Fenomena Joki Tugas, Ini 3 Penyebab hingga Cara Mencegahnya Menurut Psikolog

Parenting & Kids

Mommies Daily・14 Aug 2024

detail-thumb

Bukan jalan pintas, joki tugas bisa membentuk pribadi yang kurang resiliensi. Yuk, ajarkan kejujuran dan tanggung jawab sedari dini!

Trend joki tugas memang sudah menjadi rahasia umum dan melekat di kalangan pelajar dan mahasiswa. Saat ini, sudah semakin banyak berkembang pengguna dan penjoki tugas, bahkan jenis tugas yang dijokikan semakin bervariasi. Terdapat banyak alasan seseorang memiliki untuk membuka jasa joki tugas, seperti mengisi waktu luang hingga mendapatkan pundi-pundi rupiah.

Sedangkan untuk pengguna jasa tersebut, biasanya disebabkan karena keterbatasan waktu, beban tugas yang berlebihan, atau karena merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas. Meskipun dapat memudahkan pekerjaan, nyatanya penggunaan jasa joki bisa menimbulkan dampak buruk bagi pendidikan anak.

Lantas, bagaimana cara mencegah anak untuk menggunakan joki tugas? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Mommies Daily berkesempatan untuk bertanya kepada Kara Handali, M.Psi, Psikolog Pendidikan. Simak selengkapnya di bawah ini yuk, Mommies.

BACA JUGA: Wajib Tahu! Ini 9 Jurusan Kuliah yang Paling Banyak Dibutuhkan Perusahaan

Apa itu Joki Tugas?

Joki tugas adalah suatu praktik ketika seseorang menyewa jasa orang lain untuk menyelesaikan tugas akademik ataupun proyek atas nama mereka. Untuk jumlah bayaran yang diberikan biasanya akan disesuaikan dengan tenggat waktu serta tingkat kesulitan tugas yang akan dikerjakan.

Pemberian tugas mulanya bertujuan untuk mengasah batas kemampuan siswa, meningkatkan kemandirian, membangun keterampilan praktis, serta memperdalam pemahaman akan materi. Namun, sebagian pelajar lebih memilih untuk menggunakan joki tugas karena merasa kewalahan dengan beban akademik mereka.

Faktor yang Menyebabkan Anak Menggunakan Joki Tugas

Selain merasa lebih hemat efektif dan efisien, berikut ini beberapa penyebab anak menggunakan joki tugas menurut Psikolog Kara.

1. Pola Pikir atau Mindset

Faktor utama adalah karena mereka melihat hal tersebut merupakan hal yang wajar, bukan yang menyimpang. Pemahaman tersebut dapat terjadi ketika anak belum memahami esensi dari ‘tugas’ atau ‘ujian’, yakni tugas yang ditujukan untuk mengasah kemampuan serta keterampilan. Sedangkan ujian yang diberikan untuk melihat kemampuan pribadi anak.

Kedua hal tersebut menyebabkan anak tidak paham bahwa menggunakan joki tugas termasuk hal yang salah. Mindset ini dapat muncul karena anak terpapar dengan ‘kewajaran’ dalam menggunakan joki dari lingkungan sekitarnya, seperti menggunakan joki war tiket konser atau joki antrian.

2. Paparan Terhadap Cara Hidup yang Serba Instan dan Mudah

Selain menanamkan mindset ‘kewajaran’, banyak pelajar yang menggunakan joki tugas karena memiliki pola pemikiran untuk mencari orang lain yang bisa mengerjakan tugas mereka yang sulit, dibandingkan harus berusaha untuk menghadapinya sendiri. Hal inilah yang menyebabkan joki tugas menjadi solusi yang ‘wajar’ bagi anak karena ingin menyelesaikan tugas dengan cepat dan kurang resilien (kurang daya tahan kerja) pada saat menghadapi kesulitan.

3. Fokus pada Perolehan Nilai yang Bagus

Faktor lainnya yang menyebabkan anak menggunakan joki adalah karena fokus pada perolehan nilai yang bagus, bukan pada peningkatan kompetensi pribadi serta nilai kejujuran. Kondisi tersebut dapat terjadi ketika anak mendapatkan konsekuensi negatif saat gagal memperoleh nilai bagus, seperti dikritik, dicibir, atau dimarahi, baik itu oleh orang tua ataupun lingkungan sekitarnya. Sehingga, mereka cenderung akan melakukan segala cara karena hanya mementingkan nilai yang bagus saja.

