Ketahui langkah aman menghadapi anak kejang menurut Dokter Spesialis Anak. Mulai dari posisi tubuh hingga durasi kejang, pastikan tahu cara yang benar.
Saat anak mengalami kejang, wajar jika Mommies merasa panik. Namun, penting untuk tetap tenang agar bisa mengambil langkah yang tepat. Kejang pada anak biasanya berlangsung singkat, tetapi penanganan yang salah bisa memperburuk keadaan.
Untuk membantu Mommies, berikut panduan dari dr. Reza Abdussalam, Sp.A, dokter spesialis anak dari Brawijaya Hospital Antasari, tentang cara menghadapi anak kejang dengan aman.
Langkah pertama yang harus Mommies lakukan adalah memastikan anak berada di tempat yang datar. Ini penting untuk meminimalkan risiko cedera akibat gerakan kejang. Selain itu, jauhkan benda-benda berbahaya seperti mainan keras atau perabotan yang tajam.
Mungkin Mommies pernah mendengar saran untuk memasukkan sendok, jari, atau kopi ke mulut saat kejang. Namun, hal ini sebaiknya dihindari karena sangat berisiko.
“Saat anak kejang, dia tidak sadar. Jika kita memasukkan benda apapun, seperti sendok atau kopi, itu bisa membuat anak tersedak. Bahkan, cairan seperti kopi bisa menghambat saluran napas,” ujar dr. Reza. Jadi, biarkan mulut anak tetap kosong dan fokus pada posisi tubuhnya.
BACA JUGA: 7 Kesalahan Terbesar Orang Tua yang Membuat Mental Anak Terganggu
Setelah memastikan anak berada di tempat yang datar, langkah selanjutnya adalah memiringkan tubuh anak. “Memiringkan posisi anak yang kejang sangat penting untuk menjaga saluran napas tetap terbuka. Jangan lupa untuk menekuk kaki agar posisi tubuh lebih stabil,” kata dr. Reza. Dengan posisi miring, risiko muntah atau cairan masuk ke saluran napas bisa dikurangi.
Sebagian besar kejang pada anak berlangsung singkat, hanya beberapa detik hingga menit. Namun, Mommies harus tetap memperhatikan durasinya. “Kejang yang berlangsung lebih dari 15–30 menit bisa memengaruhi fungsi otak, sehingga harus segera mendapatkan penanganan medis,” jelas dr. Reza. Catat waktu mulai dan berakhirnya kejang untuk memberikan informasi yang akurat kepada dokter.
Jika memungkinkan, rekam kejadian kejang menggunakan ponsel. Rekaman ini bisa membantu dokter memastikan diagnosis. “Kadang orang tua salah mengartikan kejang dengan menggigil. Dengan video, kita bisa memastikan apakah itu benar kejang atau bukan,” terang dr. Reza. Setelah itu, ukur suhu tubuh anak untuk mengetahui apakah kejang disertai demam atau tidak.
Anak yang kejang dengan demam biasanya mengalami kejang demam, yang bisa disebabkan oleh infeksi seperti meningitis. Namun, jika kejang terjadi tanpa demam, bisa jadi itu adalah epilepsi, yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Menurut dr. Reza, sebagian besar kejang pada anak berlangsung singkat dan tidak berbahaya. “Kejang selama satu hingga dua menit umumnya tidak memengaruhi perkembangan otak anak. Jadi, jangan terlalu khawatir,” jelasnya.
BACA JUGA: 5 Tanda Anak Kurang Perhatian Orang Tua, Ketahui Cara Mengatasinya
Menghadapi kejang memang membutuhkan ketenangan dan pemahaman yang tepat. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Mommies dapat membantu si kecil melewati situasi ini dengan aman. Jangan ragu untuk segera mencari bantuan medis jika kejang berlangsung lama atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan, seperti kesulitan bernapas atau kejang berulang dalam waktu singkat.
Jika Mommies memiliki pengalaman atau pertanyaan tentang penanganan kejang pada anak, yuk, bagikan di kolom komentar. Diskusi bersama dapat membantu sesama orang tua menjadi lebih siap menghadapi situasi serupa.
Penulis: Nazla Ufaira Sabri
Cover: Freepik