Ternyata sudah sejak lama dikeluhkan! Game Sakura School Simulator mengandung konten dewasa dan kekerasan. Ini dampaknya pada anak.
Bermain game online merupakan salah satu kegiatan menyenangkan yang kerap dilakukan oleh si kecil, terutama pada momen libur sekolah saat ini. Dengan bermain game online, anak bisa mengasah kemampuan berpikir, menghilangkan stres, serta meningkatkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah. Namun, terkadang hal ini justru membuat anak lebih banyak menghabiskan waktunya di depan gawai untuk bermain game, dan berakibat pada kecanduan.
Sebenarnya boleh saja membiarkan mereka bermain game, tetapi Mommies juga perlu untuk memberikan batas waktu mereka dalam bermain dan tetap mendampingi mereka agar memainkan game sesuai dengan usianya. Berkat adanya kemajuan teknologi, anak dapat dengan mudah mengakses banyak game yang menurut mereka menarik dan lucu, tetapi mengandung konten dewasa di dalamnya.
Meskipun menggunakan karakter kartun yang lucu, pada beberapa game terdapat unsur pornografi yang meresahkan karena belum sesuai dengan umur si kecil. Salah satu game online yang tidak ramah anak tersebut adalah Sakura School Simulator.
Untuk mengetahui penjelasan tentang game ini, intip penjelasan yang sudah Mommies rangkum di bawah ini, yuk!
Sakura School Simulator sendiri merupakan game simulasi yang dikembangkan oleh Garusaft Development Inc. Developer yang berasal dari Jepang tersebut telah rilis sejak 10 Oktober 2018. Game ini memiliki tema murid sekolah yang ada di Jepang, di mana pemain akan memainkan karakter sebagai murid dari Sakura High School. Pemain juga bisa mengeksplor game yang satu ini, bahkan berinteraksi dengan sesama pemain.
Pada saat pertama kali mengunduh aplikasi game Sakura School Simulator, pemain akan diberikan kesempatan untuk memiliki karakter yang akan ingin digunakan, seperti perempuan, laki-laki, anak kecil perempuan, anak kecil laki-laki, atau robot kucing. Selanjutnya, para pemain akan dihadapkan dengan berbagai misi yang harus dilewati. Tidak hanya itu, pemain juga dapat berkreasi untuk mendandani karakternya masing-masing, mulai dari memilih model pakaian, potongan rambut, atau bahkan membuat bangunan-bangunan sesuai selera masing-masing.
BACA JUGA: Cyberbullying pada Anak: Dampak Mengerikan dan Cara Melawannya
Pada game Sakura School Simulator, pemain memang bisa mengeksplor banyak hal, karena karakter yang dimainkan dapat berenang, bermain musik, berkendara, bahkan memasak. Hal tersebut tentu sangat menyenangkan untuk dimainkan oleh si kecil dan bersifat menghibur, tetapi ternyata game simulasi ini memiliki unsur pornografi di dalamnya yang tentunya membuat resah para orang tua.
Unsur pronografi tersebut terungkap pada tayangan video pendek pada channel Youtube Sakura yang berdurasi 56 detik yang tidak sesuai dengan usia anak-anak. Pada video tersebut, terdapat adegan seksual pria dan wanita di sebuah kamar tidur. Terdapat juga Youtuber, San Gaming yang memberikan tutorial bagaimana cara berciuman, bahkan berhubungan badan pada game Sakura School Simulator tersebut.
Berbicara tentang usia, rating usia game Sakura School simulator sendiri ternyata memiliki perbedaan di antara dua aplikasi. Pada App Store, game simulasi ini memiliki rate 12+ untuk kekerasan fantasi yang intens, bertemakan horor, kata-kata yang kotor, humor kasar, serta kekerasan realistis yang bersifat ringan.
Sedangkan pada Google Playstore, Sakura School Simulator mendapatkan rate 18+ karena memiliki unsur kekerasan. Unsur kekerasan tersebut berupa, membunuh, berkelahi, serta menembak karakter lain. Melihat rating usia pada kedua platform tersebut, tentunya kita dapat melihat bahwa unsur-unsur yang ada pada game Sakura School Simulator tidak layak untuk dimainkan oleh anak-anak.
Ternyata game Sakura School Simulator sudah sejak lama dikeluhkan oleh beberapa orang tua, salah satunya adalah Shaqueena Humaira. Ia menceritakan tentang anaknya yang suka bermain game Sakura School Simulator dan menjadi kecanduan. Bahkan, anaknya menolak untuk diberi game yang lain.
