Memberikan pendidikan seks pada anak sejak dini penting dilakukan agar anak bisa bertanggung jawab atas tubuhnya sendiri. Ini manfaat dan cara mengajarinya.
Memberikan edukasi seks pada anak sejak dini adalah salah satu hal penting yang harus dilakukan orang tua. Sayangnya, terkadang orang tua justru merasa ragu untuk mengajarkan pendidikan seks pada anak. Padahal, pendidikan seks memang harus dikenalkan sedini mungkin pada anak agar terhindar dari seks bebas, kekerasan seksual, pelecehan, dan hamil di luar nikah.
Selain orang tua, sekolah juga punya peranan penting dalam memberikan edukasi seks pada anak. Meskipun bagi beberapa orang topik ini dirasa kurang pantas untuk diajarkan di sekolah, tetapi dengan mengedukasi seks di sekolah bisa membantu menjawab pertanyaan serta kebingungan anak-anak mengenai aktivitas seksual yang menyimpang.
Di sekolah anak bisa mempelajari anatomi tubuh, belajar tentang reproduksi, dan mengetahui bagaimana cara melindungi diri dari penyakit menular seksual. Pihak sekolah juga bisa memberikan sesi konseling terkait seks dan hubungan sehat dengan melibatkan narasumber atau ahli yang berpengalaman di bidangnya agar informasi yang disampaikan lebih akurat.
Tidak hanya menambah pengetahuan anak, pendidikan seks di sekolah juga bisa menjadi salah satu akses untuk anak yang berasal dari keluarga yang kurang terbuka atau merasa tabu memberikannya informasi mengenai pendidikan seks. Lalu, apa saja manfaat mengajarkan pendidikan seks pada anak? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini.
BACA JUGA: Kumpulan Quotes Penyemangat untuk Orang Tua Gen Alpha dari Psikolog
Berikut beberapa manfaat mengajarkan pendidikan seks pada anak yang wajib Mommies ketahui.
Pendidikan seks sejak dini juga bisa menambah pengetahuan anak mengenai cara menjaga kesehatan reproduksinya. Mommies bisa mengajarkan tentang cara merawat tubuh yang benar dan menjaga kebersihan organ intim agar terhindar dari penyakit menular seksual atau masalah kesehatan reproduksi yang tidak diinginkan. Dengan begitu, anak jadi terbiasa untuk menjaga kesehatan reproduksinya.
Selanjutnya, kewaspadaan anak terhadap risiko dan bahaya dari penyalahgunaan aktivitas seksual juga jadi meningkat. Selain itu, mereka juga jadi belajar untuk melindungi dirinya dan bertanggung jawab atas tubuhnya sendiri.
Melalui pendidikan seks sejak dini, anak juga jadi belajar tentang consent atau persetujuan terhadap tubuhnya. Mommies bisa melakukannya dengan cara ajak anak komunikasi secara intens dan rutin sampai mereka paham kalau tidak semua orang bisa menyentuh anggota tubuhnya tanpa persetujuannya.
Anak yang sering diajak komunikasi dan diskusi mengenai banyak hal, termasuk pendidikan seks akan lebih terbuka dengan orang tuanya untuk menceritakan apa pun. Tidak hanya itu, mereka juga biasanya akan lebih waspada dan berpikir berulang kali untuk melakukan hubungan seksual.
Saat memasuki atau mendekati masa pubertas, biasanya anak akan merasa takut dan bingung dengan perubahan fisik dan emosinya. Nah, dengan diberikan edukasi seks anak jadi belajar menerima perubahan fisik dan emosinya secara perlahan-lahan.
Rasa malu penting untuk dimiliki anak sejak dini agar mereka terbiasa untuk tidak mengumbar anggota tubuhnya yang sensitif di depan orang lain. Mommies bisa melatih rasa malu anak dengan membiasakan mereka mengganti pakaian di tempat yang tertutup dan selalu memakai handuk setelah mandi.
Selain membuat anak jadi lebih paham dengan batasan-batasan anggota tubuhnya, pendidikan seks sejak dini juga bisa mencegah mereka melakukan atau bahkan menjadi korban dari aktivitas seksual yang menyimpang. Tidak hanya itu, anak yang diajarkan pendidikan seks sejak dini juga akan terhindar dari risiko eksploitasi seksual dan penyalahgunaan anak.
Yuk, ikuti cara di bawah ini untuk memberikan edukasi seks pada anak sesuai usianya.
Pada usia 0-24 bulan, Mommies bisa mengenalkan anak dengan anggota tubuhnya. Misalnya, Mommies bisa menyebutkan nama-nama anggota tubuh saat memandikannya, seperti tangan, kaki, perut, dan kepala. Dengan begitu, mereka akan mengenali anggota tubuhnya sendiri.
Selanjutnya, untuk usia 2-5 tahun Mommies bisa memberikan anak pemahaman tentang organ reproduksi dan memperkenalkan batasan-batasan privasi. Dalam fase ini, Mommies juga harus mengajarkan anak bahwa anggota tubuhnya terutama organ reproduksinya harus dijaga dengan baik dan tidak boleh disentuh oleh orang lain tanpa persetujuannya.
Pada tahap ini, Mommies perlu membicarakan tentang apa saja yang akan dihadapi anak saat memasuki fase pubertas nanti. Contohnya seperti perubahan fisik, pertumbuhan rambut di sekitar organ reproduksi, perubahan emosi dan suara, serta pertumbuhan payudara pada perempuan. Jelaskan juga pada mereka bahwa semua ini adalah proses alami manusia yang akan tumbuh menjadi dewasa dan setiap orang merasakannya.
Usia 9-12 tahun adalah fase anak memasuki masa pubertas. Pada fase ini, Mommies bisa memberikan pemahaman tentang proses reproduksi, perilaku seksual yang sehat, siklus menstruasi pada perempuan, ovulasi, dan sperma.
Di tahap ini, biasanya anak mulai tertarik atau jatuh cinta dengan lawan jenisnya. Nah, untuk menghadapi fase ini, Mommies harus menjadi teman ceritanya dan membuat anak merasa aman dan nyaman saat menceritakan masalah percintaannya. Mommies juga bisa memberikan pemahaman pada mereka tentang batasan hubungan dengan lawan jenis.
BACA JUGA: Cyberbullying pada Anak: Dampak Mengerikan dan Cara Melawannya
Itu dia informasi mengenai pentingnya pendidikan seks pada anak dan cara mengajarkannya. Jadi, tidak ada kata terlambat untuk mulai memberikan pendidikan seks pada anak agar mereka terhindar dari seks bebas dan berbagai kekerasan seksual lainnya. Yuk, mulai berikan edukasi seks pada anak dari sekarang!
Penulis: Shandya Pricilla
Cover: Mikhail Nilov on Pexels