Adalah tugas kita sebagai orang tua mendidik anak-anak cara menghargai diri sendiri, terutama setelah mengenal yang namanya pacaran.
Mengajari anak untuk menghargai diri sendiri akan melindungi mereka dari banyak hal buruk, terutama setelah tahu yang namanya pacaran.
Proses mengajar dan belajar hanya bisa berjalan dengan baik jika keluarga memiiki jalur komunikas terbuka dan hangat. Meskipun Mommies dan Daddies tidak selalu tahu jawabannya, tidak apa-apa. Anak-anak sangat ingin tahu tentang banyak hal, dan jika tidak mendapatkan informasi dari orang tua sendiri maka mereka akan mencari dan mendapatkannya dari sumber yang kurang akurat atau bahkan berbahaya.
BACA JUGA: 5 Cara Efektif Mengajari Anak Mencintai Diri Sendiri, Ajarkan Sejak Dini!
Begini penjelasan dari Nadya Pramesrani, M.Psi., Psikolog, Co Founder dari Rumah Dandelion sekaligus Psikolog Keluarga dan Pernikahan, “Hal ini (mengajar anak menghargai diri sendiri) termasuk dalam cakupan seks edukasi, yang butuh diajarkan ke anak-anak agar mereka bisa memiliki seksualitas yang sehat dan dapat meminimalisasi risiko perilaku seks yang tidak bertanggung jawab, terutama di usia remaja (SMA-Kuliah).”
Lanjutnya, “Pada remaja, dengan mengalami pubertas maka mereka juga mulai memiliki kematangan alat seksual untuk bisa reproduksi. Mulai mempunyai dorongan seksual terhadap lawan jenis dan sedang mengeksplorasi bentuk hubungan romantis. Ketika remaja memiliki seksualitas yang sehat, hal ini akan menjadi salah satu dasar buat mereka embangun hubungan romantis yang sehat dan membuat keputusan-keputusan terkait perilaku seks yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai yang mereka miliki.”
“Pendidikan seks sebaiknya dimulai dari anak-anak usia dini, dengan masing-masing kelompok usia memiliki fokus diskusinya sendiri. Untuk seks edukasi terkait pubertas dan perubahan fisik + emosional yang terjadi, sudah bisa diberikan sejak anak usia 8-9 tahun (usia pra-remaja). Sedangkan edukasi seks terkait hubungan romantis yang sehat, bedanya seks dengan cinta, relasi pertemanan, dan relasi-relasi sosial lainnya bisa dibahas mulai usia 10-11 tahun,” saran psikolog Nadya buat Mommies dan Daddies.
Mengingat edukasi menghargai diri sendiri dan tubuh adalah bagian dari pendidikan seks maka edukasi ini dibutuhkan untuk meningkatkan seksualitas yang sehat pada remaja. Bila hal ini tidak teredukasi dengan baik, maka anak bisa terpapar risiko untuk melakukan perilaku seks yang tidak aman.
Kita tidak bisa menghargai orang lain tanpa memulainya dari diri sendiri. Anak-anak harus tahu prinsip ini. Berikut adalah cara mendidik anak-anak mencintai dirinya sendiri.
Sangat tidak apa-apa mengucapkan kata-kata seperti vagina, penis, dan anus kepada anak-anak. Ingat, ini hanyalah kata-kata bagi mereka, tidak ada bedanya dengan mengatakan sikut, jari, atau dahi. Mengajari anak-anak nama yang tepat sangatlah penting. Membangun komunikasi dengan anak-anak tentang seks atau seksualitas, mendidik dan memberdayakan anak-anak tentang keamanan tubuh mereka dapat melindungi mereka dari predator seksual terutama para pedofil.
Jelaskan kepada anak bahwa tidak seorang pun boleh menyentuh bagian pribadi mereka. Bahkan untuk alasan kebersihan atau medis, orang dewasa dan petugas kesehatan juga harus meminta izin terlebih dahulu.
