Hindari, 7 Benda Ini Bisa Menjadi Penyebab Pneumonia pada Anak!

Parenting & Kids

Mommies Daily・22 Sep 2024

detail-thumb

Banyak yang belum tahu, beberapa benda ini bisa menjadi penyebab pneumonia pada anak. Ketahui juga solusi yang aman untuk menjaga kesehatan si kecil!

Pneumonia merupakan kondisi peradangan paru-paru serius pada paru-paru yang memengaruhi kantung udara kecil yang dikenal sebagai alveoli. Banyak yang mengira penyebab utamanya adalah paparan asap rokok, asap dari pembakaran sampah, atau kontak dengan orang yang sakit, tapi penyebab utamanya berbagai mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur, dan lain-lain.

Melansir dari laman resmi Dinas Kesehatan Jakarta, berdasarkan data WHO pada 2019, pneumonia menyebabkan 14% dari seluruh kematian anak di bawah 5 tahun dengan total kematian 740.180 jiwa. Tidak hanya anak-anak, data Riskesdas Indonesia pada 2018 menunjukkan penderita pneumonia meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Pada kelompok usia 55-64 tahun mencapai 2,5%, pada kelompok usia 65-74 tahun sebesar 3,0% dan pada kelompok usia 75 tahun ke atas mencapai 2,9%.

Pada awal 2023, data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menunjukkan adanya peningkatan kasus pneumonia dibandingkan awal 2022. Sedangkan kasus pneumonia balita di DKI Jakarta tahun 2019-2021 tercatat mencapai sekitar 78.659 kasus.

Belakangan, di media sosial juga muncul berbagai video yang memperlihatkan anak yang terkena pneumonia. Beberapa di antaranya juga menjelaskan ternyata ada benda-benda tertentu yang diam-diam bisa memicu penyakit ini. Untuk menghindari hal ini terjadi pada Mommies, anak, dan keluarga, berikut beberapa benda penyebab pneumonia pada anak serta solusi untuk mencegah risiko pneumonia pada anak.

BACA JUGA: Cuci Darah Anak karena Gagal Ginjal, Ini Penyebab dan Efek Sampingnya

1. Selimut Bulu

Foto: Freepik

Selimut bulu yang tebal memang memberikan rasa nyaman dan hangat, tetapi di sisi lain, serat bulunya bisa menjadi sarang debu, kotoran, dan alergen lainnya. Debu-debu ini kemudian bisa terhirup oleh si kecil dan meningkatkan risiko pneumonia, terutama jika anak memiliki riwayat alergi atau asma.

Gunakan selimut berbahan katun yang lebih aman dan mudah dicuci. Bahan katun lebih ramah bagi anak-anak karena tidak mudah menumpuk debu dan alergen. Jangan lupa mencuci selimut secara rutin agar tetap bersih dan higienis.

2. Karpet Bulu

Karpet bulu tidak hanya mempercantik tampilan rumah, tapi juga menjadi tempat yang rawan menumpuknya debu, tungau, dan bakteri. Ketika anak-anak bermain atau duduk di atasnya, mereka bisa menghirup partikel debu yang terangkat, memicu gangguan pernapasan seperti pneumonia.

Sebaiknya pilih karpet dengan bahan yang lebih mudah dibersihkan seperti nilon atau poliester. Pastikan juga karpet sering divakum dengan alat yang dilengkapi filter HEPA untuk menyedot debu dan alergen secara efektif.

3. Boneka dan Mainan Berbulu

Foto: Freepik

Boneka berbulu dan mainan berbahan kain sering kali menjadi favorit anak-anak, tetapi mereka juga berpotensi menjadi tempat menumpuknya debu dan tungau. Partikel-partikel ini bisa terhirup oleh anak-anak dan menimbulkan masalah pernapasan yang berujung pada pneumonia.

Pilih boneka berbahan katun atau kain yang lebih mudah dicuci dan tidak menumpuk debu. Untuk boneka favorit yang sudah ada, pastikan dicuci secara berkala, minimal seminggu sekali, menggunakan air panas agar bakteri dan tungau yang menempel mati.

4. Tirai Tebal

Tirai yang tebal dan berat sering kali luput dari perhatian saat membersihkan rumah. Padahal, mereka dapat menyimpan debu dalam jumlah yang tidak sedikit. Saat debu ini beterbangan, anak-anak bisa menghirupnya, dan bagi anak yang sensitif, hal ini bisa memicu gangguan paru-paru seperti pneumonia.

Ganti tirai tebal dengan tirai yang berbahan ringan seperti katun atau linen. Tirai ini tidak hanya lebih mudah dicuci, tapi juga lebih sedikit menahan debu. Jika tetap ingin menggunakan tirai tebal, pastikan dibersihkan secara berkala, baik dengan mencucinya atau membersihkan debu menggunakan alat khusus.

5. Bantal dan Guling Berbulu

Bantal dan guling berbulu sering kali menambah kenyamanan tidur, tetapi di sisi lain, mereka juga bisa menjadi sarang debu dan tungau. Anak yang tidur dengan bantal berbulu berisiko lebih tinggi terpapar alergen, yang bisa memicu infeksi saluran pernapasan dan meningkatkan risiko pneumonia.

Gunakan bantal dan guling hypoallergenic atau yang berbahan katun. Selain lebih aman, bahan-bahan ini lebih mudah dibersihkan dan tidak menimbulkan debu. Pastikan juga untuk mengganti dan mencuci bantal serta guling secara rutin.

6. Gorden Tebal

Foto: lifeforstock on Freepik

Selain tirai, gorden tebal juga bisa menumpuk debu tanpa kita sadari. Apalagi jika jendela jarang dibuka, debu yang terjebak bisa menjadi polutan udara di dalam ruangan, yang berbahaya bagi anak-anak. Ketika terhirup, debu ini dapat memicu pneumonia, terutama bagi anak dengan sistem imun yang belum sempurna.

Gorden berbahan ringan dan mudah dicuci adalah pilihan terbaik. Selain itu, rajin membuka jendela untuk membiarkan sirkulasi udara tetap baik juga dapat membantu mengurangi penumpukan debu di gorden.

7. Kain Pelapis Sofa

Kain pelapis sofa, terutama yang berbahan tebal atau berbulu, bisa menjadi sarang debu, tungau, dan bakteri. Jika sofa jarang dibersihkan, debu yang menumpuk bisa terhirup oleh anak-anak saat mereka duduk atau bermain di sekitarnya, memicu gangguan pernapasan hingga pneumonia.

Pilih kain pelapis sofa yang berbahan sintetis atau kulit yang lebih mudah dibersihkan. Jika sofa sudah terlanjur dilapisi kain berbulu, bersihkan dengan vacuum cleaner secara teratur atau cuci jika memungkinkan.

BACA JUGA: Anak Susah Makan? Konsultasikan ke 18 Dokter Gizi Anak Tepercaya Ini

Rumah yang tampak bersih belum tentu bebas dari ancaman pneumonia bagi anak-anak. Banyak benda sehari-hari seperti selimut bulu, karpet, dan boneka berbulu bisa menjadi tempat berkumpulnya debu, tungau, dan bakteri yang membahayakan kesehatan si kecil. Untuk mencegah risiko pneumonia, penting untuk menjaga kebersihan rumah secara rutin dan memilih bahan-bahan yang lebih aman serta mudah dibersihkan. 

Jangan lupa, selalu konsultasikan dengan dokter anak mengenai kondisi kesehatan si kecil, terutama jika mereka sering terpapar alergen di rumah.

Penulis: Nazla Ufaira Sabri

Cover: master1305 on Freepik