banner-detik
SELF

Zat Kimia Berbahaya Terdapat pada Anggur Shine Muscat di Thailand

author

Mommies Daily7 days ago

Zat Kimia Berbahaya Terdapat pada Anggur Shine Muscat di Thailand

Anggur Shine Muscat dicemari residu pestisida berbahaya. Berikut bahaya pestisida berlebihan pada buah, cara memilih dan membersihkan anggur yang aman.

Anggur Shine Muscat kini menjadi tren buah premium di Asia Tenggara karena rasanya yang manis, kulitnya yang halus, dan teksturnya yang renyah. Namun, di balik kepopuleran buah ini, muncul isu serius terkait keamanan konsumsinya. Di beberapa negara seperti Thailand dan Malaysia, pemerintah serta organisasi non-pemerintah mulai melakukan penyelidikan setelah ditemukan residu pestisida berbahaya dalam anggur Shine Muscat yang melebihi batas aman konsumsi.

Temuan ini memunculkan kekhawatiran, terutama bagi para orang tua yang peduli akan keamanan pangan yang dikonsumsi anak-anak mereka. Artikel ini akan mengulas tentang residu pestisida dalam anggur Shine Muscat, penggunaan pestisida di Indonesia, dan langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menjaga keamanan konsumsi buah-buahan bagi keluarga.

Kasus Residu Pestisida dalam Anggur Shine Muscat di Thailand dan Malaysia

Foto: Freepik

Kasus anggur Shine Muscat bermula dari laporan oleh Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-PAN), yang bekerja sama dengan Majalah Chalard Sue dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand. Mereka melakukan tes laboratorium terhadap 24 sampel anggur Shine Muscat yang dijual di Bangkok, dan hasilnya mengejutkan, 23 sampel terkontaminasi pestisida dalam kadar berbahaya.

Dalam penelitian tersebut, ditemukan hampir 50 jenis residu pestisida pada buah anggur ini, termasuk pestisida sistemik yang masuk ke dalam jaringan buah dan sulit dihilangkan meskipun sudah dicuci. Beberapa residu yang terdeteksi adalah Chlorpyrifos dan Endrin aldehyde, bahan kimia berbahaya Tipe 4 yang sangat beracun dan dapat memberikan dampak serius pada kesehatan. Kandungan residu ini jauh di atas batas aman yang ditetapkan, yaitu 0,01 mg/kg. Serta 26 bahan kimia berbahaya Tipe 3 yang tidak disebutkan. 

Mengutip dari CNN Indonesia, ada juga 22 bahan kimia berbahaya atau residu lainnya yang tidak terdaftar di bawah peraturan zat berbahaya Thailand, antara lain Triasulfuron, Cyflumetofen, Chlorantraniliprole, Flonicamid, Etoxazole, dan Spirotetramat.

Melihat temuan ini, Thai-PAN mendesak distributor dan penjual untuk mengidentifikasi asal buah dan menarik produk yang tidak sesuai standar keamanan pangan. Di Malaysia, Kementerian Pertanian juga bergerak cepat untuk meneliti anggur Shine Muscat yang beredar di negara tersebut, meskipun sejauh ini belum ada laporan resmi mengenai residu berbahaya dari Malaysia.

BACA JUGA: Sering Makan Makanan Mentah? Penyakit Ini Bisa Mengintai!

Penggunaan Pestisida dalam Pertanian Indonesia

Di Indonesia, pestisida kimia merupakan bahan yang umum digunakan oleh petani untuk pengendalian hama pada Pangan Segar Asal Tanaman (PSAT). Data menunjukkan sekitar 95,29% dari jumlah petani di Indonesia menggunakan pestisida karena dianggap efektif, mudah digunakan, dan secara ekonomi menguntungkan. Penggunaan pestisida dimulai dari proses persiapan lahan, pemeliharaan tanaman, hingga pasca panen, yang diyakini dapat membantu hasil panen yang lebih maksimal.

Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian, hingga tahun 2016, terdapat lebih dari 3.207 merk pestisida yang telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya di Indonesia. Sayangnya, meskipun penggunaan pestisida ini memberikan manfaat besar dalam meningkatkan hasil panen, pestisida memiliki sifat bioaktif yang beracun, terutama dalam konsentrasi di atas 0,5 ppm. Racun ini dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia jika tidak digunakan secara bijak.