“Mau sedikit cerita, Tetap selalu awasi anak bermain HP, awalnya aku lagi cuci baju, terus anakku lagi main gadget di kamar, kemudian dia ketiduran, saat aku mengecek hpnya aku merasa kaget karena tiba-tiba ada game adegan kayak begini (hubungan badan),” ungkap Shaqueena pada laman Facebook pribadinya, Sabtu, 31 Maret 2024.
Shaqueena turut menilai bahwa game Sakura School Simulator merupakan game yang tidak pantas untuk dimainkan oleh anak-anak. Ia juga berharap agar dari pengalamannya tersebut dapat dijadikan pembelajaran pada orang tua lainnya untuk bisa lebih mendampingi anak-anaknya untuk tidak memainkan game yang satu ini dan segera menghapusnya bila ada pada gadget anak.
BACA JUGA: Wajib Dicatat, Ini 7 Penyebab Anak Keras Kepala dan Cara Orang Tua Mengatasinya
Setelah mengetahui bahwa game Sakura School Simulator memiliki unsur pornografi, seperti karakter di dalamnya dapat tidur bersama karakter lain, mandi bersama, dan berciuman. Hal ini bisa menimbulkan dampak yang buruk pada si kecil karena mereka tidak memainkan game sesuai dengan usianya.
Berikut dampak anak yang tidak memainkan game sesuai usia, antara lain:
Akibat ketika si kecil lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain game online yakni bisa mengganggu kesehatan mereka. Dengan menatap layar komputer atau gadget terlalu lama, kesehatan mata anak akan menjadi menurun. Hal ini bisa memicu munculnya mata minus, minus bertambah, atau bahkan kerusakan saraf mata.
Dampak berikutnya ketika anak tidak memainkan game yang sesuai dengan usia mereka adalah pemahaman akan seks yang salah. Dengan adanya banyak adegan dewasa pada game, membuat anak terdorong untuk terlibat pada praktik seksual. Hal ini tentunya akan berakibat buruk karena anak-anak yang di bawah umur bisa menjadi korban penyalahgunaan seksual yang memicu gangguan kesehatan mental hingga trauma.
Adegan kekerasan serta pornografi yang terdapat pada game Sakura School Simulator dapat mempengaruhi perkembangan psikologis dan moral mereka. Selain itu, hal ini bisa menyerang otak mereka sehingga menyebabkan gangguan emosi dan kesulitan untuk berkonsentrasi.
Berikut ini beberapa hal yang dapat Mommies lakukan untuk mendampingi si kecil agar tidak kecanduan game dan bermain tidak sesuai dengan usia mereka. Simak tipsnya di bawah ini!
Hal pertama yang perlu untuk dilakukan oleh Mommies adalah selalu menemani dan mendampingi si kecil ketika bermain game. Pastikan agar Mommies selalu mengetahui jenis serta rating usia pada game yang anak mainkan, sehingga mereka tidak melihat atau menjadi kecanduan dalam memainkan game yang bertentangan dengan usia mereka. Orang tua juga bisa menjadi role model bagi si kecil di mana tidak menggunakan gadget dalam waktu yang sering, sehingga anak tidak mencontoh kebiasaan tersebut.
Google Family Link merupakan aplikasi yang bertujuan untuk membantu orang tua dalam menjaga keamanan serta kenyamanan anak dalam menggunakan gadget. Melalui aplikasi ini, Mommies bisa melakukan batasan waktu penggunaan ponsel, membatasi akses pada konten ataupun game yang tidak sesuai dengan usia anak, hingga melacak keberadaan lokasi perangkat anak.
Hal terakhir yang tidak kalah penting untuk dilakukan oleh Mommies adalah dengan menerapkan batasan waktu bermain si kecil. Orang tua bisa menentukan waktu bermain setelah anak sekolah ataupun mengerjakan tugas, atau bisa juga memberikan kesempatan anak bermain gadget pada waktu weekend saja. Selain itu, Mommies juga bisa menggunakan alarm untuk memberitahu kapan waktu anak selesai bermain game.
BACA JUGA: 7 Alasan Orang Tua Harus Datang ke Event Rising Generation Alpha
Itulah informasi yang telah Mommies Daily rangkum untuk Mommies tentang bahaya game Sakura School Simulator serta cara yang dapat dilakukan agar anak tidak kecanduan game online. Yuk, mulai sekarang dampingi mereka saat bermain, agar si kecil tetap bermain game pada rentang usia yang sesuai dengan mereka.
Penulis: Nariko Christabel
Cover: Google Play