Sorry, we couldn't find any article matching ''
Mommies, Begini Cara Mengajarkan Pendidikan Seks yang Sehat pada Anak Sesuai Usia
Mengajarkan pendidikan seks yang sehat sesuai usia membantu anak tumbuh menjadi individu yang percaya diri. Berikut panduannya dari bayi hingga remaja.
Banyak orang tua merasa canggung ketika harus membicarakan tentang seksualitas dengan anak-anak mereka. Namun, mengajarkan pemahaman seksual yang sehat sejak dini adalah langkah penting untuk membekali anak dengan pengetahuan yang benar.
Mulai dari bayi yang baru lahir hingga remaja yang sedang mencari jati diri, setiap tahap perkembangan memiliki pendekatan yang berbeda. Mommies, apakah sudah siap membantu si kecil memahami tubuhnya sendiri dan menjaga kesehatan seksualnya?
Yuk, simak tahapan-tahapan penting ini agar Mommies tidak lagi ragu dalam mengajarkan hal yang sangat penting ini!
BACA JUGA: Manfaat dan Cara Mengajarkan Pendidikan Seks pada Anak Sejak Dini
Tahap-tahap Pemahaman Seksual Berdasarkan Usia Anak
Berikut ini tahapan pendidikan seks berdasarkan usia yang perlu dipahami oleh Mommies. Dengan tahapan ini Mommies dapat memberikan edukasi yang tepat sesuai dengan usia anak.
1. Bayi (0-2 Tahun)
Pada tahap ini, anak mulai belajar tentang cinta dan rasa percaya melalui hubungan mereka dengan pengasuh. Mereka mulai mengenal tubuh mereka melalui sentuhan dan mungkin menunjukkan perbedaan dasar antara laki-laki dan perempuan. Anak-anak juga cenderung mengeksplorasi alat kelamin mereka, yang sama normalnya dengan menyentuh bagian tubuh lainnya. Reaksi spontan yang tampak seperti seksual mungkin terjadi, tetapi ini bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan.
Cara mendukung perkembangan seksual yang sehat pada tahap ini:
- Gunakan istilah yang benar untuk menyebutkan bagian tubuh, termasuk alat kelamin.
- Ajarkan sentuhan yang nyaman dengan tidak memaksa anak untuk memeluk atau mencium seseorang, tetapi tanyakan apakah mereka ingin melakukannya.
- Mulai ajarkan konsep persetujuan dengan menghentikan aktivitas seperti menggelitik saat anak mengatakan “berhenti”.
- Bicarakan tentang batasan tubuh saat kesempatan muncul, seperti saat anak berpakaian atau saat pemeriksaan di dokter.
2. Balita dan Pra-sekolah (2-5 Tahun)
Anak-anak pada usia ini mulai mengembangkan bahasa untuk mendeskripsikan alat kelamin dan mungkin mulai memahami konsep dasar reproduksi. Mereka mungkin mulai menunjukkan minat atau rasa ingin tahu terhadap tubuh orang dewasa, termasuk ingin melihat orang tua mandi atau pergi ke toilet. Anak-anak juga mungkin mulai bermasturbasi sebagai cara untuk menenangkan diri.
Cara mendukung perkembangan seksual yang sehat pada tahap ini:
- Perkuat penggunaan istilah yang benar untuk mendeskripsikan alat kelamin.
- Ajarkan tentang batasan, keamanan tubuh, dan privasi.
- Jelaskan perbedaan antara sentuhan yang diinginkan dan tidak diinginkan.
- Gunakan kesempatan sehari-hari untuk mengajarkan anak tentang dasar-dasar seksualitas.
3. Masa Anak-Anak (5-8 Tahun)
Pada tahap ini, anak-anak mulai lebih memahami peran gender dan identitas, serta mulai menunjukkan perilaku masturbasi yang lebih disengaja. Mereka juga mulai menginginkan lebih banyak privasi dan mungkin mulai berbicara tentang seks dengan teman sebaya.
Cara mendukung perkembangan seksual yang sehat pada tahap ini:
- Hormati kebutuhan anak akan privasi.
- Ajarkan bahwa masturbasi adalah hal yang wajar tetapi harus dilakukan di tempat yang pribadi.
- Jelaskan bagaimana menghormati batasan dan privasi orang lain.
- Mulailah mengajarkan tentang pubertas dan reproduksi manusia.
4. Masa Pra-remaja (9-10 Tahun)
Anak-anak pada usia ini seharusnya sudah memahami proses reproduksi dan mulai menunjukkan kecemasan terkait pubertas. Mereka mulai memahami peran sosial dalam masturbasi dan mulai menginginkan lebih banyak kebebasan.
Cara mendukung perkembangan seksual yang sehat pada tahap ini:
- Mulailah mendidik anak tentang persiapan pubertas.
- Bicarakan siklus menstruasi dan produk kebersihan bagi anak perempuan sebelum siklus pertama mereka.
- Ajarkan tentang aspek sosial dan emosional pubertas, serta bantu mereka mengelola emosi baru yang mungkin muncul.
5. Masa Remaja Awal (11-13 Tahun)
Masa remaja awal adalah masa di mana anak-anak mengalami perubahan fisik, emosional, dan perilaku yang cepat. Mereka mungkin mulai merasa malu atau canggung karena perubahan yang terjadi dan mulai menunjukkan minat romantis serta memerlukan lebih banyak privasi.
Cara mendukung perkembangan seksual yang sehat pada tahap ini:
- Bicarakan tentang perkembangan seksual dan yakinkan mereka bahwa perubahan yang terjadi adalah normal.
- Dorong komunikasi terbuka sambil tetap menghormati kebutuhan mereka akan privasi.
- Mulailah mendidik anak tentang hak dan tanggung jawab dalam hubungan persahabatan dan percintaan.
6. Masa Remaja Tengah (14-17 Tahun)
Pada tahap ini, anak-anak mulai menyelesaikan masa pubertas dan mengalami peningkatan perasaan seksual serta keinginan untuk kedekatan fisik dengan pasangan. Mereka juga mulai memahami dengan lebih baik tentang seks yang aman, kehamilan, dan infeksi menular seksual.
Cara mendukung perkembangan seksual yang sehat pada tahap ini:
- Ajarkan bahwa ada banyak cara untuk mengalami keintiman dan mengekspresikan cinta.
- Diskusikan faktor-faktor yang memengaruhi keputusan terkait hubungan seksual, seperti usia, persetujuan bersama, dan penggunaan kontrasepsi.
- Jadilah sumber terpercaya bagi mereka untuk bertanya tentang seksualitas dan hubungan.
Pentingnya Pemahaman Seks Berdasarkan Usia
Pendidikan seks yang sehat dan sesuai usia adalah kunci untuk membantu anak-anak memahami tubuh mereka dan menjaga kesehatan mereka. Dengan mengajarkan tentang seksualitas sejak dini dan secara berkelanjutan, kita dapat memastikan anak-anak tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan mampu membuat keputusan yang tepat tentang tubuh dan hubungan mereka di masa depan.
Selalu terbuka dan jujur dengan anak-anak Mommies tentang seksualitas, serta pastikan mereka mendapatkan informasi yang benar dan sesuai dengan usia mereka. Pendidikan seks yang tepat tidak hanya melindungi mereka dari risiko, tetapi juga membantu mereka memahami dan merespons perubahan dalam diri mereka dengan cara yang sehat dan positif.
BACA JUGA: 15 Hal Tentang Kesehatan Seksual Yang Harus Diajarkan Pada Anak Remaja
Ditulis oleh: Nazla
Cover: Freepik
Share Article
COMMENTS