Gagal ginjal kronik bisa menimpa anak dan remaja yang menyebabkan harus cuci darah. Kenali faktor penyebabnya dan cara cegah sedari dini!
Saat ini, banyak penyakit yang tidak hanya menyerang dewasa saja, tetapi juga pada anak, salah satunya adalah gagal ginjal. Terdapat banyak faktor yang bisa menyebabkan anak menderita gagal ginjal, seperti terlalu sering mengonsumsi makanan yang manis, tidak rutin minum air putih, diabetes karena faktor genetik, penggunaan obat NSAID.
Pengobatan gagal ginjal pada anak bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain pemberian obat-obatan dan melakukan pola hidup sehat. Namun, jika si kecil sudah sampai pada tahap gagal ginjal kronik stadium lima atau akhir, dokter akan menganjurkan terapi cuci darah yang sudah disesuaikan terlebih dahulu dengan kondisi pasien.
Lantas, apa itu terapi cuci darah pada anak? Untuk mengetahui penjelasan lengkapnya, simak informasi di bawah ini yuk, Mommies!
Melansir dari laman Stanford Children, berikut ini beberapa penyebab gagal ginjal kronik pada anak yang perlu diwaspadai.
BACA JUGA: Kenali Tanda Adenoid Facies pada Anak dan Cara Mengatasinya
Cuci darah atau hemodialisis merupakan terapi atau perawatan yang dilakukan dengan tujuan membersihkan darah dari bahan atau zat beracun sisa metabolisme tubuh yang tidak bisa dilakukan oleh ginjal. Sehingga, kerap kali terapi cuci darah disebut sebagai pengganti fungsi ginjal yang rusak.
Cuci darah juga dilakukan untuk mengontrol tekanan darah dan menyeimbangkan mineral penting dalam tubuh, seperti kalium, natrium, serta kalsium. Pada terapi ini, dokter akan memasukkan jarum ke pembuluh darah pasien untuk menghubungkan aliran darah dari tubuh ke mesin. Selanjutnya, darah kotor akan disaring oleh mesin pencuci darah dan darah yang bersih akan dialirkan kembali ke dalam tubuh pasien.
Melansir dari laman Children Nebraska, cuci darah atau hemodialisis dilakukan pada anak yang kehilangan 85% – 90% fungsi ginjalnya. Hal ini disebabkan karena ginjal tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Selama proses ini, mesin hemodialyzer bertugas untuk membuang limbah dan bahan kimia serta membersihkan darah si kecil sebelum kembali dipompa ke dalam tubuhnya.
Selain hemodialisis, terdapat juga dialisis peritoneal, yang merupakan bentuk pengobatan lain untuk anak yang menderita gagal ginjal karena dinilai kurang invasif. Dialisis peritoneal bersifat lebih fleksibel karena bisa dilakukan dalam waktu semalam saja. Pengobatan ini dilakukan dengan menyuntikkan larutan dialisis ke area perut anak untuk membersihkan darah dalam tubuh si kecil.
Baik pada dewasa dan anak-anak, terapi cuci darah kerap kali menyebabkan berbagai efek samping, seperti:
Apabila si kecil merasakan beberapa efek samping di atas setelah melakukan terapi cuci darah dan berkelanjutan, dianjurkan untuk segera mengkonsultasikannya dengan dokter terkait. Hal ini bertujuan untuk mengecek keadaan anak apakah dampak yang ditimbulkan berbahaya untuk kondisinya atau tidak serta bisa dilakukan penanganan lebih lanjut.
Cara untuk mencegah si kecil dalam melakukan terapi cuci darah adalah dengan mencegah penyakit gagal ginjal itu sendiri. Berikut ini beberapa cara atau tips efektif yang bisa anak lakukan agar terhindar dari penyakit gagal ginjal.
Langkah pertama yang bisa Mommies lakukan untuk mencegah penyakit gagal ginjal pada anak dan remaja adalah dengan menerapkan pola makan yang sehat. Mommies bisa memberi si kecil makanan yang kaya akan protein, kalsium, kalium, serta magnesium yang biasanya didapatkan dari buah-buahan, kacang-kacangan, sayuran, serta daging rendah lemak.
Beraktivitas bersama si kecil tentu menjadi hal yang sangat menyenangkan, terlebih ketika berolahraga bersama. Dengan menemani anak rutin berolahraga, Mommies bisa membantu mereka untuk mencegah penyakit gagal ginjal. Tidak perlu melakukan olahraga yang berat, anak bisa berenang, bersepeda, atau melakukan aktivitas fisik yang mereka sukai, sehingga bisa meningkatkan sirkulasi sel kekebalan dalam tubuhnya.
Air putih memang diketahui memiliki manfaat yang sangat banyak, terutama dalam menjaga kesehatan ginjal. Air putih dapat membantu membuang limbah atau racun yang terdapat dalam tubuh melalui urine. Hal ini bertujuan untuk meringankan kinerja ginjal dalam memproduksi urine dalam tubuh si kecil.
Melansir dari laman Connecticut Childrens, tips lainnya yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan ginjal anak adalah dengan membatasi asupan gula dan garam. Mommies bisa mulai membatasi memberikan anak cemilan manis dan asin, seperti soda, jus, dan minuman kemasan lainnya. Tidak hanya bisa meningkatkan risiko penyakit gagal ginjal kronik, mengonsumsi makanan yang kaya akan gula dan garam juga bisa menyebabkan penyakit batu ginjal.
Tidak hanya pola makan saja yang perlu dijaga, tetapi juga berat badan si kecil. Adanya penumpukan kalori serta lemak yang berlebih dalam tubuh bisa memicu kenaikan berat badan anak yang melewati batas normal. Kelebihan berat badan tersebut bisa memicu munculnya penyakit membahayakan, salah satunya adalah rusaknya fungsi ginjal.
BACA JUGA: Heatstroke pada Anak: Gejala, Pencegahan, dan Solusinya dari Pakar!
Itulah beberapa informasi yang perlu Mommies dan si kecil ketahui tentang fenomena cuci darah pada anak. Yuk, terapkan pola hidup sehat sedini mungkin untuk mencegah si kecil menderita gagal ginjal kronik. Semoga informasi di atas membantu!
Penulis: Nariko Christabel
Cover: Freepik