Jika anak suka melongo dan selalu ngeces saat tidur, coba perhatikan, Mommies. Siapa tahu anak menderita adenoid facies. Waspada!
Mommies suka mengamati keadaan anak saat tidur dan mendapatkan jika anak sering mengeces dan mengorok? Coba perhatikan lagi raut wajahnya, ya, mungkin saja anak menderita adenoid facies.
Adenoid facies pada anak mengacu pada tampilan fitur wajah yang tidak lazim, dan dapat diakibatkan oleh hipertrofi adenoid yang menetap. Umumnya, adenoid facies dikenal sebagai “sindrom wajah panjang”, dan ditandai dengan wajah yang panjang dan tirus dengan mulut yang terbuka.
Dengan adenoid facies, pasien biasanya datang dengan pernapasan mulut yang meningkat, langit-langit mulut yang melengkung, tulang rahang atas yang kurang berkembang (yaitu, rahang atas yang hipoplasia), bibir atas yang pendek, lubang hidung yang meninggi, dan gigi yang berjejal pada gigi depan. Kondisi ini paling sering terjadi pada anak-anak dan sering kali disertai dengan sumbatan hidung kronis.
Radhian, Sp. A menjelaskan jika adenoid facies pada anak jika dibiarkan dampaknya bisa cukup berbahaya.
“Jika tidak ditangani dapat berdampak pada gangguan tidur, perubahan postur, gangguan suplai oksigen ke otak sehingga menyebabkan anak mudah lelah,” ujarnya dalam tayangan video di Instagram.
Lebih lanjut, dr.Radhian mengatakan jika hal tersebut juga bisa menganggu fungsi otak dan meningkatkan risiko asma. Penasaran dengan apa itu adenoid facies? Yuk simak, Mommies.
Adenoid adalah sepetak kecil jaringan yang terletak di bagian atas tenggorokan di belakang rongga hidung. Mereka mirip dengan amandel dan terletak tepat di atasnya. Amandel dapat terlihat jika melihat bagian belakang tenggorokan, tetapi adenoid tidak terlihat secara langsung.
Adenoid yang terinfeksi biasanya membesar, tetapi akan kembali ke ukuran normalnya ketika infeksi mereda. Namun, pada beberapa kasus, kelenjar adenoid tetap membesar bahkan setelah infeksi hilang.
Nah, pembesaran adenoid adalah hal yang umum terjadi pada anak-anak. Jika dibiarkan bisa saja menjadi adenoid facies.
Penampilan wajah yang khas yang berkembang karena pembesaran adenoid yang berkepanjangan dan tidak diobati digambarkan sebagai adenoid facies. Perubahan yang terjadi pada adenoid facies adalah pembukaan mulut yang terus-menerus, fasies yang panjang, lubang hidung yang tidak berkembang, bibir atas yang pendek, gigi atas yang menonjol dan berjejal, maloklusi gigi, langit-langit mulut yang melengkung dan tulang rahang atas yang kecil.
BACA JUGA: Sinusitis pada Anak: Penyebab hingga Cara Mengatasinya dari Pakar
Masih di video yang sama dr. Radhian, Sp. A secara sederhana menjelaskan ciri-ciri adenoid facies yang langsung terlihat adalah ketika anak wajahnya seperti anak melongo. Ia juga menjelaskan ciri-ciri adenoid facies lainnya, yaitu:
Jika terdapat dua atau lebih dari ciri-ciri ini, termasuk mouth breathing atau gangguan nafas saat tidur, bisa saja anak menderita adenoid facies. Mouth breathing sendiri bisa jadi kebiasaan fatal, karena mulut tidak memiliki penyaringan seperti hidung.
Beda saat anak bernafas melalui hidung karena hidung memiliki kemampuan untuk menyaring partikel tertentu seperti polusi. Selain itu, bisa juga anak tidak mendapatkan oksigen yang cukup dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya seperti penurunan fungsi paru-paru, tekanan darah tinggi, dan kondisi jantung di usia dewasa.
“Anak-anak (yang bernapas melalui mulut) biasanya akan memiliki bagian tengah wajah, rongga hidung, dan rahang yang lebih kecil karena mereka tidak mengalami hambatan udara yang normal,” ujar Dr. Kami Hoss, seorang dokter gigi yang berbasis di San Diego dan penulis buku If Your Mouth Could Talk: An In-Depth Guide to Oral Health and Its Impact on Your Entire Life, menjelaskan lebih lanjut seperti dikutip dari Health Digest.
Penting untuk mengetahui ciri-cirinya di usia dini, Mommies. Dengan cara ini, Mommies bisa menghentikan perkembangan bertahap adenoid facies di awal masa kanak-kanak.
Mommies bisa membawa anak menjalani evaluasi THT untuk mengetahui penyebab paling umum dari adenoid facies. Ada juga prosedur invasif yang paling canggih dan minimal untuk mengatasi sumbatan hidung kronis pada pasien dari segala usia, termasuk pasien usia dini.
Anak-anak berusia 18 bulan hingga empat tahunlah yang paling diuntungkan dengan adanya intervensi dini ini. Tindakan proaktif dapat menghindarkan anak dari rasa malu, ketidaknyamanan, dan biaya perawatan ortodonti serta prosedur korektif lainnya ketika mereka beranjak dewasa.
Kecuali dalam situasi yang ekstrem, adalah standar untuk menghindari septoplasty pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan.
BACA JUGA: Anak Tetap Kurus Meski Makan Banyak, Ini Penyebab dan Solusinya
Penulis: Imelda Rahma
Cover: Freepik