Sorry, we couldn't find any article matching ''
Bisa Ganggu Keharmonisan! Ini 13 Ciri Mertua Tidak Menghargai Menantu dan Tips Menghadapinya
Mertua toxic? Kenali tanda-tanda dan cara mengatasinya. Mulai dari kritik terus menerus hingga mengucilkan menantu dari keluarga.
Hubungan antara menantu dan mertua seringkali menjadi fondasi penting dalam kehidupan berkeluarga. Namun, tidak jarang hubungan ini diwarnai juga dengan konflik dan ketegangan, salah satunya saat mertua menunjukkan sikap yang terkesan kurang menghargai.
Sikap ini bisa berupa kritik yang berlebihan, campur tangan dalam pengambilan keputusan, atau bahkan membanding-bandingkan menantu dengan orang lain. Jika tidak diatasi dengan tepat, hubungan yang kurang sehat ini dapat memicu ketegangan dalam keluarga dan mempengaruhi keharmonisan kehidupan rumah tangga.
BACA JUGA: 10 Tips Jadi Mertua Idaman dan Dicintai, Asyik Bukan Toxic
Ciri Mertua yang Tidak Menghargai Menantu
Berikut ini beberapa ciri utama yang menunjukkan mertua kurang menghargai menantu serta cara mengatasinya.
1. Kritik Terus-Menerus
Salah satu ciri yang menandakan mertua tidak menghargai menantu adalah kebiasaan memberikan kritik secara terus-menerus. Kritik ini sering dialihkan pada hal-hal kecil, seperti cara mengurus rumah, mendidik anak, hingga penampilan. Alih-alih memberikan kritik yang bersifat membangun, kritik tersebut sering terasa seperti serangan pribadi yang bisa meruntuhkan rasa percaya diri.
Untuk mengatasi hal tersebut, Mommies tetap dapat mendengarkannya dengan tenang, memilih kritik yang konstruktif, dan jika kritik terus berlanjut, Mommies bisa tetapkan batasan yang bijak. Pertimbangkan diri untuk mengurangi frekuensi interaksi demi menjaga tekanan emosional.
2. Melanggar Batasan
Mertua yang tidak menghargai menantu, seringkali melanggar batasan yang telah disepakati, seperti mencampuri urusan rumah tangga hingga mendikte cara mendidik anak. Sikap seperti ini dapat membuat menantu menjadi kurang nyaman dan kehilangan ruang dalam menjalani kehidupan secara mandiri.
Dalam mengatasinya, Mommies bisa bicarakan batasan secara terbuka, berikan pengertian yang positif, dan tetapkan batasan secara konsisten. Meskipun tegas dalam menetapkan batasan, penting juga untuk tetap menghormati mertua guna menghindari konflik dan memperbaiki hubungan.
3. Meremehkan Pola Asuh
Mertua yang meremehkan pola asuh secara tidak langsung menunjukkan ketidakpercayaan terhadap kemampuan menantu dalam mendidik anak. Mereka mungkin kerap memberikan komentar yang negatif, membandingkan cara mendidik di masa lalu, serta mengabaikan aturan yang sudah ditetapkan oleh orang tua kepada anak.
Perilaku ini dapat memicu konflik dan melemahkan otoritas Mommies sebagai orang tua. Oleh karena itu, jelaskan kepada mereka tentang prinsip dan pola asuh yang diterapkan pada anak. Diskusikan juga bersama pasangan untuk terapkan aturan yang konsisten dalam pengasuhan anak, seperti waktu makan dan tidur agar mertua memahaminya.
Foto: Freepik
4. Playing Victim
Playing victim merupakan kondisi saat seseorang selalu merasa seperti korban dalam situasi apapun. Mertua yang memainkan peran sebagai korban seringkali menunjukkan sikap yang membuat menantu merasa bersalah dengan melontarkan perkataan, seperti “Saya sudah tua dan tidak ada yang peduli” atau “Saya selalu merasa dijauhkan dari keluarga ini”.
Jika diteruskan, sikap ini dapat membuat menantu merasa tertekan dan menciptakan rasa bersalah. Untuk mengatasinya, Mommies dapat tetap tenang dan tidak bereaksi secara emosional. Fokuslah pada fakta dan masalah yang ada tanpa terjebak dalam rasa bersalah dan tekanan yang tidak perlu.
5. Membandingkan dengan Orang Lain
Salah satu ciri mertua tidak menghargai menantu berikutnya adalah membandingkan menantu dengan orang lain, seperti saudara ipar, tetangga, atau bahkan menantu ideal versi mereka. Perilaku ini dapat merendahkan harga diri menantu dan menciptakan jarak dalam hubungan keluarga.
Dalam mengatasi situasi ini, cobalah untuk tetap tenang dan tidak tersulut emosi. Jelaskan bahwa setiap orang memiliki cara sendiri dalam menjalani peran sebagai menantu, pasangan, dan orang tua. Selain itu, diskusikan juga bersama pasangan agar dapat membantu menyampaikan kepada mertua bahwa bahwa perbandingan tidak adil dan dapat merusak hubungan.
6. Pengecualian dari Keluarga
Mertua mungkin secara sengaja mengecualikan menantu dalam keluarga, seperti tidak mengundang dalam pertemuan atau membuat keputusan tanpa melibatkan menantu. Sikap ini menunjukkan bahwa mertua tidak melihat menantu sebagai bagian dari keluarga, yang dapat menimbulkan perasaan terasing dan tidak dihargai.
Apabila terus berlanjut, Mommies dapat pentingnya atau tidaknya kehadiran dalam acara keluarga jika tidak disambut dengan baik. Diskusikan bersama pasangan agar dapat membantu menyampaikan kepada mertua agar tidak merasa terpinggirkan.
Dengan memahami ciri-ciri mertua yang kurang menghargai menantu, hal ini menjadi langkah bagi Mommies untuk mengatasi konflik dengan bijak. Jika melihat ciri lainnya, Mommies bisa lanjut membaca di 13 Ciri Mertua yang Tidak Menghargai Menantu dan Cara Mengatasinya.
BACA JUGA: Berkesan, Ini 15 Rekomendasi Kado Natal untuk Mertua Perempuan dan Laki-Laki
Ditulis oleh: Nariko Christabel
Cover: Freepik
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS