Bisa Bikin Anak Trauma, Ketahui 9 Dampak Memarahi Anak!

Parenting & Kids

Mommies Daily・25 Jun 2024

detail-thumb

Kebiasaan sering membentak anak akan memengaruhi perkembangannya di masa depan. Yuk, mulai sadari dampak memarahi anak dari sekarang!

Seiring bertambahnya usia anak, pasti ada saja tingkah lakunya yang bikin emosi Mommies jadi terpancing dan akhirnya kelepasan membentaknya. Terkadang, meskipun Mommies sudah berteriak dan membentak, mereka tetap tidak akan mendengar omongan Mommies dan hanya akan nurut untuk sementara waktu. Itulah kenapa membentak anak hanya akan membuat mereka takut, tetapi tidak memahami akibat atau konsekuensi dari perbuatannya.

Meski sering kelepasan, Mommies sebaiknya hindari kebiasaan membentak anak selama mengasuh anak. Selain akan membuat anak menjadi takut, membentak anak juga dapat merusak kesehatan mentalnya. 

Selama masa pertumbuhannya, anak-anak akan menjadikan orang tuanya panutan dalam melakukan sesuatu. Nah, kebiasaan membentak ini bisa dianggap normal oleh anak dan mereka akan menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Nah, untuk mengatasi hal tersebut Mommies bisa coba mengelola emosi Mommies saat marah pada anak.

Lantas, apa saja dampak membentak anak? Mommies Daily pun berkesempatan untuk bertanya langsung pada Psikolog Klinis Anak dan Remaja, Firesta Farizal, M.Psi., Psikolog terkait dampak memarahi anak dengan bentakan dan cara memperbaiki mental anak yang sering dibentak. Yuk, simak selengkapnya di sini.

Dampak Membentak Anak

Berikut beberapa dampak membentak dan memarahi anak yang jarang Mommies dan para orang tua sadari.

1. Muncul Rasa Takut pada Anak

Mommies pastinya tidak mau hubungan anak dan orang tua berdasar pada rasa ketakutan. Jika dasar hubungan Mommies dan anak adalah ketakutan, biasanya anak akan menuruti apa yang Mommies sampaikan saat itu. Sayangnya, hal tersebut tidak akan bertahan lama dan bisa jadi anak justru akan mengulangi perbuatan yang sama atau ke depannya akan ada dampak-dampak negatif pada anak.

2. Menjadi Penakut

Rasa takut karena sering dibentak juga akan membuat anak berkembangnya menjadi ragu-ragu atau penakut untuk melakukan sesuatu. Sebab, mereka merasa segala hal yang mereka lakukan akan selalu salah di mata Mommies.

3. Hubungan Anak dan Orang Tua Jadi Merenggang

Dampak selanjutnya dari sering membentak anak akan membuat hubungan anak dan orang tua jadi merenggang dan connection atau keterhubungan anak dengan orang tua jadi kurang. Padahal sebetulnya connection yang baik adalah dasar dari anak bisa mengikuti aturan yang diberikan orang tua. Jadi, jika Mommies sering membentak justru semakin sulit mereka bersikap sesuai dengan yang Mommies harapkan.

4. Merasa Tidak Pantas untuk Disayang

Selain tumbuh jadi anak yang penakut, mereka juga akan merasa tidak percaya diri, merasa bahwa mereka tidak pantas untuk disayang atau diperlakukan dengan baik oleh orang lain.

5. Menganggap Dibentak adalah Hal yang Biasa

Saat berhadapan dengan situasi-situasi lain, seperti dibentak atau diperlakukan kasar oleh teman, anak akan sulit untuk melawan atau membela dirinya karena sudah terbiasa dibentak orang tua dan merasa pantas diperlakukan seperti itu.

BACA JUGA: 7 Perbedaan Parenting Asia dan Eropa, Orang Tua Harus Tahu!

6. Mengikuti Pola Bentakan Orang Tua

Orang tua adalah role model anak, sehingga anak akan mengikuti pola bentakan tersebut, seperti membentak orang tuanya atau justru karena takut membentak orang tua jadi membentak figur yang dianggapnya lebih lemah, yaitu teman, adik, atau orang-orang di sekitarnya.

7. Anak Merasa Sulit untuk Menghargai Orang Tua

Berawal dari hubungannya jadi merenggang dan connection dengan orang tuanya jadi kurang, anak juga akan merasa sulit untuk hormat dan menghargai orang tuanya karena sering dibentak di rumah.

8. Anak Jadi Sulit Bercerita

Ketika hubungannya merenggang dan anak-anak jadi semakin jauh dengan orang tua, Mommies akan semakin tidak tahu apa yang sedang dialami oleh mereka. Biasanya, anak yang sering dibentak jadi sulit untuk bercerita, tertutup, dan takut dimarahi atau dibentak jika menceritakan masalahnya. 

9. Pengalaman Traumatis yang Akan Terus Dibawa Anak

Kebiasaan sering dibentak akan menjadi pengalaman yang traumatis bagi anak dan bisa saja berefek panjang di masa depan, seperti meninggalkan luka psikologis dan bisa memengaruhi perilaku serta emosi anak saat menentukan pilihan-pilihan hidup di masa depan.

Foto: Kindel Media on Pexels

Cara yang Bisa Dilakukan untuk Menghindari Kebiasaan Membentak Anak

Ada beberapa cara yang bisa Mommies terapkan untuk menghindari kebiasaan membentak anak.

1. Orang Tua Mengenali Diri Sendiri Dulu

Orang tua butuh mengenali diri dulu, seperti melakukan refleksi diri di momen-momen seperti apa sih sampai akhirnya Mommies sering membentak anak, apa yang sebenarnya terjadi atau apa yang sedang Mommies rasakan. Jadi, usahakan untuk mempelajari dulu pola yang terjadi pada hidup Mommies. 

Sebab, bisa jadi Mommies dalam kondisi psikologis atau emosional yang kurang baik, ada pengalaman traumatis yang belum selesai, atau sedang dalam kondisi overwhelmed sehingga punya kecenderungan sering membentak anak.

2. Pelajari Tentang Anak

Pelajari juga tentang anak Mommies, seperti situasi apa yang memicu Mommies membentak anak. Hal ini bisa dilihat dari cara Mommies menyampaikannya, apakah Mommies berbicara tanpa mendekati anak sehingga anak tidak merespons langsung. Kalau kondisinya seperti itu berarti polanya harus diubah, Mommies harus memberikan instruksi mendekati anak sehingga mereka jadi lebih paham dengan apa yang Mommies sampaikan.

3. Bersikap Tegas Tetapi Tetap Baik

Mommies bisa bersikap tegas dan konsisten dengan apa yang disampaikan tanpa berteriak atau membentak anak. Sikap Mommies yang tegas dan konsisten dapat membuat anak jadi lebih mudah paham dan belajar dari kesalahannya.

4. Ajak Anak Bicara

Setelah memahami polanya, Mommies bisa ajak anak bicara dan minta maaf secara langsung sekaligus membahas cara apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki hubungan dengan anak. Meluangkan banyak waktu bersama anak sehingga anak kembali merasa terkoneksi dengan orang tuanya.

5. Konsultasi dengan Psikolog

Jika Mommies merasa masih sulit untuk mengelola emosi atau mengubah pola bentakan pada anak, Mommies disarankan segera konsultasi dengan Psikolog agar bisa diatasi dengan cepat. Sebab, semakin sering membentak anak akan memberikan dampak yang kurang baik pada perkembangan anak.

Cara Memperbaiki Mental Anak yang Sering Dibentak

Cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki mental anak yang sering dibentak adalah dengan mengubah pola bentakan agar Mommies tidak lagi sering membentak anak. Mommies bisa mengubahnya dengan melakukan evaluasi diri dan sering memperhatikan anak.

Jika terdapat efek-efek yang kurang baik bagi kesehatan mental anak, Mommies bisa segera konsultasi ke Psikolog Anak untuk menghindari luka traumatis akibat dibentak tersebut akan dibawa anak sampai dewasa nanti. Konsultasi ke Psikolog Anak juga akan membuat anak mendapatkan bantuan profesional yang dibutuhkan sesuai dengan keadaannya.

BACA JUGA: Dampak Pola Asuh Single Parent pada Tumbuh Kembang Anak

Penulis: Shandya Pricilla

Cover: master1305 on Freepik