Apa saja yangi bisa dilakukan orang tua untuk mendukung anak mengatasi perubahan emosi dan fisik ketika menstruasi? Berikut panduannya.
Masa pubertas adalah salah satu fase paling signifikan dalam kehidupan anak-anak kita, terutama bagi anak perempuan. Salah satu perubahan terbesar yang dialami anak perempuan adalah menstruasi.
Selain perubahan fisik yang terjadi, ada juga perubahan emosi yang seringkali membuat mereka bingung dan butuh bimbingan dari kita sebagai orang tua.
Dalam artikel ini, kita akan membahas cara membantu anak memahami perubahan emosi dan fisik saat menstruasi, serta bagaimana kita dapat mendampingi mereka melewati masa pubertas dengan lebih baik.
Menstruasi, atau sering disebut haid, adalah proses alamiah di mana tubuh perempuan melepaskan lapisan dinding rahim yang sudah tidak dibutuhkan melalui keluarnya darah dari vagina. Ini adalah bagian dari siklus menstruasi yang terjadi sekitar setiap bulan sekali.
Meskipun menstruasi adalah sesuatu yang normal, bagi anak-anak remaja yang baru pertama kali mengalaminya, hal ini bisa menjadi pengalaman yang mengejutkan dan membingungkan.
Sebagai Mommies, penting bagi kita untuk menjelaskan kepada anak bahwa menstruasi adalah tanda tubuh mereka berkembang secara alami. Ini bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti, tetapi lebih kepada proses yang menandakan mereka sedang tumbuh menjadi dewasa.
BACA JUGA: Ayah. Stop Lakukan 7 Hal Ini saat Anak Perempuan Beranjak Remaja
Setiap anak berkembang pada waktu yang berbeda, namun umumnya, anak perempuan mulai mengalami menstruasi antara usia 10 hingga 15 tahun. Tanda-tanda menstruasi biasanya muncul setelah anak mulai mengalami pertumbuhan payudara dan munculnya cairan keputihan dari vagina. Saat tanda-tanda ini muncul, penting untuk memulai percakapan tentang menstruasi agar anak merasa lebih siap ketika waktunya tiba.
Jika Mommies merasa kesulitan untuk memulai percakapan ini, coba cari momen-momen alami seperti ketika anak bertanya tentang perubahan tubuhnya, atau saat Mommies sedang membeli pembalut di toko. Mulai dari penjelasan dasar bahwa menstruasi adalah hal yang normal dan setiap perempuan mengalaminya.
Selama masa pubertas, tubuh anak mengalami banyak perubahan. Berikut adalah beberapa perubahan fisik yang perlu dipahami anak agar mereka siap menghadapi menstruasi:
Ini biasanya salah satu tanda pertama pubertas. Anak mungkin merasa canggung atau tidak nyaman saat payudaranya mulai tumbuh. Yakinkan mereka bahwa ini adalah hal normal dan bagian dari perkembangan tubuh mereka.
Rambut mulai tumbuh di ketiak dan area genital. Jelaskan kepada anak bahwa ini adalah bagian dari perubahan pubertas yang dialami semua perempuan.
Ini adalah puncak dari perubahan fisik pada pubertas perempuan. Saat menstruasi dimulai, anak mungkin merasa kaget atau tidak nyaman. Ajarkan kepada anak cara menggunakan pembalut dan bagaimana menjaga kebersihan selama menstruasi.
Perubahan hormon yang terjadi selama menstruasi dapat mempengaruhi emosi anak. Sebagai orang tua, penting bagi Mommies untuk memahami bahwa perubahan emosional ini adalah bagian normal dari pertumbuhan anak. Berikut beberapa perubahan emosional yang mungkin dialami anak saat menstruasi:
Perubahan suasana hati yang tiba-tiba adalah hal yang umum saat menstruasi. Anak mungkin merasa bahagia di satu saat dan tiba-tiba merasa sedih atau marah di saat berikutnya. Ini disebabkan oleh fluktuasi hormon dalam tubuh mereka.
Selama menstruasi, anak mungkin merasa lebih sensitif terhadap hal-hal kecil. Mereka bisa lebih mudah tersinggung atau menangis tanpa alasan yang jelas. Mommies, penting untuk memberikan dukungan emosional yang penuh pengertian selama masa ini.
Anak yang baru pertama kali mengalami menstruasi mungkin merasa cemas atau tidak percaya diri. Mereka mungkin khawatir tentang apakah orang lain bisa melihat bahwa mereka sedang menstruasi atau apakah mereka bisa menangani menstruasi dengan baik di sekolah.
BACA JUGA: Anak Laki-laki Mimpi Basah, Ini Cara Orang Tua Menjelaskan dengan Tepat!
Mulailah percakapan tentang menstruasi sejak dini, bahkan sebelum anak mengalami haid pertamanya. Jangan tunggu sampai mereka bertanya, tetapi carilah momen yang tepat untuk memulai pembicaraan. Pastikan anak merasa nyaman untuk bertanya kapan saja mereka butuh informasi lebih lanjut.
Sesuaikan penjelasan dengan usia anak. Jika anak masih kecil, gunakan bahasa yang sederhana, seperti menjelaskan bahwa setiap bulan tubuh perempuan bersiap-siap untuk memiliki bayi, dan jika tidak ada bayi, tubuh akan melepaskan dinding rahim yang sudah tidak dibutuhkan. Semakin dewasa anak, Mommies bisa memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang proses menstruasi.
Anak perlu tahu tentang berbagai produk yang bisa mereka gunakan selama menstruasi, seperti pembalut, tampon, atau menstrual cup. Berikan penjelasan mengenai cara menggunakannya dengan benar, dan pastikan mereka selalu siap dengan produk tersebut, baik di rumah maupun saat di sekolah.
Mengajarkan anak untuk melacak siklus menstruasi mereka bisa sangat membantu. Saat ini, sudah banyak aplikasi yang bisa digunakan untuk mencatat kapan menstruasi dimulai dan berakhir, serta mencatat gejala-gejala yang muncul. Hal ini bisa membantu anak merasa lebih siap dan paham kapan menstruasi berikutnya akan datang.
Ingatkan anak untuk menjaga kebersihan diri selama menstruasi. Ganti pembalut secara teratur untuk menghindari infeksi, dan pastikan mereka mencuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut.
Salah satu hal terpenting yang bisa Mommies lakukan adalah menunjukkan dukungan emosional. Menstruasi bisa menjadi pengalaman yang membuat anak merasa tidak nyaman atau cemas, terutama saat pertama kali mengalaminya. Jadi, pastikan anak tahu bahwa Mommies selalu ada untuk mendukung mereka.
Ada kalanya anak mungkin merasa lebih nyaman berbicara dengan anggota keluarga lain atau teman sebaya tentang menstruasi. Pastikan mereka tahu siapa saja yang bisa diajak bicara jika mereka memiliki pertanyaan atau kekhawatiran, dan jangan lupa untuk melibatkan dokter jika ada gejala yang tidak biasa.
Pada tahap awal menstruasi, siklus menstruasi anak mungkin tidak teratur, dan ini adalah hal yang wajar. Namun, jika anak terus mengalami menstruasi yang sangat tidak teratur setelah dua tahun pertama, atau jika mereka mengalami gejala yang sangat menyakitkan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter.
Remaja juga perlu memahami bahwa setelah mereka mulai menstruasi, mereka sudah bisa hamil jika melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu, diskusi mengenai kesehatan reproduksi dan pilihan kontrasepsi sangat penting untuk dilakukan.
BACA JUGA: 6 Panduan Orang Tua Mengajarkan Remaja Hubungan Pacaran yang Sehat
Penulis: Kalamula Sachi
Cover: Freepik