Dendam karena Sering Diejek, Ini 5 Fakta Pria di Sumut Tikam 3 Anak Tetangga

Parenting & Kids

Mommies Daily・11 Dec 2024

detail-thumb

Pria di Sumut tikam tiga anak yang merupakan kakak-adik di Sumut akibat sakit hati. Intip juga tips mendidik anak agar tidak kebiasaan meledek orang lain!

Tragedi memilukan kembali mengguncang masyarakat Sumatera Utara, ketika tiga bocah kakak-adik menjadi korban serangan brutal oleh tetangganya sendiri. Masing-masing dari mereka adalah N (7), O (4), dan D (1.5) yang ditikam oleh tetangganya, Rudi Sihaloho (41) pada Senin (9/12/2024) di Gang Dahlia VII, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Peristiwa tragis tersebut menyebabkan dua dari tiga bocah, O (4) dan D (1.5) meninggal dunia, sedangkan kakak tertuanya N (7) masih menjalankan perawatan intensif di ruang ICU. Pelaku diketahui merupakan tetangga yang rumahnya berada tepat di depan rumah orang tua korban. Dugaan sementara mengatakan bahwa penikaman dipicu karena pelaku sakit hati lantaran sering diejek.

BACA JUGA: 10 Kasus Pembunuhan pada Anak di Tahun 2024 yang Mengguncang Hati

Fakta Bocah Kakak-Adik Ditikam Tetangga di Deli Serdang

Berikut ini beberapa fakta yang sudah Mommies Daily rangkum terkait kasus pria di Sumatera Utara yang melakukan penikaman pada tiga anak tetangga.

1. Penikaman Dilakukan dengan Pisau Dapur

Peristiwa tragis ini bermula saat pelaku berada di depan rumahnya yang berhadapan langsung dengan rumah korban. Rudi melihat ketiga korban sedang bermain di teras rumah. Pelaku teringat bahwa ia selama ini memendam amarah kepada ketiga bocah lantaran sering diejek.

Pada hari kejadian, ibu dan ayah korban sedang tidak ada di rumah, sang ibu bekerja sebagai perawat di RS Murni Teguh, sedangkan ayahnya berprofesi sebagai pengemudi taksi online. Melihat kondisi tersebut dan lingkungan yang sedang sepi, Rudi mengambil pisau dari rumahnya dan menikam korban satu per satu.

2. Pelaku Menyerahkan Diri ke Polisi Menaiki Sepeda

Setelah menikam ketiga korbannya, Rudi pergi meninggalkan lokasi dengan mengayuh sepedanya. Ia menyerahkan diri ke pos unit lalu lintas Polsek Tembung yang berada di Pasar Aksara, Jalan Mesjid, Kecamatan Medan Tembung. Sementara para korban penikaman dibawa oleh warga sekitar ke Rumah Sakit Murni Teguh.

3. Motif Pelaku Melakukan Penikaman

Foto: Freepik

Berdasarkan penjelasan Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Jama Kita Purba, pelaku telah hampir setahun diejek oleh korban. Sehingga pada saat kejadian, emosi pelaku tidak dapat terkontrol hingga akhirnya menikam para korban. Bahkan, berdasarkan pengakuan pelaku, ia merasa bahwa orang tua korban selama ini tidak pernah melarang anak-anak mereka dan seolah membenarkan tindakan mengejeknya tersebut.

“Satu versi yang kami temukan adalah bahwa beliau ini sudah hampir satu tahun diejek, diejek orang gila. Kemudian, terakhir kali pada hari Senin, beliau melihat orang yang mengejek sambil berkata ‘kudis-kudis’, sehingga, entah kenapa pada hari itu, sebelum kejadian, beliau terpancing emosinya,” ujar Jama dilansir dari detikNews.

4. Kondisi Terkini Korban

Kejadian ini mengakibatkan anak yang paling kecil, berinisial D meninggal dunia akibat mendapatkan luka yang cukup serius pada bagian perutnya. Setelah menjalankan perawatan di rumah sakit, korban berinisial O meninggal dunia. Sehingga sampai saat ini terdapat dua korban yang meninggal dunia dan korban N masih dirawat di rumah sakit.

5. Pelaku Tidak Menyesali Perbuatannya

Rudi kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan tengah ditahan di unit PPA Polrestabes Medan. Meskipun ia telah ditangkap, Rudi tidak menyesali perbuatannya karena pelaku sudah sangat benci melihat para korban. Dalam kasus ini, Rudi dijerat pasal 338 KUHPidana dengan ancaman 15 tahun penjara.

Tips Mendidik Anak agar Tidak Memiliki Kebiasaan Meledek Orang Lain

Belajar dari kasus di atas, penting bagi orang tua untuk mendidik anak agar tidak mengejek atau membully orang lain. Untuk menghindari kebiasan tersebut, berikut Mommies Daily rangkumkan beberapa tipsnya.

1. Tanamkan Empati kepada Anak

Ajarkan anak sedini mungkin untuk memahami perasaan orang lain dengan menanyakan kepada mereka “Bagaimana perasaanmu jika orang lain melakukan hal yang sama kepadamu?”. Pastikan juga agar orang tua bisa memberikan contoh dengan menunjukkan empati dalam kehidupan sehari-hari, seperti membantu tetangga yang sedang terkena musibah atau menjenguk teman yang sedang sakit.

2. Menjadi Teladan yang Baik

Anak cenderung selalu meniru apa yang mereka lihat. Oleh karena itu, hindari perilaku atau komentar negatif yang dapat dijadikan contoh yang buruk oleh anak. Tidak jarang juga orang tua sendiri justru menormalisasi atau menganggap lucu sebuah ledekan, hal ini membuat anak akan mencontoh perilaku tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Membangun Komunikasi yang Terbuka dengan Anak

Hal berikutnya yang penting untuk Mommies terapkan adalah membangun komunikasi yang terbuka dengan anak. Diskusikanlah tentang dampak buruk dari mengejek atau meledek orang lain dan nasihati anak bahwa saat meledek orang lain, hal tersebut dapat menyinggung perasaannya. Hal ini juga bertujuan agar anak merasa nyaman untuk membicarakan perasaan atau masalah yang mereka hadapi, sehingga mereka tidak melampiaskan emosi dengan cara yang negatif.

4. Menyelidiki Alasan Anak Mengejek Orang Lain

Apabila anak sudah memiliki kebiasaan meledek, segera cari tahu penyebabnya. Orang tua dapat menyelidiki hal ini dengan memperhatikan anak saat bermain. Terkadang kurangnya kontrol orang tua menyebabkan anak memiliki kebiasaan negatif dan membuat mereka menyalurkan emosi dengan cara yang tidak baik.

5. Menanamkan Rasa Percaya Diri pada Anak

Selain empati, penting bagi orang tua juga untuk menanamkan rasa percaya diri kepada anak. Anak yang gemar mengejek orang lain biasanya disebabkan karena rasa iri atau cemburu yang dimiliki anak terhadap orang lain. Dengan demikian, orang tua perlu menanamkan karakter positif agar anak dapat bersyukur atas dirinya sendiri.

Dampak Kepada Orang yang Suka Mendapat Ejekan

Foto: Freepik

Perilaku gemar mengejek atau meledek orang lain, tidak hanya berdampak negatif bagi pelaku, tetapi juga kepada korban. Berikut ini beberapa dampak mengejek orang lain terhadap korban yang perlu diketahui.

1. Penurunan Rasa Percaya Diri

Korban yang kerap mendapatkan ejekan terlalu sering akan merasa malu, minder, dan tidak berharga akibat komentar negatif yang mereka terima. Mereka juga akan mengalami penurunan rasa percaya diri karena merasa tidak diterima oleh orang lain, terlebih jika bahan ejekan menyangkut kelemahan fisik korban.

2. Masalah Emosional dan Psikologis

Orang yang menjadi korban ejekan akan mengalami kecemasan, depresi, hingga kehilangan harga diri. Hal ini dapat berdampak besar karena mempengaruhi kesejahteraan mental mereka dan membuat korban menarik diri dari interaksi sosial. Bahkan, korban juga merasa sulit untuk mempercayai orang lain, sehingga hubungan sosialnya menjadi lebih terbatas.

3. Risiko Terjadinya Gangguan Perilaku

Seperti kasus tiga kakak-adik yang ditikam oleh tetangganya sendiri, korban yang selalu menerima ejekan bisa melampiaskan rasa sakitnya dengan menjadi lebih agresif terhadap orang lain. Hal ini juga dapat menyebabkan trauma emosional jangka panjang yang sulit hilang seiring waktu.

4. Kehilangan Motivasi dan Pandangan Negatif pada Diri Sendiri

Dampak berikutnya yang dapat dirasakan oleh korban yang terus-menerus menerima ejekan adalah kehilangan semangat untuk mengejar potensi yang mereka miliki. Mereka juga akan menganggap ejekan yang selama ini dilontarkan orang lain adalah hal yang benar, sehingga menyebabkan korban memiliki pandangan yang negatif dan merasa dirinya kurang menarik.

Nah Mommies, itulah rangkuman informasi mengenai fakta kasus bocah kakak-adik yang ditikam oleh tetangganya sendiri karena merasa sakit hati lantaran sering diejek. Semoga peristiwa di atas tidak terjadi lagi dan para orang tua dapat mengajarkan kepada anak tentang pentingnya menghargai serta menghormati orang lain, ya!

BACA JUGA: Kronologi Donasi Agus Salim: Perselisihan hingga Akhirnya Meminta Maaf

Ditulis oleh: Nariko Christabel

Cover: Freepik