Sorry, we couldn't find any article matching ''
Nilai Rapor Anak Tak Sesuai Harapan? Hindari Melakukan 5 Hal ini!
Nilai rapor yang jelek memang bisa bikin orang tua dan anak sama-sama kecewa. Bagaimana cara bijak menyikapinya? Ini saran dari pakar!
Mommies, jangan buru-buru bereaksi berlebihan terhadap nilai C atau D di rapor anak, terutama karena anak mungkin sudah merasa bersalah karenanya. Namun jangan didamkan jugam karena nilai C dan D menunjukkan bahwa ada pelajaran yang tidak mereka pahami.
Meski sangat dimengerti betapa besar dorongan untuk mencak-mencak begitu melihat minimnya angka warna biru di rapor anak, upayakan untuk tidak segera bereaksi negatif, apalagi mengucapkan sesuatu yang bakal Mommies sesali nanti.
BACA JUGA:
Dampak Terhadap Anak Jika Orang Tua Bereaksi Negatif
Menurut Aninda, S.Psi, M.Psi.T, Praktisi Psikologi Anak, ketika rasa marah mulai merambat naik, ingatlah dampaknya terhadap anak.
1. Anak memandang negatif dirinya
(Ucapan pedas Mommies) bisa membuat Anak jadi memandang negatif dirinya sendiri, yang disertai dengan jatuhnya rasa percaya diri anak. Seperti: “Aku bodoh. Aku tidak mampu. Aku mengecewakan orangtuaku.”
2. Motivasi belajar anak bisa berubah
Motivasi belajar anak bisa berubah ke dua arah yang ekstrim. Arah pertama: anak menjadi berusaha mati-matian dalam belajar karena ingin memberikan yang terbaik bagi orangtuanya, tanpa memedulikan dirinya sendiri, seperti kesehatan dan rasa stres yang dia rasakan. Arah kedua: anak menjadi demotivasi dalam belajar karena sudah terlanjur memandang dirinya negatif. Kedua arah ini tidak ada yang baik.
3. Meniru orang tua
Anak mungkin saja akan mencontoh cara bereaksi orang tua yang negatif itu jika dia dihadapkan dengan hal-hal yang membuatnya kecewa.
Hindari Melakukan 5 Hal Ini saat Rapor Anak Tak Sesuai Harapan
Iya, Mommies mungkin marah, malu, dan frustrasi. Semua perasaan tersebut dapat dimengerti, tetapi ada 5 hal yang TIDAK boleh orang tua lakukan ketika tahu nilai rapor anak nggak sesuai harapan.
1. Jangan berteriak
Situasinya sudah sangat buruk. Anda frustrasi dan murka, dan anak mungkin juga merasakannya. Berteriak hanya akan menambah ketegangan. Anak Mommies juga akan menutup diri. Sekalipun jelas-jelas itu akibat anak meremehkan pentingnya ujian, membentak dan memukul tidak akan membuat anak menangkap maksud Anda. Yang anak lihat hanya orang dewasa yang sedang murka dan kehilangan kendali
2. Jangan menasihati
Tahan diri untuk menceramahi anak panjang kali lebar. ‘Percakapan’ satu arah itu tidak akan membuat anak belajar apa pun. Jika Mommies memulai percakapan dengan kata-kata kasar atau bahkan berusaha bicara pelan dan lambat tapi anak tahu ada potensi badai tornado di baliknya, anak akan bersikap defensif dan mungkin menantang. Masalah nggak selesai, tensi Mommies malah naik-naik ke puncak gunung.
3. Jangan salahkan gurunya
Bahkan jika guru anak bukan guru teladan, tugas Mommies adalah membantu anak melihat di mana ia memiliki kendali atas situasi itu dan apa yang dapat ia lakukan untuk memperbaiki nilainya. Jika dia mengatakan, “Saya tidak suka cara Bu A mengajar” atau “Pak Guru B tu sentimen sama saya,” fokuskan kembali pembicaraan pada peran dan tanggung jawabnya sebagai murid.
Membiarkan anak menyalahkan guru akan membuatnya percaya bahwa keberhasilan atau kegagalannya dalam hidup ada di tangan orang lain, dan dia tidak memiliki kendali atas hidupnya atau tanggung jawab atas pilihannya.
4. Jangan fokus hanya pada hal-hal negatif
Kemungkinan besar, di dalam rapor anak Mommies juga ada nilai yang bagus. Mungkin dia mendapat nilai A dalam bidang seni, atau mungkin seorang guru memperhatikan seberapa baik dia bekerja sama dengan siswa lain.
Temukan sesuatu yang positif untuk dibicarakan sehingga anak Anda tidak merasa bahwa semua yang Anda lihat hanyalah hal-hal yang tidak mampu dia lakukan. Jika ternyata nggak ada satu pun mata pelajaran yang mendapatkan niai bagus, Mommies bisa bicara dan berdiskusi dengan guru anak Mommies.
5. Jangan bicara soal nilai saja
Nilai memang penting. Namun jangan lupa, nilai hanyalah indikator dari area kecil dalam kehidupan anak. Nilai ujian bagus dan buruk bukanlah indikator permanen mengenai karakter atau nasib anak Mommies, atau dalam hal pola asuh Mommies.
Jadi ketika Mommies bicara sama anak, alih-alih berfokus pada nilai, coba fokus pada kebiasaan belajarnya, rutinitas sekolah, akivitas, dan pilihan sehari-hari yang dapat mengembalikan anak Mommies ke jalur yang benar. Penelitian menunjukkan bahwa berfokus pada nilai, dan bukan pada pertumbuhan dan proses bagaimana nilai didapatkan, akan membuat anak kehilangan motivasi belajar.
Foto: Freepik
7 Hal yang Harus Dilakukan saat Rapor Anak Tidak Sesuai Harapan
Ketika tahu anak mendapat nilai yang kurang baik, orang tua dapat menyikapi situasi ini secara bijak sesuai saran dari praktisi psikologi anak di bawah ini.
1. Berikan waktu
Hal pertama yang ingin Mommies lakukan adalah tidak buru-buru bereaksi saat itu juga. Memang sangat menggoda untuk mengungkapkan rasa frustrasi Anda, terutama jika ini bukan pertama kalinya.
2. Lakukan diskusi
Tunggulah hingga Mommies sedikit tenang dan jadwalkan waktu untuk berbicara. Ini akan menghindari keributan tambahan yang nggak produktif dan reaksi buruk dari anak. Ajukan beberapa pertanyaan ini: “Menurutmu kenapa nilai rapormu buruk?; “Apakah nilai ini sudah sesuai sama usahamu?”
Anak kemungkinan besar akan menunjukkan kepada Mommies masalah yang dihadapinya dan solusinya. Jika guru berbicara terlalu cepat, mungkin anak bisa dibekali alat perekam.
3. Cari cara agar anak senang belajar
Nggak banyak anak yang suka matematika. Tapi ingat pepatah, tak kenal maka tak sayang? Jika anak kesulitan dalam matematika, perkenalkan anak dengan permainan komputer berbasis pembelajaran. Ini akan membantunya akrab dan menyukai angka-angka.
4. Mengevaluasi cara belajar
Apakah masih ada yang kurang? Jika kurang, apa yang kurang? Dan bagaimana cara meningkatkannya? Orang tua perlu merefleksikan tentang hal ini.
5. Melakukan introspeksi
Introspeksi sejauh mana andil orang tua dalam pembelajaran anaknya. Apakah selama ini turut menemani? Jika orangtua sibuk, apakah anak diberikan fasilitas untuk membantunya belajar (seperti guru privat)?
6. Memotivasi anak
Orang tua perlu memotivasi anak untuk bisa semakin baik dalam belajar dan berprestasi. Tentunya dengan cara melihat hal-hal baik yang sejauh ini sudah dilakukan oleh anak. Lihat pencapaian yang sudah berhasil anak raih dan sampaikan terima kasih kepada anak karena sudah berusaha sebaik-baiknya. Karena sebenarnya proses belajar itu tidak hanya soal nilai akhir, melainkan ada proses yang perlu orang tua maknai dan hargai.
7. Cari tahu di mana anak lebih mahir
Beberapa anak yang mendapat nilai C, bisa saja unggul di pelajaran musik, seni, atau atletik. Bantu anak mengembangkan bakatnya tetapi tetap bantu dia memperbaiki nilai-nilai di mata pelajaran lain. Tidak harus mendapatkan nilai sempurna.
Bantu anak memahami pembelajaran akademis dan sosial-emosional sesuai tingkat kelasnya. Ini mencakup kemampuan bekerja sama sebagai anggota tim, pemecahan masalah, berpikir kritis, dan komunikasi.
BACA JUGA:
Cover: Freepik
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS