Sorry, we couldn't find any article matching ''
Bolehkan Anak-anak Main Petasan dan Kembang Api? Ini Bahaya dan Cara Bermain dengan Aman
Perayaan identik dengan petasan dan kembang api. Nggak hati-hati, bisa berubah menjadi situasi berbahaya. Cek tips aman bermain kembang api di sini.
Perayaan identik dengan petasan dan kembang api. Tapi kalau nggak hati-hati, keceriaan anak-anak saat bermain bisa berubah menjadi situasi berbahaya. Simak tips aman main kembang api.
Berbagai perayaan dan momen-momen meriah lainnya sering identik dengan petasan dan kembang api. Gemerlap cahaya dan suara ledakan yang bergemuruh bikin suasana makin meriah. Dan tentu saja suasana ramai dan ceria seperti ini kerap menarik perhatian anak-anak, membuat mereka ingin ikut terlibat di dalamnya.
Namun, pertanyaan yang perlu dijawab oleh para orang tua adalah bolehkah anak-anak bermain petasan dan kembang api (terutama tanpa pengawasan orang dewasa)? Apakah kesenangan yang ditimbulkan sepadan dengan risiko bahayanya? Yuk, simak tips aman anak boleh main kembang api.
BACA JUGA: Liburan Lebih Bermanfaat: 13 Kegiatan Produktif untuk Mengasah Kemampuan Anak
Bahaya Petasan dan Kembang Api bagi Anak
Meskipun terlihat menyenangkan ketika cahaya petasan dan kembang api berpendar di langit, keduanya juga menyimpan risiko besar, terutama bagi anak-anak. Data menunjukkan bahwa anak-anak usia 5-9 tahun memiliki risiko cedera lebih dari dua kali lipat dibandingkan kelompok usia lainnya. Lebih dari sepertiga kunjungan ruang gawat darurat terjadi karena cedera terkait kembang api yang melibatkan anak-anak.
Mengapa anak rentan banget mengalami cedera? Ini karena anak-anak sering kali kurang memahami bahaya yang tersembunyi dalam berbagai aktivitas yang melibatkan benda-benda seperti kembang api dan petasan. Yang mereka lihat hanya meriahnya aja. Tanpa bimbingan dan pengetahuan yang memadai, anak-anak akan mencoba menyulut petasan secara sembarangan atau bahkan mengambil petasan yang gagal meledak karena didorong rasa penasaran.
Ini sangat berbahaya karena ptasan yng gagal meledak masih bisa meledak kapan saja. Selain itu, kurangnya pengawasan dari orang dewasa dapat memperbesar risiko bahaya petasan dan kembang api.
Kesenangannya Tak Sebanding dengan Risiko Bahayanya
Meskipun dapat memberikan kesenangan, risikonya tetaplah sangat besar, terutama bagi anak-anak. Sebagai orang tua, penting untuk Mommies membuat keputusan yang bijaksana demi keselamatan keluarga. Pilihlah cara yang lebih aman untuk merayakan sebuah peristiwa, seperti menghadiri pertunjukan kembang api di area publik atau menggunakan alternatif lain yang lebih ramah anak.
Dengan pengawasan yang tepat dan memilih opsi yang aman, orang tua dapat memastikan perayaan apa pun itu tetap dapat berlangsung menyenangkan tanpa mengorbankan keselamatan anak-anak. Berikut beberapa risiko cedera yang mungkin terjadi kala anak bermain kembang api dan petasan:
Jenis cedera yang bisa terjadi
- Luka bakar: api dari petasan dan kembang api dapat menyebabkan luka bakar serius pada kulit. Bahkan, benda seperti kembang api kecil (sparkler) dapat mencapai suhu hingga 2.000°F (1.093°C), cukup panas untuk melelehkan logam.
- Cedera mata: partikel yang terbang dari ledakan petasan dapat mengenai mata, menyebabkan luka serius atau bahkan kehilangan penglihatan.
- Kerusakan pendengaran: suara ledakan yang keras dari petasan dapat merusak pendengaran anak.
- Cedera fisik lain: ledakan yang tak terduga dapat menyebabkan memar, luka potong, atau cedera lainnya.