Dampak Anak Menggunakan Joki Tugas secara Berkelanjutan

Foto: Freepik

Tentu saja fenomena joki tugas yang semakin berkembang di kalangan pelajar akan memberikan dampak yang signifikan apabila dilakukan secara terus-menerus. Intip dampak yang bisa terjadi pada anak yang menggunakan jasa joki secara berkelanjutan di bawah ini!

  1. Anak tumbuh menjadi pribadi yang mudah menyerah ketika menghadapi hambatan. Kondisi ini terjadi karena terbiasa dan anak cenderung mencari jalan pintas saat dihadapkan dengan kesulitan.
  2. Anak kehilangan kesempatan untuk mengasah kemampuan berpikirnya, seperti berpikir kritis, melakukan analisis, mengambil kesimpulan, dan menyelesaikan masalah karena terbiasa akan ‘terima jadi’. Dampaknya ketika dewasa nanti adalah anak akan kesulitan dalam menghadapi dunia kerja dan mengambil keputusan hidupnya.
  3. Anak juga kehilangan kesempatan untuk mengasah pengetahuan dan keterampilannya, sehingga potensi dalam dirinya tidak bisa berkembang secara maksimal.

Tips Efektif untuk Mencegah Anak Menggunakan Joki Tugas

Psikolog Kara turut membagikan tips efektif yang bisa dilakukan oleh orang tua dalam mencegah anak untuk menggunakan joki tugas, antara lain.

1. Menanamkan Nilai Kejujuran pada Anak

Langkah pertama yang bisa dilakukan Mommies adalah dengan menanamkan nilai kejujuran pada anak. Orang tua dapat menjadi teladan yang baik untuk menerapkan nilai kejujuran dalam kegiatan sehari-hari, seperti menghargai waktu dengan hadir tepat waktu, mengakui dan memperbaiki kesalahan, dan tidak menggunakan fasilitas kantor atau publik untuk urusan pribadi.

2. Mengajarkan Anak Esensi Tugas dan Ujian

Mommies bisa mengajarkan anak akan esensi tugas dan ujian. Menjelaskan kepada mereka bahwa tugas sebagai latihan untuk mengasah kemampuan dan ujian untuk mengetahui kemampuan pribadi.

3. Mengembangkan Resiliensi pada Anak

Resiliensi adalah suatu kemampuan untuk mengatasi serta beradaptasi pada kejadian berat serta masalah yang terjadi dalam kehidupan. Hal ini bisa Mommies lakukan dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk menghadapi kesulitan secara mandiri, alih-alih memberikan bantuan atau memarahi anak.

Cara lainnya yang dapat dilakukan adalah dengan melihat kegagalan anak sebagai proses belajar mereka. Selain itu, Mommies juga bisa memberikan anak kesempatan untuk memilih dan menghadapi konsekuensi dari perbuatannya sendiri, tanpa harus mengarahkan mereka untuk melakukan kehendak orang tua.

4. Mengapresiasi Usaha Anak

Tips terakhir yang tidak kalah penting untuk diterapkan oleh orang tua dalam upaya mencegah anak menggunakan joki tugas adalah dengan mengapresiasi segala usaha yang dilakukan oleh anak, tidak hanya terpaku pada hasilnya saja. Tunjukkanlah rasa empati kepada anak saat mereka mengalami kesulitan dan selalu menghargai usahanya.

Cara ini bisa Mommies terapkan dengan berkata “Nak, kamu kesal, ya, karena harus menyelesaikan tugas dulu, sedangkan teman yang lain sudah main? Memang tidak seru ya mengerjakan tugas, tetapi kamu tetap mau mengerjakannya sampai selesai. Ibu hargai sekali usahamu. Terima kasih sudah mau berusaha, ya.”

Itulah sederet informasi mengenai faktor penyebab hingga cara efektif yang bisa orang tua lakukan untuk mencegah anak menggunakan joki tugas menurut Psikolog Pendidikan. Semoga membantu!

BACA JUGA: 7 Tips Pilih Jurusan S2 untuk Kuliah di Dalam dan Luar Negeri, Catat!

Ditulis oleh: Nariko Christabel

Cover: Freepik