penjelasan beserta dalil-dalilnya.
BACA JUGA: Tips Berhubungan Seks Sesuai Usia, Mulai dari 20, 30, 40 dan 50 ke Atas
Dalam Islam, suami istri diperbolehkan untuk berhubungan intim setelah waktu berbuka puasa hingga sebelum terbit fajar. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
“Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istrimu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka…” (QS. Al-Baqarah: 187)
Ayat ini menjelaskan bahwa setelah berbuka puasa, hubungan suami istri menjadi halal hingga waktu fajar tiba. Oleh karena itu, pasangan suami istri harus memperhatikan batasan waktu ini agar tidak melanggar aturan puasa.
Meskipun hubungan intim boleh dilakukan setelah berbuka hingga sebelum fajar, ada beberapa waktu yang lebih utama dan dianjurkan dalam Islam.
Waktu setelah shalat Tarawih adalah salah satu momen yang paling ideal untuk berhubungan intim. Setelah berbuka puasa dan menunaikan ibadah shalat Isya serta Tarawih, tubuh sudah mendapatkan energi yang cukup. Pada waktu ini, suami istri bisa lebih rileks dan tidak tergesa-gesa karena masih ada waktu panjang sebelum sahur dan Subuh.
Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila salah seorang di antara kalian ingin berhubungan dengan istrinya, maka hendaklah ia membaca doa sebelum bersetubuh, agar Allah melindungi mereka dari gangguan setan.”
Melakukan hubungan suami istri di waktu ini juga memberikan kesempatan untuk tetap bisa bangun malam untuk beribadah atau sahur tanpa tergesa-gesa.
Waktu terbaik lainnya untuk berhubungan intim adalah menjelang sahur, sebelum waktu Imsak tiba. Dalam Islam, bangun sebelum sahur adalah waktu yang sangat dianjurkan untuk ibadah, seperti shalat malam dan berzikir. Jika suami istri ingin berhubungan intim, mereka bisa melakukannya sebelum sahur, kemudian mandi junub agar bisa melanjutkan ibadah dan makan sahur dalam keadaan suci.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:
“Rasulullah SAW pernah memasuki waktu subuh dalam keadaan junub karena berhubungan dengan istrinya, kemudian beliau mandi dan tetap berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa selama hubungan intim dilakukan sebelum waktu Subuh, kemudian disertai dengan mandi junub sebelum shalat, maka hal tersebut tidak mengganggu ibadah puasa.
Sepertiga malam terakhir merupakan waktu yang penuh berkah. Selain menjadi waktu mustajab untuk berdoa, waktu ini juga bisa menjadi momen yang tepat bagi suami istri untuk berhubungan intim.
Dalil: Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir seraya berfirman: ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Siapa yang memohon ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya.’” (HR. Bukhari dan Muslim)
Waktu ini dianjurkan karena setelah berhubungan intim, pasangan dapat melakukan mandi junub dan melanjutkan ibadah seperti salat tahajud atau berdoa bersama agar mendapat berkah dalam rumah tangga.
Malam Jumat sering kali dikaitkan dengan keutamaan khusus dalam Islam, termasuk dalam urusan hubungan suami istri. Berhubungan pada malam ini diyakini memiliki keutamaan dan berkah tersendiri.
Dalil: Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa yang mandi pada hari Jumat seperti mandi janabah, lalu berangkat ke masjid pada waktu yang pertama, maka seolah-olah ia berkurban dengan seekor unta.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa disunnahkan bagi seorang Muslim untuk mandi besar sebelum salat Jumat. Oleh karena itu, para ulama berpendapat bahwa salah satu hikmahnya adalah anjuran bagi suami istri untuk berhubungan sebelum hari Jumat agar mereka dalam keadaan suci ketika menunaikan salat Jumat.
Bagi seorang suami yang bepergian dalam waktu lama, disunnahkan untuk segera menemui istrinya dan menghabiskan waktu bersama, termasuk dalam hal berhubungan intim.
Dalil: Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah:
“Apabila salah seorang dari kalian datang dari bepergian, maka janganlah ia mengetuk pintu rumahnya pada malam hari agar istrinya tidak kaget.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Para ulama menjelaskan bahwa hadis ini menunjukkan pentingnya menyambut suami dengan baik setelah perjalanan jauh, dan salah satu cara menyambutnya adalah dengan memenuhi kebutuhan biologisnya.
Dalam Islam, ada waktu-waktu tertentu yang dilarang untuk berhubungan intim selama bulan Ramadan, yaitu:
Berdasarkan QS. Al-Baqarah: 187, hubungan intim dilarang sejak terbit fajar hingga waktu berbuka. Jika seseorang melanggar larangan ini, maka puasanya batal dan ia wajib membayar kafarat, yaitu:
I’tikaf adalah salah satu ibadah yang dianjurkan pada 10 malam terakhir Ramadhan. Saat seseorang berniat i’tikaf, ia tidak diperbolehkan untuk berhubungan intim dengan pasangan hingga i’tikaf selesai, sebagaimana firman Allah SWT:
“Tetapi janganlah kamu campuri mereka, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid.” (QS. Al-Baqarah: 187)
Agar hubungan suami istri tetap bernilai ibadah dan mendapatkan keberkahan, ada beberapa adab yang dianjurkan dalam Islam.
Dengan menjaga adab dan mengikuti aturan syariat, hubungan suami istri selama Ramadhan tidak hanya menjadi sumber kebahagiaan, tetapi juga mendatangkan pahala dan keberkahan dalam rumah tangga.
BACA JUGA: Variasi 100 Posisi Seks untuk Keintiman Suami Istri, Coba Nanti Malam!
Ditulis oleh: Kalamula Sachi
Cover: Freepik