Bahaya Pestisida pada Sayuran dan Buah-buahan

Sayuran dan buah-buahan yang dipanen langsung dari kebun petani seringkali langsung dijual tanpa pengujian residu pestisida. Hal ini tentu berisiko bagi konsumen, karena jika kadar residu pestisida di atas ambang batas yang ditentukan (yaitu 0,5 mg/kg menurut Standar Nasional Indonesia atau SNI), maka pangan tersebut dapat membahayakan kesehatan.

Selain itu, residu pestisida juga dapat mencemari tanaman melalui air irigasi yang mengandung pestisida dari daerah pertanian sekitarnya. Ini menunjukkan bahwa bahaya kontaminasi pestisida tidak hanya terbatas pada proses penyemprotan, tetapi juga dapat terjadi melalui lingkungan sekitar tanaman.

Dampak Pestisida pada Kesehatan

Paparan pestisida pada makanan dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan. Beberapa efek samping yang dapat timbul antara lain:

1. Gangguan Sistem Saraf

Pestisida seperti Chlorpyrifos dapat menyebabkan gangguan sistem saraf, termasuk gejala pusing, mual, dan dalam kasus yang parah, kejang.

2. Gangguan Hormonal

Paparan pestisida tertentu dapat mengganggu keseimbangan hormonal dalam tubuh, yang dapat berdampak pada perkembangan anak-anak.

3. Risiko Kanker

Beberapa jenis pestisida diketahui bersifat karsinogenik, yang artinya dapat meningkatkan risiko kanker jika terpapar dalam jangka panjang.

4. Masalah Reproduksi

Paparan pestisida juga dikaitkan dengan masalah reproduksi, seperti gangguan kesuburan dan kelainan pada janin.

Tips Membeli Buah yang Aman dari Residu Pestisida

Foto: Freepik

Bagi Mommies yang ingin memastikan buah yang dikonsumsi keluarga aman dari residu pestisida, berikut beberapa tips praktis yang bisa dilakukan:

1. Pilih Toko atau Pasast Tepercaya

Belilah buah dari toko atau pasar yang sudah memiliki standar keamanan pangan. Toko-toko ini biasanya menjaga kualitas produk yang dijual, bahkan ada yang menawarkan buah-buahan organik.

2. Cari Label Organik atau Sertifikasi Keamanan Pangan

Jika memungkinkan, pilih buah-buahan yang berlabel organik atau memiliki sertifikasi keamanan pangan. Produk organik biasanya lebih sedikit menggunakan pestisida dalam proses produksinya.

3. Perhatikan Penampilan Buah

Buah dengan penampilan terlalu mengilap atau sempurna bisa menjadi indikasi adanya lapisan lilin atau pestisida. Pilih buah dengan penampilan alami dan hindari buah yang tampak terlalu sempurna.

4. Cium Aroma Buah

Buah segar biasanya memiliki aroma alami. Jika buah tampak segar namun tidak beraroma, ini bisa menjadi tanda bahwa buah tersebut sudah disemprot bahan kimia berlebih.

5. Cuci Buah dengan Benar Setelah Membeli

Setelah membeli, cuci buah di bawah air mengalir untuk mengurangi sisa residu pestisida. Mommies juga bisa merendamnya dalam larutan air garam selama 10-15 menit, kemudian bilas dengan air bersih.

6. Pertimbangkan untuk Mengupas Kulit

Beberapa residu pestisida dapat menempel di kulit buah. Jika memungkinkan, mengupas kulit buah seperti apel, pir, atau anggur bisa membantu mengurangi paparan pestisida yang mungkin menempel.

BACA JUGA: Buah yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan Penderita Diabetes

Dengan tips ini, Mommies dapat lebih tenang dalam memilih buah yang aman untuk dikonsumsi keluarga, sekaligus menjaga kesehatan mereka dari paparan zat berbahaya.

Isu residu pestisida pada anggur Shine Muscat ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya memperhatikan keamanan pangan yang dikonsumsi keluarga. Bagi Mommies, memastikan buah dan sayuran bersih sebelum dikonsumsi merupakan langkah penting untuk menjaga kesehatan keluarga, terutama anak-anak yang masih rentan terhadap paparan zat berbahaya.

Dengan langkah-langkah sederhana seperti mencuci buah, memilih produk organik, dan membeli dari sumber terpercaya, Mommies dapat meminimalisir risiko residu pestisida pada pangan. Selalu ingat bahwa kesehatan keluarga adalah prioritas utama. Mari menjadi konsumen yang bijak dalam memilih pangan untuk keluarga, sehingga kita bisa memberikan yang terbaik bagi mereka.

Penulis: Nazla Ufaira Sabri

CoverFreepik

Share Article

author

Mommies Daily

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan