6 Pelajaran Parenting "Home Sweet Loan", Cocok Ditonton Keluarga

Lifestyle

Rahmasari Muhammad・in 31 minutes

detail-thumb

Film Home Sweet Loan yang diadaptasi dari novel best seller berjudul sama karya Almira Bastari ini ternyata relate dengan kehidupan.

Film besutan sutradara Sabrina Rochelle Kalangi ini berkisah tentang anak bungsu di keluarga, Kaluna, yang diperlakukan berbeda dengan kedua kakaknya, juga menjadi tulang punggung serta tumpuan keluarga. Banyak sekali issue yang dibahas mulai dari pola asuh dan sikap orang tua yang “pilih kasih”, kakak-kakak yang kurang peduli, hingga si adik yang jadi susah menentukan sikap dan mewujudkan harapan hidupnya yaitu membeli rumah sendiri dari hasil kerja kerasnya, serta pentingnya sebuah permohonan maaf yang tulus.

Penasaran? Simak yuk Mommies, pelajaran hidup yang bisa diambil dari film Home Sweet Loan!

1. Parental Favouritism

Pelajaran hidup pertama dari film Home Sweet Loan, sikap orangtua yang menunjukkan parental favouritismatau perlakuan istimewa kepada dua kakak Kaluna, dalam bentuk hak dan tanggungjawab yang tidak setara antara ketiga anak. Sikap pilih kasih ini dapat merugikan anak, menciptakan hubungan antar saudara yang penuh ketegangan seperti yang dialami Kaluna dan kedua kakaknya, tekanan emosional dan harga diri yang rendah, juga sikap anak favorit yang cenderung “seenaknya”.

Kewajiban sebagai orang tua untuk menjadi safe haven bagi anak, menerima, menghargai dan menyayangi setiap anak dengan tulus dan berusaha objektif dalam memperlakukan anak untuk menjaga dinamika keluarga yang sehat.

BACA JUGA: 10 Channel YouTube Edukasi untuk Balita, Bikin Senang Belajar

2. Pentingnya Boundaries dalam Keluarga

Setiap anggota keluarga harus memiliki boundaries atau batasan, yang dicontohkan dan dibiasakan dari orang tua sejak dini, itulah pelajaran hidup lain dari film ini. Orang tua Kaluna dalam film ini memberikan surat penting keluarga pada salah satu anaknya, tanpa persetujuan anggota keluarga lain, menunjukkan lemahnya batasan yang dimilikinya sebagai orangtua.

Tidak adanya batasan dan aturan yang jelas membuat keluarga hilang pegangan, dan anak yang mudah burn outseperti yang dialami Kaluna. Mulailah tetapkan batasan dan buat aturan sederhana misalnya pembagian tugas menjaga kebersihan rumah, atau minta ijin untuk setiap barang yang dipinjam dan harus dikembalikan dalam keadaan baik serta harus diganti jika barang hilang atau rusak.

Ini penting untuk membangun pola saling menghargai satu sama lain, termasuk orang tua juga terbiasa menghargai anak, memberikan contoh pola parenting sehat dan pelajaran hidup positif, serta modal bagi anak dalam menyayangi dan menghargai dirinya dan orang lain dengan tulus.

3. Dampak Negatif dari Permisif Parenting

Di Film Home Sweet Loan, dua kakak Kaluna yang sudah menikah dan punya anak masih tinggal bersama orang tua, menjadi salah satu tanda sikap orang tua yang terlalu permisif atau memanjakan anak, tidak membiasakan anak mandiri dan bertanggungjawab sesuai usianya.

Bukan hanya itu, mereka juga dimanjakan dengan tidak dibiasakan mengurus rumah, cenderung minta diberikan dispensasi dan pengertian atas semua sikap, termasuk melepaskan tanggungjawab pengasuhan anak kepada anggota keluarga lain. Sikap orang tua seperti ini makin meruncingkan masalah antara anggota keluarga.

Ini menjadi pelajaran hidup yang harus diingat orang tua saat mengasuh dan mendidik anak, usahakan seimbang, tidak menjadi orang tua yang otoriter dan tidak juga permisif, namun asuh dan didik dengan kasih sayang, dengan tetap memiliki batasan dan aturan, latih serta percayakan anak untuk memutuskan dan bertanggungjawab atas dirinya sesuai usianya. Misalnya memilih baju sendiri atau berlatih menyiapkan kebutuhan dan mulai membersihkan kamar sendiri.

home sweet loan

Foto: Instagram @homesweetloanfilm

4. Parentifikasi pada Anak

Pesan lain dari film Home Sweet Loan yaitu seputar issue parentifikasi yang dialami Kaluna, anak yang diberikan tanggung jawab menggantikan tugas orang tua, menjadi tulang punggung dan penafkah serta pengurus utama keluarga. Parentifikasi dapat memberi efek emosional tertentu bagi seorang anak, mulai dari kecemasan, kekecewaan, kemarahan dan kesedihan yang dialami Kaluna di film Home Sweet Loan.

Jadikan karakter ini sebagai pelajaran hidup ya Mommies, agar anak-anak kita tidak mengalami penderitaan seorang Kaluna.

5. Kurangnya Validasi dan Penerimaan pada Anak

Di Film Home Sweet Loan, terlihat saat Kaluna bercerita dan mencurahkan perasaan pada orang tuanya, alih-alih berempati dan memberikan validasi terhadap emosinya, orang tuanya malah memintanya bersabar dan bersyukur, juga membandingkan kondisinya dengan orang lain yang dianggap lebih buruk, yang membuat Kaluna merasa tidak dihargai, tidak didengarkan, tidak diterima seutuhnya, juga menjadi anggota keluarga yang terbuang.

Pelajaran hidup penting untuk mendengarkan anak dengan tulus dan berikan validasi serta penerimaan agar anak tidak merasa kasih sayang bersyarat dari orang tua, mudah tersulut amarah dan perilaku agresif, juga mungkin berdampak ke gangguan psikologis dan pola relasi lain.

6. Vulnerability is a Strength

Sikap orang tua Kaluna di akhir film yang menunjukkan vulnerability, merupakan pelajaran hidup bermakna lain dari film Home Sweet Loan. Bersikap jujur, mau mengakui dan menerima semua emosi dan kesalahan juga memohon maaf dengan tulus termasuk ke anak adalah sikap keberanian dan kekuatan yang diperlukan dalam menjaga keutuhan dan hubungan baik keluarga, mulai dari  untuk menjaga kesehatan mental, juga dapat mengeratkan dan memperbaiki koneksi antara orang tua dan anak.

BACA JUGA: Dracin dengan Karakter Cowok Red Flag tapi Bucin

Itu dia beberapa pelajaran parenting yang relate dengan kehidupan sehari-hari. Kalau menurut Mommies, ada lagi pesan parenting lain dari film Home Sweet Loan ini?

Cover: Instagram @homesweetloanfilm