Anak susah fokus dan sulit konsentrasi waktu belajar? Sebelum sibuk cari solusi, Mommies harus tahu dulu tanda-tanda dan penyebabnya di sini.
Banyak anak memiliki rentang perhatian yang pendek. Perhatian mereka mudah teralihkan, kesulitan mengikuti instruksi, dan duduk diam. Menurut Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S. Psi, Psikolog Klinis Anak dan Remaja, usia anak juga berpengaruh terhadap seberapa lama mereka bisa fokus pada pelajaran. Berita bagusnya, semakin anak bertumbuh besar, rentang fokusnya juga akan bertahan lebih lama.
Anak yang sering kurang fokus bukan berarti dia bodoh. Salah satu penyebab anak yang susah konsenstrasi bisa saja karena mengidap ADHD, namun ada juga kondisi lain yang menyebabkan anak mengalami gangguan perhatian. Karena diagnosa yang keliru bisa menyebabkan anak mendapatkan bantuan yang salah, maka penting bagi orang tua untuk mencari tahu mengapa anak susah fokus.
Tanda-tanda umum anak Mommies susah konsentrasi dalam belajar antara lain:
BACA JUGA: 10 Tas Ransel untuk Anak dan Remaja, Kuat dan Tahan Lama
Lingkungan baru memengaruhi fokus belajar anak kecil dan anak yang sedikit lebih besar. Hal ini biasanya terjadi setelah libur kenaikan kelas, kelulusan, dan pindah domisili.
Apa yang kelihatannya seperti kurang konsentrasi sebenarnya bisa jadi karena anak tidak memahami materi pelajaran. Ini menyebabkan anak berhenti memperhatikan dan akhirnya semakin nggak paham.
Bagi sebagian anak, apa yang diajarkan di kelas kurang menantang. Anak-anak yang merasa tidak mendapatkan tantangan yang cukup tinggi dapat kehilangan minat terhadap materi dan berhenti memperhatikan sama sekali.
Ruang kelas bisa menjadi tempat yang penuh dengan gangguan, seperti teman-teman sekelas yang berisik. Kamar tidur yang berantakan juga bisa ganggu konsentrasi belajar anak. Gangguan ini membuat anak sulit fokus mendengarkan penjelasan guru dan memahami pelajaran.
Dalam beberapa kasus, masalah konsentrasi anak diakibatkan masalah motivasi. Kurangnya motivasi menyebabkan anak sulit fokus dan tidak tertarik buat belajar.
Masing-masing anak memiliki preferensi gaya belajar yang berbeda: ada yang bisa belajar dengan melihat, ada yang belajar dengan mendengar, dan ada yang memahami pelajaran dengan melakukan. Jika guru anak Mommies menerapkan preferensi gaya belajar yang tidak sesuai dengan cara belajar anak Mommies, ini dapat mengakibatkan anak susah konsentrasi.
Jika anak tidak mendapatkan waktu tidur yang disarankan yaitu 8-10 jam setiap malam, mereka tidak akan memiliki energi yang dibutuhkan untuk berkonsentrasi di kelas. Melewatkan sarapan juga bisa bikin anak gagal fokus.
Seragam sekolah yang kotor, isi tas yang berantakan, dan alat tulis yang tidak lengkap dapat menjadi penyebab anak sulit fokus. Ketika pelajaran mulai dan anak malah sibuk ngubek-ngubek isi tas mencari pinsil atau materi pelajaran lain yang dibutuhkan bisa bikin mood belajarnya lenyap.
Kecemasan terhadap sekolah atau nilai bisa menjadi masalah lebih serius yang menyebabkan anak kurang fokus di kelas. Siswa yang stres karena suatu mata pelajaran akan menyebabkan menurunnya nilai dan kepercayaan diri anak.
Jika anak kesulitan melihat papan tulis, membaca buku teks, atau mendengar instruksi dari guru, mereka akan susah konsentrasi di kelas. Jika tidak ditangani, masalah penglihatan atau pendengaran dapat berdampak pada kemampuan anak untuk belajar dan berhasil secara akademis.
Jika anak mengalami masalah sulit konsentrasi yang terus-menerus hingga mendapatkan nilai buruk, mungkin ini saatnya orang tua melihat kemungkinan lain. Dalam beberapa kasus, anak-anak mungkin mengalami kesulitan belajar seperti ADD, ADHD, dan Disleksia.
Banyak anak yang mengalami beberapa bentuk trauma, seperti menyaksikan atau mengalami kekerasan. Trauma dapat berdampak besar pada kesehatan emosional dan mental anak, jadi penting untuk mencari bantuan profesional jika Mommies melihat salah satu dari tanda-tanda ini:
BACA JUGA: 4 Jenis Makanan yang Harus Dihindari saat Sarapan Menurut Ahli Gizi
Untuk membantu anak mengatasi susah berkonsentrasi, ini sembilan solusi praktis dan efektif yang bisa orang tua lakukan.
Bantu anak fokus dengan meminta mereka mengulangi kembali apa yang Mommies katakan. Kemudian pastikan mereka mengingatnya.
Anak-anak membutuhkan lingkungan yang tenang dan rapi untuk berkonsentrasi. Pastikan ruang belajar mereka minim gangguan. Jauhkan gawai, mainan, dan suara keras selama waktu belajar. Matikan TV dan rapikan kamar tidur atau ruang belajar anak. Jika memungkinkan, posisikan meja belajar jauh dari jendela.
Di sisi lain, ada anak yang lebih fokus ketika mereka belajar sambil mendengarkan musik atau tidak berada di dalam ruang tertutup.
Anak-anak bisa merasa kewalahan jika tujuannya terlalu ambisius. Mommies bisa membagi tugas menjadi tujuan-tujuan yang lebih kecil dan gampang diselesaikan. Dan jika mereka berhasil, tak ada salahnya memberi sedikit hadiah untuk memotivasi.
Stress ball atau mainan yang bisa diremas-remas sebenarnya dapat membantu beberapa anak meredakan kegelisahan mereka, sehingga mereka bisa fokus. Namun, bagi yang lain, ini bisa menjadi pengalih perhatian. Mommies yang harus pandai membaca situasi.
Otak juga seperti otot, dia butuh istirahat. Izinkan anak beristirahat sejenak selama beberapa waktu. Anak bisa melakukan aktivitas fisik atau sekadar bersantai. Cobalah Teknik Pomodoro, belajar selama 25 menit, lalu istirahat 5 menit.
Pola makan yang seimbang dan olahraga teratur berpengaruh terhadap konsentrasi. Pastikan anak mendapatkan nutrisi yang tepat, termasuk makanan yang meningkatkan kinerja otak seperti buah-buahan, sayuran,biji-bijian, ikan kaya omega-3, protein tanpa lemak, dan yogurt dapat membantu anak tetap fokus sepanjang hari. Aktivitas fisik juga perlu karena dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan meningkatkan fungsi kognitif.
Kurang tidur sangat memengaruhi konsentrasi. Tetapkan rutinitas tidur yang konsisten untuk anak dan pastikan mereka mendapatkan jam tidur yang sesuai dengan usia. Anak yang cukup istirahat dapat fokus lebih baik.
Ketika anak mulai melamun, Mommies perlu mengingatkan mereka untuk kembali fokus, Gunakan kode misalnya kata atau gesture tubuh tertentu.
BACA JUGA: Fenomena Joki Tugas, Ini 3 Penyebab hingga Cara Mencegahnya Menurut Psikolog
Cover: Yan Krukau on Pexels