Ada banyak cara untuk menunjukkan rasa hormat kepada anak-anak, dan ini penting ketika orang tua ingin anak-anak juga bisa menghormati orang lain. Berhati-hatilah dengan informasi apa pun tentang anak yang ingin Mommies ceritakan kepada orang lain. Ini menunjukkan bahwa Mommies menghormati privasinya. Sebelum bercerita, tanyakan pada diri sendiri, bagaimana perasaan Mommies jika anak Mommies menceritakan kekurangan, kesalahan, rahasia, dan sakit hati Mommies kepada orang lain.
Cara lain untuk menunjukkan rasa hormat kepada anak adalah dengan menahan diri untuk tidak segera ‘nyembur’ ketika anak berperilaku buruk di tempat umum. Bersabarlah menunggu sampai kalian hanya berdua untuk menegurnya.
Jangan memaksa anak untuk memeluk atau mencium siapa pun, termasuk keluarga. Tanyakan bagaimana mereka ingin mengucapkan salam kepada orang lain dalam setiap situasi sosial.
Pilihan ini tetap mengajarkan mereka untuk bersikap sopan tapi juga menunjukkan kepada anak bahwa ada pilihan untuk melakukannya dalam tingkat kenyamanan mereka dan menghormati batasan fisik yang mereka inginkan.
Orang tua mengajar anak-anak mereka untuk meminta maaf ketika berbuat salah. Namun menyuruh anak-anak mengatakan ‘maaf’ tanpa membuat mereka memahami bagaimana tindakan mereka benar-benar menyakiti orang lain tidak akan berarti apa-apa. Bantu mereka paham dampak dari tindakannya. Belajar mengakui kesalahan dan meminta maaf adalah cara yang baik untuk mengembangkan sikap menghargai diri sendiri dan orang lain.
Tahan diri untuk tidak menjawab pertanyaan yang ditujukan kepada mereka. Biarkan anak Mommies menjawab sendiri. Jika mereka tidak mau menjawab, jangan dipaksa. Beri tahu mereka juga bahwa tidak apa-apa untuk menolak menjawab pertanyaan yang bikin mereka tidak nyaman.
Kita juga harus mengajari anak-anak bahwa tidak untuk semua hal sekali bilang “Ya” berarti selalu “Ya”. Karena Mommies dan Daddies ingin memeluk Kakek atau Nenek atau Paman atau Bibi saat terakhir kali bertemu mereka, bukan berarti akan selalu dan terus begitu. Hal ini mungkin terasa sangat personal buat orang dewasa, tetapi kita harus menyadari bahwa perasaan aman pada anak lebih penting daripada perasaan (kita) saat ditolak oleh anak-anak.
Satu hal lagi cara mendidik anak yang sangat penting agar dia dapat menghargai dirinya adalah dengan mengingatkan betapa berbahayanya dunia maya, termasuk media social, jika kita tidak bijaksana. Apa pun yang sudah diunggah di media social maka itu akan ada selamanya. Orang boleh bilang secara teori, semua akan menghilang setelah 24 jam, tapiiii jika tangkapan layar telah diambil, selesai sudah. Kita tentu tidak ingin menjadi viral karena hal-hal yang negative, kan?
Sebagai orang tua, kita harus tahu cara mendidik anak bukan hanya menghormati tubuh mereka sendiri tapi juga tubuh orang lain. Berikut caranya:
Baik atau buruk, anak-anak kita selalu memperhatikan dan mendengarkan. Cara Mommies membicarakan dan memperlakukan tubuh Mommies dan tubuh orang lain juga akan menentukan sikap dan pandangan anak.
Jangan pernah lakukan ini. Tidak pernah ada alasan yang benar untuk membicarakan bentuk, ukuran, warna, daya tarik, kemampuan, atau hal-hal lain yang berkaitan dengan tubuh seseorang.
Selalu beri anak pilihan apakah dia ingin atau tidak ingin memberikan pelukan, jabat tangan, high five, cium tangan, atau cium pipi. Anak-anak wajib bersikap sopan, tetapi jangan pernah memaksa mereka melakukan interaksi fisik yang tidak mereka inginkan.
BACA JUGA: Mengenal Human Design dan Manfaatnya Untuk Diri Sendiri Maupun Untuk Anak
Cover: Freepik