- Selain risiko pada tubuh, petasan dan kembang api juga dapat memicu kebakaran, merusak properti, dan membahayakan hewan peliharaan maupun satwa liar.
Foto: Matheus Bertelli on Pexels
Bermain Kembang Api dengan Aman
Menurut Gina Duchossois, seorang pakar pencegahan cedera, cara terbaik untuk menikmati kembang api adalah dengan menghadiri pertunjukan kembang api yang diselenggarakan oleh pihak profesional dan berpengalaman. Meskipun kembang api legal di beberapa tempat, tetap saja penggunaannya di rumah tidak direkomendasikan, terutama di sekitar anak-anak.
Tips main kembang api dan petasan dengan aman:
- Hindari penggunaan kembang api di rumah: serahkan tugas menyalakan kembang api kepada orang dewasa yang bertanggung jawab atau mereka yang berpengalaman.
- Gunakan alternatif yang lebih aman: glow stick bisa menjadi pilihan yang menyenangkan dan jauh lebih aman dibandingkan petasan dan kembang api.
- Jaga jarak aman: Ketika menonton kembang api dan petasan, pastikan Mommies dan keluarga berada minimal 2 meter dari lokasi peluncuran.
- Jangan biarkan anak-anak bermain sendiri tanpa ditemani: petasan bukanlah mainan. Ini benda berbahaya. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Apa yang Harus Dilakukan jika Terjadi Cedera?
Jika anak mengalami cedera akibat kembang api, berikut langkah-langkah yang bisa Mommies lakukan.
Cedera Mata
- Jangan biarkan anak menyentuh atau menggosok mata.
- Jangan mencoba membersihkan atau menyiram mata dengan air.
- Gunakan potongan gelas kertas sebagai pelindung sementara pada mata yang terluka.
- Segera cari bantuan medis.
Luka Bakar
- Rendam area yang terbakar dalam air dingin, bukan air es.
- Lepaskan pakaian yang terbakar, kecuali jika melekat pada kulit.
- Tempelkan kain lembut atau perban steril pada luka.
- Segera bawa ke fasilitas kesehatan.
Panduan Tambahan untuk Orang Tua
Sebelum menyalakan kembang api, sebaiknya orang tua memperhatikan beberapa hal penting berikut ini:
- Beli hanya kembang api yang legal dan memiliki label petunjuk.
- Simpan kembang api di tempat yang sejuk dan kering.
- Pastikan lokasi menyalakan kembang api berada di area terbuka, jauh dari motor, mobil, rumah, pepohonan, dan benda-benda yang mudah terbakar.
- Tetapkan satu orang dewasa yang bertanggung jawab untuk menyalakan kembang api.
- Jangan biarkan siapapun yang mengonsumsi alkohol menyalakan kembang api apalagi petasan.
Saat menyalakan kembang api:
- Jangan pernah memberikan petasan atau kembang api kepada anak-anak.
- Pastikan ada air atau selang yang siap digunakan untuk memadamkan api jika diperlukan.
- Hindari menyalakan ulang petasan yang gagal meledak.
Setelah menggunakan kembang api:
- Rendam sisa ke dalam air untuk memastikan tidak ada bahan yang masih menyala.
- Buang sisa ke dalam tempat sampah tertutup dan jauh dari bahan yang mudah terbakar.
Sparklers: Alternatif Lebih Aman atau Sama Berbahayanya?
Banyak orang tua menganggap sparkler (kembang api kecil) lebih aman, padahal kenyataannya tidak demikian. Sparkler dapat mencapai suhu sangat tinggi yang bisa menyebabkan luka bakar serius. Jika tetap ingin menggunakannya:
- Jangan berikan kembang api kepada anak-anak di bawah usia 9 tahun. Untuk petasan, sebaiknya tidak diberikan kepada anak usia berapa pun, Mommies!
- Awasi anak-anak yang lebih besar saat memainkannya.
- Hindari pakaian longgar dan gunakan sepatu tertutup.
- Pertimbangkan menggunakan glow stick sebagai alternatif.
BACA JUGA: Pro-Kontra Pembatasan Akses Media Sosial untuk Anak di Bawah Umur, Indonesia Bagaimana?
Cover: JESHOOTS.com on Pexels
Share Article
COMMENTS