Seberapa efektif tes sidik jari untuk mengidentifikasi minat dan bakat anak? Begini penjelasannya menurut Psikolog Pendidikan.
Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung tumbuh kembang anaknya. Salah satu cara yang bisa Mommies lakukan untuk memberikan dukungan yang tepat pada masa perkembangan anak adalah dengan mengetahui minat dan bakatnya sejak dini. Selain bisa mendorong anak untuk mengembangkan skill-nya, mengidentifikasi minat dan bakat juga akan membantu Mommies dalam menyediakan sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhannya di masa depan.
Ada banyak manfaat yang bisa anak Mommies dapatkan jika melakukan tes minat bakat, yaitu bisa mengenali dirinya sendiri, memotivasi dirinya untuk terus berusaha lebih maksimal dalam mencapai cita-citanya, membantu anak Mommies menentukan jurusan kuliahnya, dan lebih memahami bagaimana cara mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Biasanya, tes minat bakat dilakukan melalui rangkaian tes yang harus diikuti anak sampai selesai. Seiring dengan berkembangnya teknologi, kini Mommies bisa mengenal minat dan bakat anak melalui tes sidik jari. Meski dipercaya bisa mendeteksi minat, bakat, hingga karakteristik anak, ternyata tes sidik jari ini dinilai kurang efektif untuk mengetahui minat dan bakat anak.
Hal ini dibenarkan oleh Psikolog Pendidikan, Kara Handali, M.Psi yang berpendapat bahwa sampai saat ini belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa tes sidik jari dapat mengidentifikasi aspek psikologis seperti minat dan bakat seseorang.
Mommies Daily pun berkesempatan untuk bertanya lebih lanjut pada Psikolog Kara mengenai risiko yang harus diwaspadai orang tua saat menggunakan tes sidik jari dan cara lain yang bisa dilakukan untuk mengetahui minat dan bakat anak. Yuk, simak informasi selengkapnya di sini.
Pada dasarnya fungsi tes atau analisis sidik jari adalah untuk mengidentifikasi identitas seseorang. Penggunaan tes sidik jari yang umum ditemui antara lain sebagai berikut.
Tes sidik jari biasanya digunakan untuk mengidentifikasi identitas dalam pembuatan dokumen, seperti paspor, visa, ijazah, dan dokumen penting lainnya. Selain itu, tes sidik jari juga bisa digunakan untuk melamar pekerjaan.
Pada analisis forensik, tes sidik jari bisa dilakukan untuk mengidentifikasi orang-orang yang terlibat dalam kasus kriminal.
Teknologi biometrik menggunakan sidik jari banyak digunakan untuk mengakses akun/barang pribadi sebagai pengganti password/pin, seperti handphone, akun mobile banking, rumah, dan lain-lain.
BACA JUGA: 12 Aplikasi dan Website Ini Bisa Berbahaya untuk Anak, Waspada!
Sidik jari bersifat permanen, sehingga analisis yang berasal dari hasil tes sidik jari secara tidak langsung dapat mengarahkan Mommies untuk menganggap bahwa hasil tersebut bersifat menetap.
Adapun risiko yang harus diwaspadai Mommies jika melakukan tes sidik jari untuk mengetahui minat dan bakat anak sebagai berikut.
Setelah melakukan tes sidik jari, orang tua jadi hanya fokus untuk mengembangkan anak di area-area yang disebutkan sebagai minat dan bakatnya. Sementara area lainnya diabaikan karena dianggap ’kurang’ di bidang tersebut. Padahal minat dan bakat merupakan aspek yang dinamis dan dapat berkembang seiring pertumbuhan anak.
Hal ini bisa terjadi karena anak merasa ’berbakat’ di beberapa bidang tertentu dan ’tidak berbakat’ di area lainnya. Dampaknya, potensi anak justru tidak berkembang secara optimal.
Anak bisa melakukan tes minat bakat ketika sudah memasuki usia remaja, yakni sekitar usia 14-15 tahun. Pada usia ini, anak diharapkan sudah memiliki cukup paparan dan pengalaman di bidang-bidang yang beragam, sehingga ia memiliki minat yang lebih terarah. Selain itu, pada usia ini anak sudah mampu memikirkan hal-hal yang lebih kompleks, seperti bidang yang ingin ia tekuni.
Berikut cara lain yang bisa Mommies lakukan untuk mengetahui minat dan bakat anak sejak dini.
Mommies bisa mengenalkan anak pada area minat yang beragam, terutama area yang jarang ditemuinya. Dengan wawasan yang semakin luas, anak dapat mengeksplorasi minat dan bakatnya secara optimal. Berikut beberapa cara yang bisa Mommies lakukan.
Selanjutnya, Mommies bisa mengamati kegiatan apa yang anak tekuni meskipun ia mengalami tantangan serta kegiatan apa yang anak lebih cepat mahir dibandingkan kegiatan lainnya.
Mengenali minat dan bakat bukan sesuatu yang diperoleh dalam waktu singkat. Butuh proses yang panjang, termasuk mengalami kegagalan, mengoreksi, dan mencoba kembali berulang kali. Oleh karena itu, orang tua perlu menumbuhkan resiliensi pada anak, misalnya dengan mendorong anak mencoba hal baru, memberi apresiasi atas usaha anak, serta mengajak anak melihat hal-hal yang bisa ia kembangkan.
BACA JUGA: Bisa Bikin Anak Trauma, Ketahui 9 Dampak Memarahi Anak!
Nah, itu dia informasi mengenai keefektifan tes sidik jari untuk mengetahui minat dan bakat anak, risiko yang harus diwaspadai, dan cara lain yang bisa dilakukan untuk mengidentifikasi minat dan bakat anak. Semoga membantu ya, Mommies!
Penulis: Shandya Pricilla
Cover: Towfiqu barbhuiya on Pexels